Berita Bekasi Nomor Satu

Gambaran Haji Tahun 2023, Satu Toilet Dipakai 100 Orang di Mina

Illustrasi : Jemaah haji dari berbagai negara di terowongan Mina. Mulai kemarin (11/7/2022), sebagian jemaah haji Indonesia sudah kembali ke Makkah. (MEDIA CENTER HAJI)

RADARBEKASI.ID, JAKARTA – Biaya haji yang ditanggung calon jamaah haji (CJH) tahun ini lebih besar sekitar Rp 10 juta dibandingkan tahun lalu. Para CJH berharap kenaikan itu diimbangi dengan perbaikan layanan.

Seperti diketahui, pemerintah bersama DPR mengesahkan rata-rata biaya haji tahun ini sebesar Rp 90 jutaan.

Biaya yang ditanggung jamaah (biaya perjalanan ibadah haji/bipih) Rp 49 jutaan. Besaran bipih itu meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp 39 jutaan. Sedangkan subsidi atau nilai manfaat tahun ini mencapai Rp 40 juta lebih per jamaah.

BACA JUGA: DPR Ungkap Anggaran Janggal Biaya Haji, Pengantar Stiker Rp 800 Juta

Ketua Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Firman M. Nur mengatakan, biaya yang ditetapkan pemerintah dan DPR itu masih rasional. “Karena semua komponen biaya haji di Saudi naik. Bisa dilihat dari biaya umrah yang belakangan juga naik tajam,” katanya di sela AMPHURI Meeting di Jakarta kemarin (16/2/2023).

Firman mengatakan, pascapandemi Covid-19, belum semua hotel kembali beroperasi. Padahal, kuota haji kembali normal. Akibatnya, semua negara pengirim jamaah berlomba-lomba mencari hotel. Bahkan, banyak hotel yang sudah di-booking. Kondisi itu membuat stok hotel terbatas.

Dia berharap peningkatan biaya haji tersebut diimbangi dengan peningkatan layanan. Salah satu yang dia sorot adalah ketersediaan kamar mandi atau toilet di Mina. Ketersediaan kamar mandi sangat terbatas, baik bagi jamaah reguler maupun jamaah haji khusus atau VIP.

BACA JUGA: Simak Nih, Biaya Jemaah Haji Lunas Tunda 2020 dan Jamaah Haji 2023

“Satu kamar mandi digunakan sekitar 100 jamaah,” ungkapnya. Firman mengatakan, untuk di Arafah, ketersediaan kamar mandi juga terbatas. Namun, masa tinggal jamaah di Arafah hanya satu hari. Yang krusial adalah kamar mandi di Mina. Apalagi, ada jamaah yang tinggal di Mina selama empat hari. Yaitu, satu hari sebelum wukuf dan tiga hari setelah wukuf.

Dia menjelaskan, saat ini pemerintah Saudi sudah melakukan swastanisasi layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Layanan di tiga titik itu sudah dipegang oleh syirkah atau perusahaan. Sebelumnya dipegang yayasan atau disebut muasasah. Dia berharap dengan dipegang perusahaan swasta, layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina bisa lebih baik lagi.

Firman mengungkapkan, ada tiga perusahaan yang berwenang mengelola layanan masyair tersebut. Salah satunya adalah Masyariq. Secara khusus, CEO Masyariq Syekh Muhammad Amin Inderagiri berada di Indonesia. Sesuai namanya, dia keturunan Indonesia. Ayahnya berasal dari Riau dan ibunya dari Madura. Amin Inderagiri datang di Indonesia untuk teken kontrak layanan masyair dengan sejumlah travel haji khusus, termasuk di bawah bendera AMPHURI.

BACA JUGA: Bandara Kertajati Diproyeksikan Penerbangan Haji 2023, Otoritas Arab Saudi Cek BIJB

Amin Inderagiri sempat menunjukkan gambaran layanan tenda jamaah di Arafah dan Mina untuk jamaah haji khusus. Dari tampilan video yang dia putar, tenda terbuat dari fiber. Kemudian, AC yang digunakan sudah lebih baik. ’’Karpetnya antibakteri,’’ kata Amin. Kemudian, di setiap sisi tenda disiapkan beberapa colokan listrik.

Dia mengakui bahwa layanan kamar mandi di Mina sering jadi keluhan. Amin bahkan menantang arsitek Indonesia untuk merancang atau mendesain peningkatan kapasitas toilet di Mina. Nanti desain itu dia bawa ke Kementerian Haji dan Umrah Saudi. Ada usulan menggunakan kamar mandi portabel berbasis mobil. Tetapi saat masa melontar jumrah, mobil tidak boleh masuk di Mina. (jpc)