Berita Bekasi Nomor Satu

Pj Bupati Cari Solusi Penanganan Sampah

MENATA SAMPAH: Sebuah alat berat menata sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng, Setu, Kabupaten Bekasi, Selasa (30/5). Perluasan TPA Burangkeng menjadi program prioritas Pemerintah Kabupaten Bekasi. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Penjabat (Pj) Bupati Bekasi, Dani Ramdan, menjadikan program prioritas penanganan sampah dalam periode ketiga kepemimpinannya di Kabupaten Bekasi

Berbagai cara pengelolaan sampah terus dijajaki, untuk menyelesaikan persoalan yang sudah bertahun-tahun tidak tertangani.

Menurut Dani, penyelesaian persoalan sampah harus mendapat perhatian khusus, karena akan mengubah pola pengelolaan secara menyeluruh di Kabupaten Bekasi.

“Sampah merupakan salah satu yang menjadi perhatian saya sejak bertugas di Kabupaten Bekasi. karena ini persoalannya sudah berlangsung sekian tahun, tapi tidak ada solusinya. Maka dari itu, saya berkomitmen untuk menyelesaikan ini,” terang Dani.

Kata dia, permasalahan utama sampah di Kabupaten Bekasi, yakni pengelolaannya masih menggunakan cara konvensional. Sampah yang diangkut hanya ditumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng. Sedangkan sejak lebih dari lima tahun lalu, satu-satunya TPA di Kabupaten Bekasi ini, sudah melebihi kapasitas (overload).

Selain itu, pelayanan sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi terbatas. Dari sekitar 1.200 ton sampah yang diproduksi setiap hari, hanya sekitar 700-800 ton yang mampu diangkut. Alhasil, ratusan ton sampah lainnya terpaksa dibuang di sembarang tempat.

Kondisi ini yang membuat banyak ditemukan tempat pembuangan sampah ilegal. Bahkan, sering ditemukan sungai yang viral karena tertutup ratusan ton sampah.

Dari serangkaian persoalan ini, solusi jangka pendek telah direalisasikan pada periode kedua masa tugas Dani, yaitu dengan memperluas lahan TPA Burangkeng 1,2 hektar.

Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) nomor 12 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi 2011—2031, luas TPA Burangkeng dibolehkan hingga 11,5 hektar. Sedangkan luas saat ini, baru mencapai 8,2 hektar, atau masih kurang 2,3 hektar.

Lanjut Dani, sebenarnya Pemkab Bekasi hendak membebaskan 2,5 hektar atau seluruh lahan. Namun, berdasarkan perhitungan Kantor Jasa Penilai Publik, anggaran yang dibutuhkan untuk pembebasan lahan tersebut tidak mencukupi.

Alhasil, dari 2,3 hektar tersebut, baru 1,2 hektar yang dibebaskan saat ini. Lahan yang dibebaskan terdiri dari enam bidang tanah yang berada berdampingan dengan TPA Burangkeng.

“Memang perluasan lahan TPA ini bukan menyelesaikan masalah secara keseluruhan. Karena cepat atau lambat, lahan yang ada juga akan dipenuhi sampah, jika sistem pengelolaan hanya ditumpuk,” ujarnya.

Dani menjelaskan, dirinya telah melakukan banyak kunjungan ke berbagai daerah, untuk mengadopsi pola pengelolaan sampah, mulai dari Bogor hingga Solo.

Beberapa opsi yang bisa diterapkan, yakni membuat Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R), di mana seluruh sampah dapat dipilah hingga daur ulang. Kemudian, dengan memanfaatkan maggot hingga sampah biar dikonversi menjadi nilai ekonomi.

Opsi ini perlu dibangun di setiap kecamatan dan desa, sehingga mampu mereduksi jumlah sampah yang dibuang ke TPA Burangkeng.

“Targetnya, bagaimana sampah yang dibuang ke TPA Burangkeng itu hanya residu, dan jumlahnya akan menyusut. Ini yang akan saya kejar,” janji Dani.

Untuk merealisasikan target tersebut, Dani mengaku terus berkomunikasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah provinsi dan kementerian. Komunikasi juga dilakukan dengan perguruan tinggi, untuk ikut serta mengkaji dan pihak swasta dalam kepentingan investasi.

“Komunikasi juga tentu dengan legislatif, sehingga target ini bisa didukung semua pihak,” harapnya.

Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, BN Holik Qodratullah, menyatakan siap membantu berkomunikasi dengan berbagai pihak, terutama di internal legislatif.

“Saya akan mengajak Pak Pj Bupati Bekasi untuk berkomunikasi dengan partai-partai politik, sekaligus menjaga kondusifitas Kabupaten Bekasi. Termasuk serangkaian program, karena memang itu yang dibutuhkan masyarakat,” ucap Holik. (and)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin