Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Siswa Bergilir Datang ke Sekolah

BERI MATERI : Guru memberikan materi pelajaran saat pembelajaran tatap muka di SMP N 3 Bekasi, Kota Bekasi, Rabu (1/9). Sebanyak 66 SMP Se-Kota Bekasi menggelar pembelajaran tatap muka terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI TIMUR – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Kota Bekasi akhirnya kembali digelar secara perdana, Rabu (1/9) kemarin, setelah dihentikan akibat Pandemi Covid-19 di awal bulan Maret 2020 lalu. Namun, kegiatan itu masih dilakukan secara terbatas dan wajib menjalankan penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat, sesuai Surat Edaran Nomor: 420/6378/ Setda. TU, tentang pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Bekasi. Siswa yang datang pun dilakukan secara bergilir.

Sekretaris Dinas (Sekdis) Pendidikan Kota Bekasi, Krisman mengaku, pada PTM perdana rabu kemarin berjalana.”Ya, tidak ada kendala semua berjalan baik dan lancar. Khususnya di dua sekolah yang kita datangi tadi, sesuai pembagian jadwal masuk siswa tingkat kehadiran hampir 100% ya. Dan tidak ada yang dipulangkan disana, karena sebelumnya sekolah menyampaikan siswa yang masuk hanya yang kondisi sehat, apalagi sudah divaksin,” kata Krisman, Rabu (1/9).

Krisman menyampaikan, sesuai SOP yang ditentukan juga dalam kegiatan PTM ini pun setiap kelas itu dibatasi 50%, dimana setiap kelasnya itu hanya 18 siswa saja. Selain itu, siswa pun diminta langsung pulang ke rumah setelah kegiatan di sekolah selesai. “Intinya, kita laksanakan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan, dan yang utama prokes itu wajib dilakukan di sekolah, begiru pula sarana dan prasarana pun harus dipersiapkan,” tuturnya.

Pantauan Radar Bekasi diSMPN 11 Kota Bekasi, kegiatan PTM di sekolah itu nampak menjadi ajang reuni untuk melepas kerinduan antara siswa dan gurunya, karena sesuai kebijakan sekolah konsep pembagian jumlah dilakukan dengan membagi jadwal perjenjang sesuai tingkatan.

Siswa dan guru juga terlihat foto Bersama secarta bergantian. Salah satu wali kelas 9 G, Karyati mengatakan, para siswa mengaku senang bisa kembali sekolah dan berkumpul dengan teman-teman dan guru.

“Anak-anak justru merasa senang dan ceria dengan kembali bisa bersekolah, bahkan kita melihat mereka itu jadi kayak melepas rindu antar sesama teman-temannya, kayak reuni saja mereka. Mereka poto-poto bersama dan termasuk bersama kita (wali kelasnya),” ucap Karyati.

Pada hari pertama masuk sekolah setelah libur selama setahun, masih ada siswa yang tidak masuk sekolah dengan alasan sakit. “Dan semua siswa ini sesuai permintaan kita pun berikan Surat pernyataan atau persetujuan orangtua ya, jadi memang semuanya diizinkan untuk sekolah,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Negeri 11 Kota Bekasi, Munajam menyampaikan, sebagian besar siswa di sekolahnya semua sudah memperoleh izin orangtuanya,” Jadi dari total murid kelas 9 yang bagi 10 kelas, totalnya sebanyak 387 orang. Untuk yang tidak hadir itu, sebanyak 33 orang ada yang sakit 13 siswa, izin 10, dan alpa atau tanpa keterangan 10 orang. Dan meraka ini bukannya karena orangtua mereka khawatir, tapi buat yang izin itu ada yang masih diluar kota dan lainnya. Sementara yang sakit kan memang sudah kita himbau untuk tak perlu masuk,” ungkapnya.

Adapun terkait teknis kegiatan PTM ini, kata Munajam, pihaknya sesuai ketentuan juknis siswa yang masuk ini hanya 50%, sehingga untuk yang perdana masuk itu dibuat giliran dari kelas 9, 8, dan 7. Dari jadwal itu, setiap kelas dibagi kembali 50:50. Jadi, satu kelas dibagi dua ruangan.

“Dan ini sebetulnya itu, hanya modifikasi kami saja daripada mesti satu hari itu guru ngajar offline, dan Online bersamaan yang dianggap tak efektif. Jadi, dibandingkan begitu lebih efektif seperti ini kan ruangnya juga berdekatan, jadi tak ada kendala buat guru,” katanya.

Terkait persiapan sarana dan prasarana, dia pun menegaskan, telah dipersiapkan sangat matang dari mulai di gerbang sekolah yang disiapkan tiga alat pendeteksi suhu dan piket guru untuk bertugas yang perhari itu 4 orang, kemudian tempat cuci tangan, kamar mandi, hingga handsantizer yang disiapkan di kelas-kelasnya.

Terpisah, salah satu wali murid SMP Negeri 11 Kota Bekasi, Suherti (45) mengakui, tidak ada rasa khawatir anaknya kembali sekolah. Bahkan, sebaliknya sangat senang anaknya itu bisa diizinkan lagi bersekolah, karena jika dibandingkan sekolah daring dan tatap muka jelas lebih efektif tatap muka.

“Angka kasusnya kan sudah menurun, nggak khawatir lah justru malah senang sekolah ini bisa kembali buka, karena daripada daring ya mending tatap muka mas lebih efektif,” ucap warga Perumnas 3, Arenjaya, Bekasi Timur. (mhf)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin