Berita Bekasi Nomor Satu

Mengajar Siswa PAUD Lebih Sulit

TK Al-Azhar Kota Bekasi
BELAJAR DARING: Siswa TK Al-Azhar Kota Bekasi mengikuti PJJ dari rumah secara daring. istimewa
TK Al-Azhar Kota Bekasi
BELAJAR DARING: Siswa TK Al-Azhar Kota Bekasi mengikuti PJJ dari rumah secara daring. istimewa

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) harus berupaya maksimal agar Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dari rumah secara daring berlangsung efektif.

Guru TK/PAUD Al-Azhar Kota Bekasi Nini mengakui bahwa mengajar anak-anak PAUD pada masa pandemi lebih sulit dibandingkan siswa SD dan SMP. Sebab, anak usia dini perkembangan otaknya berada di rentang paling pesat, sehingga stimulasi yang tepat sangat dibutuhkan.

“Lebih sulit mengajar siswa PAUD, sebab di masa pandemi saat ini jarang orangtua mau mendampingi anaknya. Orangtua lebih sibuk dengan pekerjaannya,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Minggu (4/10).

Apalagi, jelas dia, siswa PAUD masih membutuhkan motivasi dan sentuhan secara langsung untuk mengembangkan rasa percaya dirinya. Dengan demikian akan tumbuh kreativitas unik yang mereka memiliki.

“Bagi siswa usia dini mereka lebih sulit untuk diberi pemahaman, mereka masih membutuhkan sentuhan langsung dari para pendidiknya. Hal ini tidak bisa dilakukan oleh seluruh orangtua,” tuturnya.

Saat ini, guru PAUD terus berupaya untuk memberikan sistem pembelajaran yang layak dengan cara memberikan sarana atau media yang mereka butuhkan selama menjalani PJJ dari rumah. Tentunya dengan menyertakan modul pembelajaran dari pihak sekolah.

“Membimbing anak didik secara klasikal maupun individu sesuai kebutuhan anak saat ini sedang kami upayakan. Intinya kami berusaha agar mereka bisa mengenal pembelajaran layaknya berada di lingkungan sekolahnya,” katanya.

Hal senada disampaikan oleh guru TK/PAUD Malika Kota Bekasi Lilik. Ia menyampaikan, PJJ untuk tingkat PAUD lebih sulit untuk menyampaikan beberapa materi pembelajaran. Seperti contoh melakukan proses belajar membaca, hal ini dibutuhkan kesabaran yang maksimal agar siswa mau melakukannya.

“Sulit banget karena mereka masih usia dini dan suka bermain, jadi dibutuhkan kesabaran ekstra. Apalagi pada saat proses belajar membaca itu harus ada kerja sama dengan orangtua supaya si anak mau melakukannya,” tuturnya.

Bagi orangtua siswa yang masih berada di perkampungan dan dalam kondisi perekonomian menengah ke bawah, melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan zoom cukup sulit untuk dilakukan. Oleh sebab itu, beberapa waktu lalu guru melakukan proses kunjungan ke rumah untuk memastikan siswa bisa mendapatkan hak belajarnya.

“Sesekali kita melakukan kunjungan atau orangtua siswa yang dalam hal ini juga masih terbatas untuk mengajari anaknya bisa hadir ke sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan. Karena anak-anak kami tetap harus mendapatkan hak belajarnya,” pungkasnya. (dew)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin