Berita Bekasi Nomor Satu

Panitia Penyelenggara Pertandingan Liga III seri 1 Jawa Barat Kecewa Berat Usai “di-Pause”

Pemain Persipasi dan pemain Citereup Raya dalam laga lanjutan Liga 3 Seri Jawa Barat di Stadion Patriot Candrabhaga, Jumat (30/9).

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Panitia Penyelenggara Pertandingan Liga III seri 1 Jawa Barat kecewa berat setelah mengetahui bahwa roda kompetisi kasta terbawah tanah air ini mendadak berhenti.

“Ya (ditunda), jadi baru hari ini tadi jam 12 saya dapat info bahwa liga 1, liga 2, liga 3, semua ditunda dulu sampai waktu yang tidak ditentukan,” kata Ketua Panitia Pelaksana, Arif Rahman Hakim, Rabu (5/10).

Tahap pertama babak delapan besar, kata Arif, sesuai jadwal akan berlangsung pada tanggal 7 Oktober 2022. Untuk mempersiapkan laga babak 8 besar, seluruh jajaran panitia disebut telah melakukan evaluasi menyeluruh dalam pelaksanaan pertandingan.

Beberapa poin hasil evaluasi tersebut diantaranya komunikasi yang harus semakin intens dilakukan oleh panitia pelaksana dengan suporter tiap klub yang berlaga di Stadion Patriot Candrabhaga. Kedua, koordinasi yang harus berjalan semakin baik dengan aparat keamanan, serta pengamanan pertandingan yang makin diperketat.

Sejak awal babak penyisihan kata Arif, panitia pelaksana menolak penonton turun ke lapangan. Baik untuk menyambut kemenangan club, maupun meluapkan kekecewaan akibat kekalahan.

“Kita jangan hanya fokus pada permainan, tapi kita juga harus lihat bagaimana masyarakat dalam menyampaikan euforianya terhadap klub kesayangannya,” ungkapnya.

Arif memastikan bahwa panitia pelaksana sudah dalam keadaan siap ketika kompetisi kembali diizinkan bergulir. Panita pelaksana kata dia, bertekad untuk memenuhi hak pemain, official, dan suporter untuk mendapatkan keamanan dan kenyamanan, baik tuan rumah maupun tim tamu.

Penundaan kompetisi liga tiga ini juga dibenarkan oleh Ketua Asosiasi Kota (Askot) PSSI Kota Bekasi, Muhammad AR. Sedianya babak 8 besar liga 3 seri 1 Jawa Barat akan berlangsung mulai tanggal 7 sampai tanggal 16 Oktober di Stadion Patriot Candrabhaga.

Sehari sebelumnya, Askot dan Asprov PSSI Jawa Barat telah menggelar pertemuan, manager meeting bersama dengan delapan klub yang lolos ke babak 8 besar. Hasilnya, penyelenggaraan kompetisi diperbolehkan menghadirkan penonton dengan kapasitas 25 persen dari kapasitas stadion, disertai izin dari pihak kepolisian.

Ia mengungkap bahwa selama putaran babak penyisihan beberapa waktu lalu, suporter yang hadir di Stadion Patriot Candrabhaga relatif kondusif.

“Cuma, karena kejadian musibah Kanjuruhan, kita perketat lagi pengawalan penonton. Apabila dari luar Kota Bekasi, kita anter sampai masuk tol,” ungkapnya.

Persipasi memang sedang On Fire, di babak penyisihan sebelumnya, berhasil menjadi juara group A dengan raihan 15 poin. Strategi permainan tidak boleh rusak, semangat pemain juga tidak boleh hancur.

Apalagi, lawan di babak 8 besar diprediksi lebih kuat dari lawan-lawan sebelumya. Mereka adalah juara dan runner up group pada babak penyisihan sebelumnya. Situasi ini membuat pelatih harus mengatur ulang jadwal latihan untuk menjaga tensi bermain.

“Kita akan atur lagi schedule program kita, karena memang kita pikir kan Jumat kita sudah siap tanding nih. Teman-teman juga sudah atur strategi, pola permainan,” kata Pelatih Persipasi, Tias Tano Taufik.

Dalam waktu dekat ia rencananya akan segera menggelar rapat dengan staff pelatih dan manajemen tim untuk mengatur program latihan selama kompetisi dihentikan. Selain itu, opsi laga uji coba juga akan menjadi salah satu kegiatan yang akan dilalui oleh Persipasi.

Tragedi berdarah yang merenggut ratusan nyawa di Stadion Kanjuruhan Malang nampaknya benar-benar menjadi pukulan telak bagi sepak bola Indonesia. Bahkan saat semua kompetisi liga dibawah Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dihentikan semua pihak menerima keputusan ini dengan alasan kemanusiaan.

Semua pihak berharap dunia sepak bola Indonesia akan mengalami perbaikan usai tragedi di Stadion Kanjuruhan selesai diusut sampai tuntas. Selama TGIPF melakukan investigasi, kompetisi liga 1, liga 2, maupun liga 3 dihentikan.

Kompetisi baru akan dimulai sampai presiden menyatakan bisa dinormalisasi. Tepatnya setelah TGIPF menyampaikan rekomendasi tentang sepeti apa pelaksanaan, penyelenggaraan, serta pengamanan pertandingan harus dilakukan.

“Insya Allah dalam tiga minggu tim ini sudah dapat menyampaikan hasil kerjanya kepada Presiden, dan diharapkan bisa bisa lebih cepat dari target itu,” kata Ketua TGIPF, Mahfud MD.

Dalam rapat perdana kemarin kata Mahfud, tim telah menyepakati untuk segera bekerja dan mencari akar masalah tragedi Kanjuruhan. Kerusuhan kerap terjadi di dunia sepak bola Indonesia, kemudian disusul pembentukan tim setelahnya, tapi tidak pernah ada perubahan.

Harapan perbaikan dunia sepak bola juga disampaikan oleh Pelatih Persipasi, Tias Tano Taufik, tragedi Kanjuruhan disebut sebagai pengalaman paling pahit dunia sepakbola Indonesia. Sehingga untuk kembali memulai kompetisi, panitia pelaksana hingga petugas keamanan di semua level kompetisi harus lebih siap.
Terutama yang sangat ia wanti-wanti adalah penjualan tiket melebihi kapasitas stadion.

“Mudah-mudahan tidak terulang lagi, karena sia-sia nyawa seperti ini kan kita juga prihatin semua, dan dampaknya juga kan ke yang lain,” ungkapnya.
Sedangkan bagi suporter Persipasi, mereka sangat menyayangkan kompetisi harus dihentikan sementara pada saat tim kebanggaan sedang dalam performa yang baik. Tapi, kemanusiaan dan perbaikan sepak bola Indonesia tidak bisa ditawar lagi, mereka telah merelakan diri sejak pertandingan terkahir pada hari Minggu kemarin, mengosongkan tribun stadion juga untuk alasan kemanusiaan pasca tragedi Kanjuruhan.

“Untuk Persipasi ya amat miris ya, ketika Persipasi baru bangkit, terus juga lagi bagus-bagusnya. Tapi kita teman-teman suporter optimis, ketika kawan-kawan militan di Curva North itu mampu bertahan selama sepuluh tahun (saat Persipasi vakum), kenapa kali ini tidak untuk kemanusiaan,” ungkap Presiden Komunitas Suporter JH 2010, Agus Leo.

Aksi untuk menuntut perbaikan PSSI, panitia pertandingan, dan perbaikan jam tayang sudah mereka lakukan sejak awal pasca tragedi Kanjuruhan. Bahkan sebelum kompetisi bergulir, suporter dari Bekasi juga sudah mengkritik jadwal pertandingan yang dinilai larut malam, ini juga dilakukan oleh suporter di daerah lain.

Baginya, PSSI dinilai tidak mendengarkan aspirasi yang datang dari kelompok suporter. Salah satu contohnya kata Leo, PSSI tidak sedikitpun bergeming saat suporter mengkritik jam pelaksanaan pertandingan yang dinilai terlalu larut malam, dinilai beresiko besar terhadap keamanan suporter.

“PSSI terlalu tebal (kuping), tidak mau mendengarkan saran dari Grassroot,” tambahnya. (Sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin