RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 telah meninggalkan sejumlah catatan penting dan materi evaluasi bagi partai politik. Mulai dari perolehan jumlah kursi hingga total suara yang diperoleh.
Perubahan dalam daerah pemilihan (dapil) untuk Kota dan Kabupaten Bekasi juga menjadi faktor penyebab penurunan jumlah kursi bagi beberapa partai politik.
Situasi ini juga dirasakan oleh DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Bekasi, meskipun masih berhasil mempertahankan posisi teratas dengan meraih 11 kursi di DPRD. Namun demikian, angka tersebut menunjukkan penurunan dari jumlah sebelumnya yang mencapai 12 kursi.
Sekretaris DPD PKS Kota Bekasi, Daradjat Kardono mengatakan, secara jumlah kursi partainya mengalami penurunan di Pileg 2024 ini, namun tetap memegang posisi pucuk pimpinan di DPRD Kota Bekasi. Kendati mengalami penurunan, perolehan suara partainya ini diklaim bertambah sebanyak 29 ribu dari yang sebelumnya 267.330 ribu.
“Sebelumnya kita 12 kursi. Pada 2024 ini turun menjadi 11 kursi, tapi secara perolehan suara nambah 29 ribu lebih. Kita jumlah kursi terbanyak 11,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Selasa (7/5/2024).
Dia menilai, penurunan raihan kursi partainya ini terjadi karena adanya dampak perubahan dapil di Kota Bekasi pada Pileg 2024, dari yang sebelumnya enam menjadi lima dapil.
“Karena adanya perubahan jumlah dapil, dari enam menjadi lima. Sehingga dengan perhitungan tersebut mengakibatkan kita terdampak. Walaupun suara kita bertambah 29 ribu lebih, tapi kemudian secara kursi kita berkurang satu,” jelasnya.
Sementara, DPD PKS Kabupaten Bekasi juga mengalami penurunan tiga kursi di Pileg 2024 ini. Penurunan yang cukup drastis ini terjadi setelah raihan kursi yang sebelumnya 10, kini hanya tersisa 7. Meskipun secara perolehan suara keseluruhan mengalami lonjakan di Kabupaten Bekasi. Sekretaris DPD PKS Kabupaten Bekasi, Uryan Riana, menyatakan bahwa meskipun perolehan kursi partainya menurun, elektabilitasnya cenderung tetap. Diklaim bahwa meski turunnya kursi, namun perolehan suaranya naik sekitar 13 ribu. Menurut Uryan, dari sekitar 247 ribu suara sebelumnya, kini meningkat menjadi 260 ribu suara.
“Kursi kita boleh turun tiga untuk tingkat kabupaten dan satu di provinsi. Tapi pendapatan hasil perolehan suaranya itu lebih tinggi,” ungkapnya.
BACA JUGA: Petahana Tuai Hasil Minor, Ketua DPD PKS Kabupaten Bekasi Sebut Pemilu 2024 Paling Barbar
Menurutnya, beberapa faktor menyebabkan penurunan kursi partainya di Pileg 2024. Salah satunya adalah tingginya nilai suara untuk satu kursi DPRD, terutama di beberapa daerah pertarungan di Kabupaten Bekasi.
Uryan mencontohkan, Dapil III partainya memperoleh satu kursi dengan perolehan suara 46 ribu. Sementara itu, di Dapil IV, perolehan suara 44 ribu hanya menghasilkan satu kursi. Begitu juga di Dapil I, dengan perolehan suara 36 ribu hanya dapat satu kursi.
“Ini yang menyebabkan suaranya naik, tapi kursi turun. Karena di dapil itu selisihnya sedikit, sehingga kita tidak mendapatkan kursi kedua, yang memang sesuai suara kita. PKS itu kursinya mahal-mahal,” jelasnya.
Sementara itu, Pengamat Politik Bekasi, Roy Kamarullah, berpandangan, perubahan komposisi Dapil yang terjadi di Kabupaten maupun Kota Bekasi menjadi momok utama yang membuat raihan kursi PKS menurun di Pileg 2024. Bahkan, untuk di Kabupaten Bekasi mengalami penambahan jumlah Dapil, sehingga ada beberapa kecamatan yang tadinya menjadi satu harus bergabung ke dapil lain.
Dengan begitu, basis masa yang harusnya bisa mendapatkan satu kursi, setelah perubahan Dapil ini suaranya terpecah. Tentunya ini menjadi alasan hilangnya kursi PKS walaupun perolehan suaranya bertambah.
“Itu efek dari perubahan dapil, pergeseran basis masa. Sering kali memang dari beberapa partai itu, luput dari antisipasi partai politik. Karena perubahan Dapil sudah mendekati tahapan Pemilu,” jelasnya. (pra)
