Berita Bekasi Nomor Satu

Prosesi Penyembelihan Hewan Kurban di Tengah Pandemi Covid-19

ILUSTRASI: Penyedia jasa jagal hewan, H Mathair bersama hewan kurban yang juga dijajakannya di wilayah Jatiasih. Hingga saat ini, jasa jagal penuh dibooking sejumlah pengurus DKM. M HARY FAUZAN/RADAR BEKASI
ILUSTRASI: Penyedia jasa jagal hewan, H Mathair bersama hewan kurban yang juga dijajakannya di wilayah Jatiasih. Hingga saat ini, jasa jagal penuh dibooking sejumlah pengurus DKM. Foto:M.Hary Fauzan/Radar Bekasi 

Prosesi pemotongan hewan kurban yang biasa dilakukan usai menjalankan salat Idul Adha nampaknya akan sedikit berbeda di tahun 2020 ini. Sejumlah protokol kesehatan diterapkan pemerintah guna menekan penyebaran Covid-19. Seperti apa langkah yang dilakukan sejumlah Dewan Kemakmuran Masjid (DKM)?, berikut laporannya.

Laporan: M HARY FAUZAN

Bekasi Timur

Surat edaran nomor 451/4323-Setda.Kessos, tentang penyelenggaraan Salat Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban Tahun 1441H/2020 M di masa tatanan hidup baru masyarakat produktif aman Covid-19, ternyata telah menjadi berkah tersendiri bagi tukang potong hewan atau biasa disebut jagal.

Kini, ditengah kewaspadaan dan kehati-hatian masyarakat menghadapi Covid-19, para pengurus DKM di Kota Bekasi memilih sejumlah alternatif guna penerapan protokol kesehatan menjelang perayaan Idul Adha 1441 H/2020, pada 31 Juli 2020.

Hal ini, lantaran banyaknya peraturan protokol kesehatan sesuai edaran yang ditandatangani oleh Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi tentang pelaksanaan proses penyembelihan hewan qurban. Diantaranya, penerapan jaga jarak fisik (Physical distancing) saat pelaksanaan.

Ketua DKM Masjid Nurul Hidayah, Arenjaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi, H Rimbang mengakui, pelaksanaan proses penyembelihan hewan qurban di setiap tahunnya menjadi kegiatan wajib di Hari Raya Idul Adha. Namun berbeda dengan tahun sebelumnya, kali ini pihaknya berencana menggunakan jasa tukang potong atau jagal.

“Kita biasanya menyiapkan kepanitian untuk pelaksanaan, dan itu pun dari jamaah panitianya. Kita bersama-sama ngerjain bisa sampai 40 orang, tapi buat tahun ini kemungkinan tak bisa di gelar dengan cara itu untuk terapkan protokol kesehatan yang dikasih pemerintah, dan kini untuk tetap bisa digelar kita pakai jasa jagal,” kata H Rimbang ditemui di Masjid Nurul Hidayah belum lama ini.

Ia mengakui, penyedia jasa jagal hewan utamanya hewan kurban cukup sulit dicari. Bahkan, kata dia, rata-rata orang yang dibutuhkan untuk melakukan proses penyembelihan hewan qurban itu sudah banyak dibooking (dipesan) orang. Alhasil, sampai kini pencarian jasa jagal itu masih terus dilakukan oleh sejumlah jamaah dan dirinya.

“Sempat cari didaerah Tambun, namun pas kita temuin orangnya katanya udah dipesen sama DKM lain, terus ada juga jamaah ikut mencari cuma sampai kini belum ada yang dapet. Rata-rata ya tadi sudah banyak dipesen duluan,” ungkap H Rimbang.

Terpisah, pengurus DKM Musala Al-Ikhlas di wilayah yang sama, Fatulloh mengungkapkan hal senada. Supaya bisa mengikuti aturan pemerintah saat ini dia dan para jamaahnya sepakat, kegiatan penyembelihan hewan qurban saat Idul Adha nanti bakal gunakan jasa jagal. Hal ini demi mengantisipasi kepadatan pada waktu pelaksanaan tersebut yang kerap ramai dengan panitia lingkungan sekitar.

“Untuk tahun ini DKM sepakat, untuk tak banyak mempersiapkan panitia proses penyembelihan hewan qurban banyak-banyak seperti tahun sebelumnya yang memang dilakukan bersama-sama para jamaah, dan memilih gunakan jasa jagal saja yang sampai saat ini masih dicari,” kata Fatulloh.

Senada disampaikan oleh DKM Masjid sebelumnya, diakui Fatulloh, pihaknya saat ini masih mencari-cari tukang jagal di sejumlah wilayah, termasuk meminta bantuan jamaah yang mungkin punya kenalan para pelaku jasa jagal tersebut. “Saya sebetulnya pernah kenal dengan orang-orang jagal, karena dulu orangtua kerja di pasar. Tapi waktu saya hubungi mereka udah dipesen untuk motong di tempat lain,” katanya.

Menurut Fatulloh, sepengetahuan dia jasa jagal itu memang laris manis jelang Idul Adha. Dimana-mana, mereka biasa telah mengikat kerjasama dengan para DKM Masjid baik di intansi pemerintah atau di masjid yang tersebar di berbagai wilayah. Dijelaskan Fatulloh, untuk biaya yang ditarif para jagal itu pun beragam bisa mencapai Rp 1,2 juta.

“Ya saya tahu harganya itu berkisar dari 700ribu – 1 jutaan, tapi itupun tergantung pekerjaan karena ada yang cuma proses sampai belah 4, potong, kulitin, hingga belah 4 atau turunin daging, dan ada pula yang sampai potongin daging dan tulang (cacah) sehingga panitia tinggal terima beres dikantongi dan dibagiin ke mustahiq. Jadi, harga itu tergantung dari yang pesen jasanya,” ungkapnya.

Sementara itu, salah satu tukang jagal di wilayah Jatiasih sekaligus penjual jasa hewan qurban di depan pasar Jatiasih, H Mathair mengatakan, pihaknya terima jasa potong hewan kurban, namun khusus konsumen yang membeli hewan ditempatnya. “Kita ada jasa potong tapi khusus yang beli disini, dan biasanya itu harga sudah termasuk pembelian sapi,” ucapnya.

Menurutnya, jasa jagal biasanya tidak sama tergantung keahlian. Tapi kalau untuk tukang jagal di tempatnya sudah punya pengalaman semua, karena telah biasa bekerja sehari-hari di pasar atau tempat khusus pemotongan hewan di daerah tempat asalnya. ” Mereka emang tukang daging dan biasa kerja potong hewan, jadi kalau biasa disuruh kerja itu yang saya tahu jasanya Rp750 sampai Rp1,2 juta,” terangnya.

“Nah kalaupun untuk temen-temennya itu, kalau setiap Idul Adha gini rata-rata juga udah punya kerjaan atau dibooking orang. Kalau dibilang susah cari jasa jagal itu emang benar, mereka soalnya udah langganan,” pungkasnya. (*)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin