Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Wali Kota : Butuh Waktu Menyelesaikan Banjir

PERBAIKAN TANGGUL : Pekerja mengoperasikan alat berat memperbaiki tanggul yang amblas di Perumahan Pondok Gede Permai, Jatiasih, Kota Bekasi, Senin (22/2). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.
PERBAIKAN TANGGUL : Pekerja mengoperasikan alat berat memperbaiki tanggul yang amblas di Perumahan Pondok Gede Permai, Jatiasih, Kota Bekasi, Senin (22/2). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Bencana banjir menjadi masalah tahunan untuk masyarakat Kita Bekasi. Tak hanya diala,mi warga yang tinggal dibantaran Kali Bekasi, namun di pemukiman lainnya. Masalah menahun ini diakui tidak akan selesai dalam waktu cepat, masifnya pembangunan dan lemahnya pengawasan terlanjur merusak daerah resapan air.

Wali Kota Bekasi kemarin menginventarisir permasalahan disepanjang Kali Cakung, mulai dari kawasan Bekasi Barat sampai di Jatiasih, tepatnya di Perumahan Nasio. Hasil penelusuran di sepanjang kali, persoalan yang diinventarisir diantaranya penyempitan saluran kali hingga pemanfaatan ruang resapan air lantaran pengawasan yang lemah.

Hilangnya daerah resapan air ini membuat air hujan maupun luapan air dari sejumlah kali mengalir ke area permukiman warga, banjir tidak bisa dihindari. Penanganan jangka panjang direncanakan untuk normalisasi di sejumlah kali yang mengalir di Kota Bekasi, pekerjaan pertama dilakukan di sepanjang ruas Kali Cakung.”Yang bisa kita selesaikan adalah kita merevitalisasi saluran-saluran yang ada,” katanya, Senin (22/2).

Selanjutnya, menyediakan tangkapan air di sepanjang aliran Kali Cakung, dan mengembalikan daerah resapan di sepanjang Garis Sepadan Sungai (GSS) dengan tindakan hukum Restoratif Justice, pemilik bangunan di sepanjang aliran kali diminta untuk membongkar bangunannya masing-masing. Secara detak diakui sampai saat ini tidak diketahui seberapa besar daerah resapan air yang hilang.

Meskipun di area Perumahan Nasio sudah dibangun folder air, nyatanya dampak banjir yang dirasakan oleh warga perumahan semakin parah, terakhir wilayah ini terendam 1,8 meter. Total ada 8 kali mengalir di kawasan Kota Bekasi, tiga di wilayah timur, lima di wilayah Barat.

Tujuh kali yang mengalir selain Kali Bekasi sebagai saluran sekunder, awalnya berfungsi sebagai saluran irigasi bagi wilayah persawahan dan rawa-rawa yang kini menjadi permukiman. Luas kali yang semula rata-rata 12 meter saat ini tersisa 4 sampai 5 meter, dengan keadaan saat ini tidak lagi mampu menampung air, berikut dengan GSS yang saat ini hilang.”Artinya memang selama ini ada pengendalian yang tidak bisa dikendalikan,” tukasnya.

Banjir terakhir yang merendam 126 titik di 12 Kecamatan di Kota Bekasi. Tidak sedikit wilayah permukiman warga yang terdampak, total 25.133 Kepala Keluarga (KK), terdiri dari 100.532 jiwa.

Sejumlah area pengungsian yang disiapkan sebagai tempat tinggal sementara warga terdampak, total 166 orang pengungsi tersebar di 3 lokasi pengungsian.”Pagi hari ini, pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing,” kata Kabag Humas Pemkot Bekasi, Sayekti Rubiah melalui keterangan tertulis yang diterima oleh Radar Bekasi.

Banjir masih membayangi warga Kota Bekasi, polder atau tempat penampungan sementara air rencananya dibangun sebanyak 4 sampai lima polder di sepanjang aliran Kali Cakung. Salah satunya berada tidak jauh dari area Perumahan Nasio, polder yang akan dibangun ini seluas 2 hektar sebagai kompensasi dari rencana pembangunan yang akan berlangsung di tanah seluas 100 hektar.

Saat ini total polder yang berada di wilayah Kota Bekasi tercatat sebanyak 37 polder air, mulai dari kapasitas 525 meter kubik sampai 375 ribu meter kubik air. Meskipun demikian, Kota Bekasi masih dihantui banjir dengan ketinggian bervariasi, banjir terparah beberapa hari yang lalu mencapai ketinggian 2 meter. (Sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin