Berita Bekasi Nomor Satu

Kata Menkes, Kedatangan 100 Juta Vaksin Belum Pasti

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

RADARBEKASI.ID, JAKARTA – Negara-negara produsen vaksin Covid-19 masih melarang produk vaksinnya diekspor. Kondisi ini tentu mengganggu ketersediaan vaksin di Indonesia yang sangat membutuhkan untuk program vaksinasi.

Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris mengatakan, pihaknya ingin meminta penjelasan pemerintah soal pengadaan vaksin tersebut. “Ramai dibicarakan soal kendala pengadaan vaksin khususnya astrazeneca. Komisi IX minta penjelasan ketersediaan vaksin Covid-19 untuk vaksinasi program pemerintah,” kata Charles, Kamis (8/4).

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, di dunia ada 60 negara yang sudah melakukan vaksinasi. Indonesia ada di ranking 8. Sedikit di bawah Jerman, Turki, Brazil, Inggris, India, dan Amerika. Tantangan paling besar di vaksinasi adalah ketersediaan vaksin.

“Ada lima negara yang memproduksi vaksin yaitu Amerika, China, India, Inggris, dan Rusia. Negara-negara ini menerapkan kebijakan untuk tidak mengeluarkan vaksin yang diproduksi di negaranya. Contoh AS, semua vaksin yang diproduksinya hanya boleh dipakai di AS saja. Inggris juga begitu,” terangnya.

Kemudian, terkait dengan rencana kedatangan 100 juta vaksin, Budi mengatakan, jika kedatangan vaksin tersebut belum pasti. Budi menerangkan, ada dua mekanisme mendatangkan vaksin. Pertama melalui mekanisme multilateral dengan GAVI sebanyak 54 juta dosis secara gratis. Kedua, vaksin Astrazeneca yang didatangkan dengan mekanisme bilateral melalui Bio Farma dan Astrazeneca sebanyak 50 juta.

GAVI adalah sebuah aliansi vaksin internasional yang menyediakan vaksin gratis bagi negara-negara yang memenuhi syarat. “Yang bermasalah pertama kali adalah COVAC/GAVI karena adanya embargo dari India, suplai vaksin Astrazeneca paling besar dari India sehingga mengalami hambatan,” katanya.

Kemudian, terkait vaksin Astrazeneca dengan mekanisme bilateral pun berubah. “Informasi terakhir yang kami terima dari Astrazeneca, yang tadinya rencananya semuanya dilakukan di 2021, mereka menyampaikan bahwa hanya bisa 20 juta vaksin di 2021 dan diundurkan 30 juta vaksin pada 2022,” katanya. (oke/fin)