RADARBEKASI.ID, BEKASI – Belum semua siswa dan guru menerima bantuan kuota data internet dari pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk mendukung pembelajaran jarak jauh selama pandemi. Diketahui, bantuan tahap pertama mulai disalurkan oleh operator telekomunikasi pada 22-24 September 2020.
Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Jatiasih Misan mengatakan, sebagian besar sekolah belum menerima bantuan kuota data internet yang diberikan oleh pemerintah untuk mendukung siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh.
“Melihat pemantauan di grup kepala sekolah, hampir semua belum mendapatkan pencairan bantuan kuota di tahap pertama pada bulan ini,” ujar Misan, kepada Radar Bekasi, Kamis (24/9).
Sesuai petunjuk teknis yang dibuat oleh Kemendikbud, kuota data internet dibagi atas kuota umum dan kuota belajar. Kuota umum dimaksud adalah kuota yang dapat digunakan untuk mengakses seluruh laman dan aplikasi.
Kuota belajar adalah kuota yang hanya dapat digunakan untuk mengakses laman dan aplikasi pembelajaran tertentu. Besaran kuota internet untuk peserta didik jenjang PAUD mendapatkan 20GB per bulan dengan rincian 5GB untuk kuota umum dan kuota belajar 15GB, jenjang pendidikan dasar dan menengah mendapatkan 35GB per bulan, dengan rincian 5GB untuk kuota umum dan kuota belajar 30GB.
Sementara itu pendidik akan mendapatkan kuota dengan kategori PAUD, pendidikan dasar dan menengah akan mendapatkan 42GB per bulan, dengan rincian 5GB kuota umum dan 37GB kuota belajar. Terakhir, kuota internet untuk mahasiswa dan dosen yakni 50GB per bulan dengan rincian 5GB kuota umum dan 45GB kuota belajar. Bantuan akan disalurkan selama September-Desember.
Lebih lanjut Misan mengatakan, semua tahapan untuk mendapatkan bantuan telah dilakukan oleh masing-masing satuan pendidikan. Mulai dari data nomor handphone siswa dan guru serta Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang ditandatangani kepala sekolah telah diunggah ke aplikasi Data Pokok Kependidikan (Dapodik).
“Mungkin kalo gak cair di tahap pertama, kita mendapatkan waktu pencairan di tahap kedua,” tukasnya.
Guru SMKN 7 Kota Bekasi Mariadi Sosiawan menyampaikan hal serupa. Ia mengaku, belum ada bantuan kuota data internet yang masuk ke nomor hpnya. Untuk mengajar, dirinya masih menggunakan kuota data pribadi.
“Belum cair ke nomor saya, tapi sebagian kerabat saya sudah. Mungkin saya mendapatkan kuota di tahap kedua,” tandasnya.
Hal berbeda diungkapkan oleh mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika Ersa Ayu Eka Fadhillah. Ia mengaku sudah menerima bantuan kuota data internet. Namun, kuota itu belum digunakan untuk aktivitas kuliah karena ia masih menggunakan wifi di rumahnya.
“Sudah mendapatkan pesan singkat dari operator untuk bantuan kuota, tapi belum digunakan karena udah pakai wifi,” ujarnya.
Adapun kuota data internet yang diterima sesuai yakni 50GB dengan rincian 5GB kuota umum dan 45GB kuota belajar. Menurutnya, kuota umum yang diterima tak akan mampu mencukupi kebutuhannya.
“Menurut aku pembagiannya kurang imbang. Karena kuota utama pasti lebih banyak digunakan, seharusnya kuota dibagi menjadi sama,” katanya.
Siswa SMAN 4 Kota Bekasi Tamil juga telah mendapakan bantuan kuota data internet sebesar 35GB, dengan rincian 5GB untuk kuota umum dan kuota belajar 30GB. Namun, dirinya belum menggunakannya untuk belajar daring karena memilih ingin menggunakan wifi di rumah.
“Sudah mendapatkan tapi belum digunakan, karena aku udah pake wifi,” pungkasnya. (dew)
