RADARBEKASI.ID, BEKASI – Berkiprah sebagai Camat Bantargebang, Cecep Miftah Farid mengaku harus bekerja ekstra. Betapa tidak. Miftah harus terus bersiaga secara nonstop lantaran wilayah yang ia pimpin memiliki eskalasi kerawanan bencana dan konflik sosial yang paling tinggi di Kota Bekasi.
Di tahun pertamanya menjabat, Miftah diketahui harus melakoni situasi yang tak mudah. Yakni menjaga kondusitas di tahun politik. Ujian pertama berhasil ia lalui. Yakni suksesnya penyelenggaraan Pemilihan Presiden 2024.
Ujian selanjutnya, Miftah mengaku tak akan menyurutkan kesiagaannya dalam menghadapi pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 pada November nanti.
BACA JUGA: Kelurahan Jatiluhur Kejar Target Perekaman Data DP4
Beruntungnya, upaya menjaga kondusifitas wilayah ini didukung oleh kekompakan pengurus lingkungan mulai dari RT dan RW, serta tokoh masyarakat di Bantargebang.
“Saya sebagai kepala wilayah di bawah itu paling bisa menyampaikan di forum-forum pertemuan. Saya sampaikan jangan sampai kekeluargaan dan keharmonisan kita bermasyarakat terganggu,” tambahnya.
Sebelum memimpin Kecamatan Bantargebang, Miftah telah mengisi berbagai jabatan dan posisi. Mulai dari Kasubag Protokol, Kasubag Umum, kepala bidang di beberapa OPD, sekertaris kecamatan, Kabag Tapem, Kabag Kesos, dan menjabat sekertaris dinas di beberapa OPD.
“Awal di Bekasi saya menjadi ajudan Sekda enam bulan, menjadi ajudan pak Nonon Sonthanie wali kota saat itu enam bulan. Kemudian saya saat itu mendaftar ajudan Kemendagri,” ungkapnya.
BACA JUGA: 10 Orang Ditetapkan Tersangka Kasus Produksi Uang Palsu di Bekasi Timur
Tepatnya di 2000, setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN), ia berdinas pertama kali di Kota Bekasi. Tidak lama berselang ia berdinas di Kemendagri.
Bukan hanya berkeliling Indonesia, ia juga harus siap mendampingi Mendagri ke daerah bencana dan daerah konflik. Sehari setelah resmi betugas di Kemendagri, Cecep langsung mendapat tugas mendampingi menteri dalam lawatan ke Papua Nugini.
“Hari pertama masuk hari Senin, hari Selasa ditugaskan mendampingi pak menteri ke Papua Nugini. Orang kampung yang nggak pernah naik pesawat, baru keluar STPDN tahun 2000, jadi ajudan Mendagri langsung naik pesawat ke Papua Nugini,” ungkapnya mengenang momen awal berdinas sebagai ajudan Mendagri.(sur)