RADARBEKASI.ID, BEKASI – Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) SMA Kota Bekasi yang diketuai oleh Misludin fokus berupaya agar guru BK bisa dirasakan keberadaannya oleh siswa di sekolah.
Guru BK di sekolah berperan antara lain mendengarkan maupun memberikan solusi bagi siswa yang memiliki masalah baik di dalam maupun luar sekolah. Misludin mengatakan, pihaknya fokus berupaya agar guru BK bisa dirasakan keberadaannya oleh peserta didik.
“Saat ini konsen kami adalah bagaimana guru BK bisa dirasakan keberadaannya oleh para siswa di sekolah,” ungkapnya kepada Radar Bekasi Sabtu (30/7).
Menurutnya, guru BK memiliki perbedaan yang tidak dimiliki oleh guru umum lainnya. Antara lain, cara pemahaman guru BK dalam menyelesaikan masalah siswa.
“Kami guru BK itu berbeda dengan guru umum lainnya, kenapa berbeda. Karena kami memiliki bekal ilmu tentang bimbingan dan konsultasi, dimana cara penyelesaian masalah kami adalah sharing dan berbicara secara terbuka dengan siswa,” tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan, pendekatan dan pengenalan kepada siswa harus selalu dilakukan oleh guru BK. Sebab menurutnya perubahan sikap dan perilaku siswa dapat berubah sewaktu-waktu.
“Guru BK itu harus bisa melakukan pendekatan dan pengenalan kepada siswa secara berkala, karena siswa itu masih remaja dan masih masuk dalam kategori labil. Jadi perubahan sikap itu bisa terjadi sewaktu-waktu,” ucapnya.
Melalui penerapan Kurikulum Merdeka, guru BK juga diminta untuk cepat dapat beradaptasi. Dengan demikian, beberapa pelatihan kini giat dilakukan oleh MGBK SMA Kota Bekasi.
“Kami ingin keberadaan kami selalu dirasakan oleh siswa, dimana dalam Kurikulum Merdeka yang akan diterapkan nanti. Kami juga harus paham, bagaimana implementasi guru BK yang harus diterapkan kepada siswa,” terangnya.
Oleh karenanya, MGBK SMA Kota Bekasi kini tengah aktif melakukan sosialisasi implementasi guru BK dalam Kurikulum Merdeka melalui kerjasama yang dilakukan di beberapa perguruan tinggi.
“MGBK SMA Kota Bekasi saat ini, sedang sama-sama belajar tentang penerapan Kurikulum Merdeka. Makanya kami sedang giat melakukan sosialisasi tentang penerapan Kurikulum Merdeka kepada guru-guru BK,” tukasnya.
Bermain Catur dan Berenang
Di tengah padatnya aktivitas sebagai guru, pria berusia 50 tahun ini tetap meluangkan waktu untuk rehat.
“Di sela padatnya aktivitas sebagai seorang guru, saya selalu sempatkan untuk beristirahat dan melakukan kegiatan yang saya senangi,” ungkapnya.
Beberapa hobi yang dijalankan antaralain bermain catur dan berenang kerap menjadi peneman baginya untuk mengisi waktu luang saat beristirahat.
“Saya itu hobi bermain catur dan berenang, menurut saya dua hobi ini dapat membuat saya lebih rileks dan bisa menjadi pilihan untuk saya mengisi waktu libur atau waktu luang,” terangnya.
Menurutnya, rehat dari segala aktivitas menjadi sebuah kewajiban bagi setiap orang. Sebab jika aktivitas dilakukan terus menerus tanpa ada jeda waktu untuk beristirahat, akan berdampak tidak baik bagi pikiran dan fisik seseorang.
“Tubuh dan pikiran kita itu butuh istirahat, maka lakukanlah aktivitas yang membuat diri kita happy. Setelah itu lakukan lah aktivitas kembali dengan penuh semangat,” pungkasnya. (dew)
BIODATA
Misludin
Lahir: Kuningan, 10 April 1972
Riwayat Pendidikan:
- MI Subang Kuningan (1985)
- MTs Subang Kuningan (1988)
- Pendidikan Guru Agama Ciamis (1991)
- S1 Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas As-Syafi’iyah (1997)