RADARBEKASI.ID, BEKASI – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom, membagikan dividen kepda pemegang saham sebesar Rp 16,64 triliun dengan peningkatan sebesar 9 persen dibandingkan 2020, atau 80 persen dari perolehan laba bersih tahun buku 2020 (dividend payout ratio).
Sementara itu, sisanya sebesar 20 persen atau Rp 4,16 triliun dialokasikan sebagai laba ditahan. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah yang mengakui, bahwa pandemi telah berdampak terhadap berbagai sektor dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Bagi TelkomGroup sendiri, hambatan yang terjadi akibat pandemi Covid-19 ini, ternyata justru mendorong korporasi mempercepat akselerasi digital lewat beragam layanan dan solusi di bidang teknologi informasi dan komunikasi dengan dukungan infrastruktur digital connectivity, digital platform, dan digital services.
“Sebagai bagian dari komponen bangsa, TelkomGroup memiliki spirit untuk membantu masyarakat dan Pemerintah Indonesia dalam menghadapi pandemi, dan bangkit kembali menghadapi masa depan,” ujar Ririek pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Telkom yang berlangsung di Jakarta, Jumat (28/5).
Ririek menambahkan, berdasarkan besaran dividen di atas, maka dividen yang akan diterima pemegang saham adalah sebesar Rp 168,01 per lembar. Harga saham Rp 3.380 pada penutupan Kamis (27/5), menjadikan dividend yield TLKM sebesar 4,97 persen.
Selanjutnya, pembayaran dividen tahun buku 2020, akan dilakukan selambat-lambatnya pada 2 Juli 2021. Pemegang saham yang berhak menerima dividen adalah, mereka yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan per tanggal 10 Juni 2021 sampai pukul 16.15 WIB.
Kinerja Telkom Tumbuh di Tengah Pandemi
Di sepanjang 2020, Telkom terus aktif mendukung pemerintah menangani Covid-19 dan memulihkan perekonomian nasional lewat konektivitas, platform, aplikasi digital, hingga bantuan sosial. Telkom berhasil membukukan laba bersih Rp20,8 triliun, atau tumbuh double digit 11,5 persen dari tahun 2019, dengan total pendapatan sebesar Rp 136,46 triliun atau tumbuh sebesar 0,7 persen dari 2019.
Di samping itu, EBITDA Perseroan tercatat sebesar Rp 72,08 triliun atau tumbuh 11,2 persen. Dengan fokus pada tiga domain bisnis digital, Telkom mencatat kinerja pendapatan yang tumbuh positif dengan tingkat profitabilitas yang cukup baik.
Peningkatan kebutuhan akses internet juga membuat pelanggan IndiHome bertambah sampai lebih dari 1,01 juta, tumbuh 14,5 persen dari akhir 2019. Hak itu mendorong kenaikan triple play IndiHome sebesar 21,2 persen menjadi Rp22,2 triliun dari tahun lalu.
Dari segmen mobile, Telkomsel terbukti mampu mempertahankan posisi sebagai operator seluler terbesar Indonesia yang melayani 169,5 juta pelanggan, di mana 115,9 juta di antaranya merupakan pengguna mobile data. Pendapatan digital business Telkomsel bertumbuh sebesar 7 persen YoY menjadi Rp 62,34 triliun, didorong tingginya kebutuhan layanan data masyarakat di tengah pandemi.
Dengan pendapatan data seluler yang cukup kuat, perseroan mencatat total pendapatan data, internet dan IT service sebesar Rp70,99 triliun atau tumbuh 8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Sejalan upaya transformasi menjadi digital telco, TelkomGroup tetap memperluas dan meningkatkan infrastruktur digital connectivity, memperkuat platform digital, dan mengembangkan berbagai layanan digital, demi mempertahankan digital customer experience terbaik.
“Seluruh kegiatan usaha dan inisiatif pengembangan bisnis TelkomGroup dijalankan secara strategis sesuai dengan potensi pasar dan kebutuhan serta karakteristik masyarakat Indonesia, untuk mendukung digitalisasi di berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM), keuangan, pertanian, dan berbagai bidang lain-nya,” terang Ririek.
Ditambahkan Ririek, perseroan akan melanjutkan komitmen untuk berinvestasi di mana total belanja modal pada 2020 tercatat sebesar Rp29,4 triliun atau 21,6 persen dari total pendapatan. Belanja modal tersebut terutama diprioritaskan untuk memperkuat jaringan dan infrastruktur lain dalam rangka peningkatan kapabilitas digital, meliputi jaringan 4G LTE, jaringan akses serat optik ke rumah, jaringan backbone serat optik bawah laut, menara telekomunikasi, serta data center.
Telkom juga mencatat nilai besaran Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) secara mandiri sekitar 41,6 persen dari belanja CAPEX dan 92 persen dari belanja OPEX pada tahun 2020. (bis)
Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Telkom:
Dewan Komisaris:
Komisaris Utama/Komisaris Independen : Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro
Komisaris Independen : Wawan Iriawan
Komisaris Independen : Bono Daru Adji
Komisaris Independen : Abdi Negara Nurdin
Komisaris : Marcelino Pandin
Komisaris : Ismail
Komisaris : Rizal Mallarangeng
Komisaris : Isa Rachmatarwata
Komisaris : Arya Mahendra Sinulingga
Dewan Direksi
Direktur Utama : Ririek Adriansyah
Direktur Strategic Portfolio : Budi Setyawan Wijaya
Direktur Enterprise & Business Service : Edi Witjara
Direktur Keuangan & Manajemen Risiko : Heri Supriadi
Direktur Network & IT Solution : Herlan Wijanarko
Direktur Wholesale & International Service : Bogi Witjaksono
Direktur Digital Business : Muhamad Fajrin Rasyid
Direktur Human Capital Management : Afriwandi
Direktur Consumer Service : FM Venusiana R.
Sumber: Corporate Communication
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.