Berita Bekasi Nomor Satu

Supplier Tagih Pembayaran Material untuk Gedung STTD

Supplier Tagih Pembayaran Material untuk Gedung STTD

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sejumlah massa mendatangi dan menggeruduk gedung Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD), di Desa Cibuntu, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi, Rabu (12/7).

Mereka menuntut pembayaran material bangunan oleh kontraktor untuk gedung STTD baru tersebut.

“Aksi ini untuk menagih uang material saya yang mengirim barang berupa hebel, semen dan lainnya,” ujar supplier barang PT Lintar, Surya Wijaya (34), usai melakukan aksi.

Kata dia, gedung baru yang berdiri lima lantai itu, diperuntukkan sebagai asrama taruna STTD. Surya sebagai supplier bangunan di lingkungan sekitar, saat itu mendapat orderan dari pemegang proyek di gedung STTD. Pengerjaan awal gedung baru asrama tersebut, rupanya sudah mulai dibangun sejak 2021 lalu.

“Proyek yang dikerjakan pihak WKN ini, menang tender untuk pembangunan gedung STTD, namun pihak STTD seolah tutup mata,” beber Surya.

Dari awal pembangunan, selama enam hingga delapan bulan pertama pengiriman barang, seperti semen dan hebel, berjalan lancar dan pembayarannya dua bulan setelah pengiriman. Namun setelah itu, pemegang proyek gedung di STTD, belum mencairkan sisa pembayaran.

Kata Surya, uang material bangunan yang sudah digunakan oleh kontraktor itu, hingga saat ini belum dibayar sebanyak Rp 194 juta, plus uang operasional sebelumnya Rp 50 juta.

“Tagihan Rp 194 juta belum dibayar, dan tiap hari saya datang, dan sudah keluar hampir Rp 50 juta,” tuturnya.

Dua tahun berselang, hingga pembangunan gedung selesai, belum ada pelunasan bahan material. Bahkan dirinya pernah dimediasi oleh pihak STTD dengan kontraktor, namun tidak menemukan titik terang.

Belakangan, Surya sempat mendapat kabar bila sudah ada uang yang dicairkan berbentuk bank garansi setelah lebaran 2023 lalu oleh pihak kontraktor. Namun setelah dirinya mengkonfirmasi ke pihak STTD, belum ada jawaban pasti.

“Katanya uang saya sudah cair dari pihak WKN, tapi nggak tau cairnya kemana, saya konfirmasi ke pihak STTD, malah tidak ada tanggapan,” sesal Surya.

Kerugian materil tak hanya menimpa dirinya saja, melainkan juga ada juga rekan yang lainnya, seperti mandor, penyalur barang belum mendapatkan haknya.

“Mandor lain belum dibayar, ada yang hampir Rp 500 juta, dan Rp 100 juta bervariasi, untuk mortar ada Rp 800 juta, saya sudah serahkan ke pengacara,” tuturnya.

Kini Surya berharap, pihak STTD dan kontraktor menemuinya dalam waktu dekat, untuk menerangkan perihal belum dibayarnya material yang sudah terpasang di gedung tersebut. (pra)