Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Pemeriksaan Penumpang Longgar

TIDAK ADA PEMERIKSAAN : Pemudik baru tiba di Terminal Induk Kota Bekasi, Kamis (20/5). Tidak ada pemeriksaan kesehatan pada arus balik 2021 di lokasi tersebut. Kondisi itu dikhawatiran memicu lonjakan kasus Covid-19. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI
TIDAK ADA PEMERIKSAAN : Pemudik baru tiba di Terminal Induk Kota Bekasi, Kamis (20/5). Tidak ada pemeriksaan kesehatan pada arus balik 2021 di lokasi tersebut. Kondisi itu dikhawatiran memicu lonjakan kasus Covid-19. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sejak larangan mudik Hari Raya Idulfitri berakhir 6-17 Mei 2021, sejumlah penumpang antar kota dan provinsi meningkat di Terminal Induk Kota Bekasi. Mereka ada yang baru tiba serta ada pula yang akan bertolak ke daerah tujuan.

Pantauan Radar Bekasi dilokasi, penumpang atau pemudik yang kembali ke Kota Bekasi maupun sebaliknya, melenggang bebas tanpa ada pemeriksaan kesehatan dari pihak-pihak terkait.

Hal ini berbeda dengan sejumlah wilayah perbatasan yang sempat dilakukan pemeriksaan pemudik dan dilakukan tes swab antigen secara acak oleh petugas.

Salah satu Pengurus PO Primajasa Terminal Induk Bekasi, Mulyadi membenarkan ada kenaikan jumlah penumpang usai larangan mudik berakhir. Umumnya penumpang antar kota. Kenaikan tarif angkutan pun masih terjadi.

“Untuk tarif bus sendiri kita juga masih ada kenaikannya, dari jumlah yang awalnya tarif biasa, kini naik menjadi 20 persen, yang awalnya tarif biasa seharga Rp90 ribu, kini jadi harga Rp110 ribu untuk satu tiketnya,” katanya.

Lanjut dia, tarif angkutan yang awalnya Rp105 ribu, menjadi Rp130 ribu. Kenaikan terjadi sejak 29 April hingga 25 Mei mendatang. Ia mengaku lonjakan penumpang sempat terjadi sejak 19 Mei 2021, pasca larangan mudik selesai.

“Karena baru pengoperasian lagi untuk armadanya, jadi kurang maksimal juga untuk segi pemberangkatannya, tetapi di saat tanggal 19 Mei nya kami sudah normal kembali, bahkan ada peningkatan yang awalnya dari 20 pemberangkatan, sekarang menjadi 30 pemberangkatan,”jelasnya.

Ia mengklaim untuk protokol kesehatan tetap diberlakukan, mulai dari penerapan 3M serta pemeriksaan surat hasil swab antigen, bebas Covid-19 . Diakuinya sejak 6 hingga 17 Mei Primajasa mengikuti aturan pemerintah dan tidak beroperasi.

“Kalau untuk kerugiannya sendiri, kami dengar langsung dari pihak perusahaan dari semua pool rata-rata kerugian ditaksir sampai 30 persenan minusnya. Jadi 30 sampai 50 persen untuk minusnya dari segi pendapatan,” tukasnya.

Terpisah, Sekretaris Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi, Enung Nurcholis mengaku, untuk gelombang kedua mudik ini pihaknya hanya fokus pemeriksaan di dua titik. Di Inspeksi Kalimalang dan Tongyang Bekasi Timur.

“Kita cek antigen di dua titik ya Tongyang dan Inspeksi Kalimalang. Jumlahnya belum kita ketahui berapa,” katanya.

Rencananya pengetatan akan berlaku hingga 24 Mei. Dan dilapangan akan memberlakukan tes swab antigen secara acak guna mendeteksi Covid-19. Namun, untuk melancarkan arus lalulintas. pemeriksaan surat kesehatan akan diberlakukan secara acak dan tidak ada yang diputar balik.

“Yang pasti tidak akan kita putar balik. Kita akan random (pemeriksaan) pemudik yang melintas di gelombang kedua ini,” ucapnya.

Terkait pemeriksaan kesehatan di area terminal, Enung mengklaim pihak terminal sudah menerapkan pemeriksaan, jika tidak dilengkapi surat hasil swab antigen, penumpang diakuinya dilarang naik bus angkutan ke daerah tujuan.

“Ya kalau terminal mereka sudah menerapkan syarat untuk naik bus. Apabila tidak ada surat tidak akan bisa naik bus. Apabila memiliki pasti mereka akan bisa naik bus. Nantinya juga warga yang telah kembali ke Kota Bekasi kita sudah koordinasi dengan para RT dan RW yang ada untuk melakukan pemeriksaan kepada warganya yang telah mudik dan kembali,” ungkapnya.

Sementara, ketika dikonfirmasi Kepala Terminal Induk Kota Bekasi, belum memberikan jawaban terkait rincian lonjakan penumpang hingga proses pengawasan dan penerapan protokol kesehatan di area terminal. (pay)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin