Berita Bekasi Nomor Satu

Hanya Kepada Allah Kita Kembali

Achmad Muwafi, Lc (Pengurus Pusat IKADI Bidang Dakwah, Kepala SDIT Baitul Halim Bekasi)

 

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Allah swt berfirman, “Dan kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan kepada Allah-lah kembali (semua makhluk).” (QS. An-Nur: 42)

Syaikh Abdurahman bin Nashir As-Sa’diy menjelaskan ayat di atas, bahwasanya dunia ini merupakan tempat kita beramal, sedangkan di akhirat kelak adalah tempat kita untuk menerima balasan amal. Dan hanya kepada Allah swt kita kembali dan kita akan dibalas.

Allah swt menciptakan manusia dengan tujuan hanya untuk beribadah kepada-Nya. Dan Allah swt adalah tujuan akhir. Apabila manusia menyadari hal ini, maka perjalanannya akan menjadi lebih berarti. Ia akan memperbanyak beramal shalih, berusaha untuk menebarkan kebaikan untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.

Namun tidak ada manusia di dunia ini yang sempurna. Karena kesempurnaan itu hanyalah milik Allah swt. Setiap manusia dalam menjalani kehidupannya pasti memiliki banyak kesalahan dan kekhilafan. Akan tetapi kesalahan dan kekhilafan ini dapat dihapus dengan cara bertaubat kepada Allah swt dengan sebenar-benarnya taubat (taubatan nasuhan).

Bertaubat dari dosa adalah kewajiban bagi setiap mukmin. Allah swt telah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk melakukan taubat yaitu kembali tunduk kepada Allah swt. Di dalam Al-Quran Alah swt berfirman, “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. AN-Nur: 31)

Orang yang bertaubat dari kesalahan dan dosa adalah sebaik-baiknya manusia. Di dalam sebuah hadist, Rasulullah saw pernah bersabda, “Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat.” (HR. Tirmidzi)

Agama Islam telah mengajarkan kepada seluruh umatnya, untuk berintropeksi diri (muhasabah). Hal ini dimaksudkan agar seorang muslim tidak mengulangi kesalahan dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

Di dalam kitab Ihya Ulumiddin, Imam Al-Ghazali mengutip sebuah perkataan dari sayyidina Umar bin Khatab ra, “Hendaklah kalian lakukan muhasabah atas diri kalian sebelum kalian dihisab. Timbanglah perbuatan kalian sebelum ia kelak ditimbang.”. Di dalam sebuah riwayat, apabila malam tiba, sayyidina Umar bin Khatab ra selalu memukul kedua kakinya sebagai muhasabah. Kepada dirinya sendiri, Umar bin Khatab ra mengatakan, “Apa saja yang kau lakukan hari ini?”.

Ada seorang laki-laki dari kalangan Anshar bertanya kepada Nabi Muhammad saw, “Mukmin manakah yang paling cerdas?”. Beliau menjawab, “Orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik persiapannya menghadapi kehidupan setelah mati.” (HR. Ibnu Majah)

Dengan mengingat kematian, maka seseorang akan sadar bahwa apa pun tidak ada artinya di sisi Allah swt apabila tidak dimanfaatkan untuk hal-hal positif yang menjadi bekal untuk kehidupan akhiratnya nanti. Kehidupan didDunia hanya sementara, tetapi kehidupan akhirat adalah abadi. Maka betapa ruginya seseorang yang lebih memilih dunia daripada akhiratnya.

90000000perjalanan manusia. (*)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin