Berita Bekasi Nomor Satu

Polisi Usut Kasus Keracunan Puluhan Santri

JALANI PERAWATAN: Salah seorang santri Ponpres Yatim Dhuafa dan Anak Terlantar yang keracunan usai makan lontong saat berbuka puasa menjalani perawatan di klinik yang berada di Cabang Bungin, Kabupaten Bekasi. IST/RADAR BEKASI
JALANI PERAWATAN: Salah seorang santri Ponpres Yatim Dhuafa dan Anak Terlantar yang keracunan usai makan lontong saat berbuka puasa menjalani perawatan di klinik yang berada di Cabang Bungin, Kabupaten Bekasi. IST/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Polsek Tambelang masih melakukan pendalaman terkait keracunan massal santri dan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Yatim Dhuafa dan Anak Terlantar usai makan lontong saat berbuka puasa di Desa Sukaringin, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi.

Makanan yang mengakibatkan para santri di Yayasan As-Shofiani Ahmadi tersebut diberikan oleh donatur atas nama Wawan. Saat itu, Wawan melakukan transfer ke rekening kepada salah satu warteg dan memesan makanan takjil dan nasi bungkus untuk para santri.

Kapolsek Tambelang AKP Shodirin menjelaskan pada Selasa (27/4) lalu, Yayasan As-Shofiyani Ahmadi, yang dipimpin oleh Ahmad Rofiyudin, mengadakan buka bersama dengan para santri, yang jumlahnya kurang lebih 70 orang. Sementara untuk biaya makanan dan minuman itu diberikan donatur bernama Wawan.

Saat itu, Wawan mentransfer uang kepada pemilik warteg untuk dibuatkan makanan takjil dan nasi bungkus. Adapun jenis makanannya berupa minuman es campur dan lontong sayur serta kerupuk. Selanjutnya, donatur kembali menghubungi pimpinan pondok pesantren, meminta untuk mengambil makanan di warteg yang berada di Babelan.

“Jadi makanan itu dipesan oleh salah seorang donatur bernama Wawan. Dia memesan makan dan minuman di salah satu warteg yang berada di Babelan,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Kamis (29/4).

Setelah memakan hidangan tersebut, kata Shodirin, pengurus yayasan dan para santri merasakan pusing dan mual-mual. Bahkan, ada yang sampai muntah. Selanjutnya, para santri ini dibawa ke klinik yang berada di Cabang Bungin. Namun saat ini, kondisi sejumlah santri sudah mulai membaik.

“Sudah ada 49 orang santri maupun santriwati yang sembuh, dan sudah dipulangkan. Sementara itu, yang masih menjalani perawatan, ada sekitar 21 orang (santri),” terang Shodirin.

Ia menegaskan, pihaknya masih terus melakukan pendalaman perihal peristiwa keracunan masal itu. Shodirin menjelaskan, dalam menangani kasus ini, pihaknya dapat bantuan dari Polres Metro Bekasi. “Sekarang masih ditangani oleh Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Metro Bekasi dengan Polsek Tambelang,” bebernya.

Sebelumnya, puluhan santri yang berasal dari Yayasan As-Shofiani Ahmadi, Ponpres Yatim Dhuafa dan Anak Terlantar, di Desa Sukaringin, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi, mengalami keracunan massal usai memakan hidangan saat berbuka puasa, Selasa (28/4).

Sekretaris Desa Sukaringin, Markim Sariputra mengatakan, pihaknya belum mengetahui secara pasti mengenai keracunan massal itu, karena tidak ada informasi. Meski demikian, dari informasi yang ia peroleh, para santri itu memakan lontong saat berbuka puasa.

“Informasinya saat buka puasa, para santri ini pada makan lontong,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Rabu (28/4).

Dijelaskan Markim, jumlah para santri di Ponpres itu sekitar 80 orang. Saat kejadian, para santri semuanya mengalami mual-mual. Namun, dari 80 santri, tidak semua dirawat, karena ada sebagaian yang hanya diberikan obat-obatan saja. Hingga berita ini ditulis, masih ada lima santri yang masih dirawat di klinik.

“Jumlahnya hampir 80-an orang, dan memang tidak semua santri dirawat, ada yang hanya diberikan obat, tapi ada juga yang harus di impus. Saat ini hanya tinggal lima orang santri yang masih menjalani perawatan,” terangnya.

Lanjut Markim, pihak desa sudah mendatangi klinik tempat para santri dirawat, untuk melihat kondisinya. Kata dia, pihaknya juga akan mendatangi Ponpres para santri ini, untuk meminta keterangan perihal kejadian itu.

“Kami sudah meninjau ke klinik tempat santri dirawat. Kemudian, kami berencana untuk mendatangi ponpres tersebut untuk meminta keterangan, apa penyebab anak-anak itu keracunan,” tandas Markim. (pra)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin