RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kondisi memprihatinkan dialami Asyifa (12), putri dari pasangan Jahrudin (45) dan Nurhalimah (40) usai didiagnosa menderita kanker ganas di bagian mata sebelah kanan.
Asyifa kini harus bolak-balik Bekasi-Jakarta guna menjalani pengobatan di RSCM. Kondisi yang dialami Asyifa dan keluarga, menarik simpati Komandan Emak-emak Bekasi Mandiri, Siti Qomariyah. Dia mendatangi kediaman Asyifa melihat langsung kondisi gadis belia itu yang kini hanya terbaring di tempat tidur.
“Kehadiran saya ke sini itu karena penyakit yang diderita oleh ananda Asyifa, bukan penyakit biasa. Melainkan ini penyakit luar biasa,” ujar perempuan yang akrab disapa Siqom ini, usai melihat langsung kondisi Asyifa (12) di kediamannya, Kampung Garon Tengah RT 006/003, Desa Setialaksana, Kecamatan Cabangbungin, Selasa (7/11) kemarin.
Siqom mengaku turut merasakan sedihnya orang tua terlebih Asyifa di usianya yang masih belia harus berjuang melawat sakit yang tidak biasa. Dia berharap Asyifa bisa segera tertangani dan diberi kesembuhan.
“Mudah-mudahan ananda Asyifa dan keluarga diberi kesabaran, Insya Allah diberikan yang terbaik oleh Allah Subhanahu Wata’ala,” ucapnya.
Siqom yang sempat berbincang dengan orang tua Asyifa mengaku miris, karena hingga saat ini belum ada penanganan serius untuk Asyifa. Meski saat ini sudah mendapat akses RSCM Jakarta.
“Dari orangtua sudah menyampaikan bahwa keinginannya agar segera ada tindakan. Ini segera diatasi. Kenapa, karena sudah tidak bisa menunggu lama-lama. Kita melihat kondisi yang dideritanya ini sudah tidak bisa dibayangkan, apa yang dirasakan oleh ananda Asyifa. Sakitnya seperti apa, saya sudah melihat kondisinya,” ucapnya.
BACA JUGA: Bocah Bekasi Derita Tumor Ganas, Keluarga Harapkan Penanganan Cepat Rumah Sakit
Politikus Partai NasDem ini meminta, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi lebih serius lagi menangani penyakit yang diderita Asyifa. Pasalnya, tak sedikit masyarakat Kabupaten Bekasi yang menderita penyakit serius, namun minim penanganan dari Pemkab Bekasi melalui Dinas Kesehatan. Informasi tersebut didapatkan langsung ketika dirinya turun ke masyarakat.
Terlebih rata-rata yang menderita penyakit seperti masyarakat tak mampu, sehingga dalam upaya pengobatan terkendala biaya. Walaupun pengobatan gratis, tapi untuk menuju rumah sakit maupun kebutuhan sehari-hari apabila pasien dirawat, itu membutuhkan biaya.
“Mudah-mudahan pemerintah daerah bisa memfasilitasi untuk itu, misalkan membuat rumah singgah untuk menampung masyarakat yang menderita penyakit seperti itu atau pun melengkapi alat-alat kesehatan di RSUD, agar masyarakat Kabupaten Bekasi yang menderita penyakit seperti ini tak perlu keluar daerah. Kalau perlu tambah tipe RSUD yang ada, mengingat jumlah penduduk terus bertambah,” jelasnya.
“Kalau ada anggaran yang tak terpakai (silpa), alangkah baiknya dimanfaatkan untuk kebutuhan itu. Insya Allah dengan begitu bisa meringankan beban keluarga pasien,” sambungnya. (pra/adv)
