RADARBEKASI.ID, BEKASI – Ekonomi Jawa Barat berhasil tumbuh 4,94 persen hingga triwulan III 2023. Jika dilihat berdasarkan struktur dan pertumbuhan ekonomi serta sumber pertumbuhan ekonomi sisi lapangan usaha, industri pengolahan masih memiliki kontribusi tertinggi hingga triwulan III 2023.
Sementara jika dilihat dari struktur dan pertumbuhan ekonomi sisi pengeluaran, konsumsi RT masih memiliki kontribusi tertinggi hingga triwulan III 2023. Sementara berdasarkan sumber pertumbuhan dari sisi pengeluaran, ekspor memberikan andil tertinggi dibanding sektor lainnya.
Ekspor Jawa Barat memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi Jawa Barat. Ekspor Jawa Barat sangat ditentukan oleh ekspor nonmigas utamanya dari sektor Industri Pengolahan yang berkontribusi hingga 98,48 persen, diikuti sektor migas sebesar 0,98 persen, kemudian sektor pertanian sebesar 0,47 persen serta sektor pertambangan dan lainnya sebesar 0,07 persen.
Dengan komposisi golongan barang utama yakni di sektor kendaraan dan bagiannya yang paling dominan dengan komposisi 20,83 persen disusul mesin dan perlengkapan elektrik yang mencapai 13,45 persen.
Sementara untuk komponen Plastik dan Barang dari Plastik yang merupakan komoditi ekspor paling kecil mengambil bagian di 1,96 persen. (Lihat Grafik)
Menurut Kepala Dinas Perindustrian Provinsi Jawa Barat Noneng Komara Nengsih, selama 2023 ini Disperindag Jabar telah melakukan berbagai langkah sebagai bentuk implementasi strategi serta kontribusi terhadap ekspor khususnya ekspor nonmigas.
Di antaranya promosi dagang melalui pameran dagang nasional maupun internasional, digitalisasi dan networking management.
“Upaya kami mempromosikan berbagai produk ke ajang promosi dan misi dagang di luar negeri diantaranya juga memperkenalkan para pelaku usaha melalui Perwakilan Dagang yang berada di luar negeri seperti Atase Perdagangan, Indonesia Trade Promotion Center (ITPC), atau Fungsi Ekonomi/Fungsi Perdagangan di KBRI/KJRI dengan mengirimkan katalog produk maupun sample produk atau kegiatan Business Matching,” ujar Noneng.
Dalam usaha networking management, lanjut Noneng, penjaringan pelaku usaha dengan memanfaatkan teknologi digital melalui website Indag Foreign Trade Integrated System (INFINITY). Website dibangun dengan tujuan agar mengintegrasikan segala hal terkait ekspor di Jawa Barat termasuk diantaranya integrasi database pelaku usaha ekspor di Jawa Barat.
Datanya diperoleh dari berbagai stakeholder ekspor di Jawa Barat antara lain dinas sektor teknis di lingkup Provinsi Jawa Barat, dinas di Kabupaten/Kota di Jawa Barat, serta stakeholder lainnya.
“Juga dorongan pemanfaatan Surat Keterangan Asal/Certificate of Origin di wilayah Jawa Barat agar pelaku usaha dapat lebih berdaya saing di pasar internasional. Surat Keterangan Asal adalah dokumen penyerta ekspor turunan dari perjanjian dagang internasional yang dapat mengurangi tarif bea masuk barang ketika melakukan ekspor,” beber Noneng dalam menjabarkan strategi Pemprov Jabar dalam mempermudah akses eskpor.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, selama 2023 strategi dan upaya Disperindag Jabar dalam memperluas pasar ekspor yaitu mengikuti berbagai pameran terbaik di luar negeri diantaranya:
– Pameran Tokyo International Gift Show (TIGS) pada bulan Februari 2023, dilakukan dalam rangka mempromosikan produk fashion, kerajinan, ekonomi kreatif yang bekerjasama dengan Dekranasda Jawa Barat);
– Pameran Specialty Coffee Expo – Oregon, Portland Amerika Serikat pada bulan April 2023, dilakukan dalam rangka mempromosikan produk kopi unggulan Jawa Barat;
– Pameran Thaifex Anuga Asia di Thailand (bulan Mei 2023), Seoul Food di Korea Selatan (bulan Juni 2023), dan Malaysia International Halal Showcase (MIHAS) ( September 2023), dilakukan dalam rangka mempromosikan produk makanan dan minuman dari pelaku usaha khusus Petani Milenial Jawa Barat, seperti: rendang kaleng, artisan teh, keripik gedebog pisang, keripik jamur, madu, sambal ikan, keripik kulit ayam;
– Pameran Centrestage Hongkong sekaligus misi dagang di Hong Kong bersama KJRI Hong Kong pada bulan September 2023 yang dilakukan dalam rangka mempromosikan produk fashion, kerajinan, dan ekonomi kreatif lainnya seperti makanan olahan.
– Dan terakhir adalah Pameran Vietnam Food Expo pada bulan Desember 2023 yang dilakukan dalam rangka mempromosikan produk Petani Milenial Jawa Barat komoditas rempah dan makanan olahan.
Selama 2023, beber Noneng, Jawa Barat mencatatkan nilai ekspor mencapai 3,12 miliar USD atau meningkat 2,43 persen jika dibandingkan September 2023. Namun dibandingkan periode yg sama tahun sebelumnya (Oktober 2022) turun 0,84 persen.
Ekspor Nonmigas Oktober 2023 mencapai 3,07 miliar USD. Secara kumulatif nilai ekspor Jawa Barat Januari-Oktober 2023 mencapai 30,76 miliar USD atau mengalami penurunan sebesar -5,54 persen dibanding periode yang sama 2022.
”Tantangan dan kendala yang dihadapi pelaku usaha dalam mengembangkan pasar ekspor utamanya pelaku usaha UMKM antara lain Kualitas produk UKM/IKM yang perlu ditingkatkan supaya berdaya saing secara nasional maupun internasional. Juga kuantitas kontinuitas produk berupa kapasitas produksi UKM yang belum memadai dalam memenuhi target pemenuhan kebutuhan buyer selain pemahaman mengenai administrasi ekspor,” ujarnya.
“Untuk itu, Disperindag Jabar berkomitmen untuk terus mendorong pelaku usaha dalam meningkatkan ekspor mereka melalui berbagai program antara lain fasilitasi kemasan, pembinaan dan pelatihan pelaku usaha, bimbingan teknis dan konsultasi, serta promosi dan misi dagang,” pungkas Noneng. (*)
GRAFIK
• – Kendaraan dan bagiannya (20,83 persen),
• – Mesin dan perlengkapan elektrik (13,45 persen),
• – Mesin dan peralatan mekanis (8,08 persen),
• – Alas kaki (6,78 persen),
• – Barang-barang rajutan (5,73 persen),
• – Karet dan Barang dari Karet (4,58 persen),
• – Pakaian jadi Bukan Rajutan (3,65 persen),
• – Serat Staffel Buatan (2,83 persen),
• – Kertas/ Karton (3,03 persen) dan
• – Plastik dan Barang dari Plastik (1,96 persen)