Berita Bekasi Nomor Satu

Tiga Rektor Kampus Ini Ngaku Diminta Bikin Video Testimoni Positif Jokowi, Katanya Ada Tim Operasi Perguruan Tinggi

Presiden Jokowi. Foto: Dok Setpres

RADARBEKASI.ID, JAWA TENGAH – Tiga rektor kampus perguruan tinggi di Kota Semarang, Jawa Tengah, mengaku disuruh untuk membuat video testimoni positif terkait kinerja Presiden Jokowi.

Ketiga rektor tersebut adalah Rektor Soegijapranata Catholic University (SCU) Fernandius Hindarto, Rektor Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Mudzakir Ali dan Rektor Universitas Sultan Agung (Unissula) Gunarto.

Rektor Unissula Gunarto mengatakan bahwa ada seorang mantan rektor perguruan tinggi yang mendatanginya untuk meminta tak ikut membuat seruan seperti civitas academica kampus lainnya yang mengkritik Jokowi.

BACA JUGA: Mahasiswa Desak Jokowi Netral

Dia menyebut ada tim operasi perguruan tinggi yang diduga menjadi alat pembendung kritik terhadap Jokowi menjelang pencoblosan Pemilu 2024.

“Saya diminta untuk tidak membuat petisi mengkritik Jokowi. Namun, saya menolak,” katanya, Jumat (9/2/2024) dikutip dari Jpnn.

Ditanya terkait siapa tim operasi perguruang tinggi tersebut, Gunarto tak mau mengungkapkan identitasnya.

BACA JUGA: Aliansi Mahasiswa Bekasi – Karawang ‘Sentil’ Jokowi

“Dia bagian dari tim, bukan seorang aparat,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dia saat ini akan menghimpun kekuatan untuk menggelar seruan atau petisi sebagai kritik terhadap kemunduran demokrasi yang memburuk belakangan ini.

“Kami atas nama Unissula akan menyampaikan petisi bau busuk nepotisme di Pemilu 2024,” pungkas Gunarto.

BACA JUGA: Polisi Selidiki Kabel Fiber Optic Penjerat Leher Mahasiswa di Bekasi

Sementara itu, Rektor Unwahas Mudzakir Ali juga menolak saat diminta untuk membuat video positif kinerja Jokowi. “Saya disuruh bikin testimoni Pemilu 2024, tetapi isinya juga ada dukungan kepada Pak Jokowi,” katanya.

Dia pun menolak untuk membuat video positif Jokowi. Namun dia memilih untuk membuat Pemilu damai dengan bahasanya sendiri. “Yang menghubungi saya mengaku sebagai polisi melalui telepon seluler,” ujarnya.

Mudzakir mengatakan diberi alternatif disuruh testimoni Pemilu damai dan dukungan kepada Jokowi. “Ada opsi pilihan macam-macam,” ungkapnya.

BACA JUGA: Mahasiswa Bekasi Korban Terjerat Fiber Optic di Jalan Candrabhaga, Akhirnya Lapor Polisi

Setelah dia membuat video Pemilu damai dan tidak memihak kepada paslon mana pun, video itu tidak diunggah oleh

kepolisian.

“Tidak diunggah oleh kepolisian. Namun, saya paham permintaan itu bertujuan untuk meredam panasnya Pemilu 2024 ini,” ujarnya.

Sebelumnya, Rektor Soegijapranata Catholic University (SCU) Kota Semarang Fernandius Hindarto menolak ketika disuruh untuk membuat video testimoni positif kinerja Presiden Jokowi.

BACA JUGA: Leher Mahasiswa di Bekasi Ini Nyaris Putus Tersangkut Kabel Fiber Optic di Jalan Candrabhaga

Dia mengatakan permintaan dibuatkan video tersebut dari orang yang mengaku sebagai polisi. “Ada seorang pemilik nomor yang mengaku sebagai polisi menghubungi saya pada Jumat kemarin (2 Februari 2024). Whatsapp dari Angola

Polrestabes Semarang atas instruksi Polda Jateng,” katanya, Rabu (7/2/2024).

Isi pesan tersebut, kata dia, pertama diminta mengapresiasi kinerja Pak Jokowi. Kedua bahwa Pemilu 2024 mencari penerus Pak Jokowi. “Yang ketiga lupa. Namun, saya enggak respons, karena kami memang berbeda,” ujar dia. (jpnn)