Berita Bekasi Nomor Satu

Penjualan Produk UMKM Lesu

ILUSTRASI: Pekerja menyelesaikan pembuatan boneka di pabrik rumahan boneka di Jalan Blue Safir, Rawalumbu Kota Bekasi,belum lama ini. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pelaku Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) klaster makanan dan minuman (Mamin) belum merasakan adanya peningkatan penjualan di tahun 2023. Bahkan mereka merasakan penjualan cenderung menurun.

Ketua UMKM cluster Mamin Kota Bekasi, Afif Ridwan mengatakan, tiga bulan berjalan di tahun 2023 belum terlihat adanya peningkatan pada penjualan produk UMKM.

“Tahun ini progresnya masih konstan tidak ada kenaikan berarti malah cenderung turun,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Kamis (9/3).

Dilihat dari beberapa bulan ini persentase jumlah pembeli masih terbilang minim, malah justru cenderung penurut dibandingkan beberapa tahun yang lalu.

“Dua tahun kemarin memang turun, tapi sepertinya memasuki tahun 2023 ini penurunan semakin parah, jika dipersentasekan hampir 20 persen penurunannya,” tuturnya.

Sementara penurunan jumlah pembeli sendiri terjadi secara merata, baik bagi para pelaku UMKM dengan jenis makanan ataupun pelaku UMKM dengan jenis minuman.”Semua rata belum ada kenaikan di beberapa bulan di tahun 2023 ini,” ucapnya.

Apalagi kondisi cuaca hujan juga cukup berpengaruh, meskipun dampaknya tidak terlalu signifikan, namun beberapa penjual kehilangan waktu untuk berjualan.

“Cuaca hujan tidak berpengaruh besar karena masih ada sela waktu untuk tetap berjualan, tapi ada beberapa waktu yang hilang karena hujan yang mengguyur, ini juga sedikit berpengaruh terhadap pendapatan para penjual,” terangnya.

Hal tersebut dirasakan oleh Pamritis, salah satu pelaku UMKM makanan, yang menyebut penjualan saat ini menurun dibandingkan dua tahun terakhir.

“Iya saya merasakan kalau untuk dua tahun terakhir masih mending, karena usaha saya dibantu dengan online, tapi masuk di tahun 2023 ini terasa sekali penurunannya, saya juga bingung padahal udah normal,” jelasnya.

Menurutnya penurunan penjualan terjadi karena sudah banyak masyarakat yang beraktivitas sehingga enggan untuk memesan makanan melalui aplikasi pemesanan daring atau online.

“Mungkin karena sekarang orang sudah boleh keluar, jadi penjualan online menurun,” pungkasnya. (dew)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin