Berita Bekasi Nomor Satu

Bulan Imunisasi Diperpanjang

SIAPKAN ALAT SUNTIK: Petugas menyiapkan alat suntik sebelum melakukan imunisasi di Posyandu Durian 19 RW 19 Kelurahan Padurenan, Mustikajaya Kota Bekasi, belum lama ini. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Masih rendahnya capaian imunisasi membuat program Bulan Imunisasi Nasional (BIAN) diperpanjang sampai akhir Oktober 2022. Pemerintah di tingkat provinsi sampai kabupaten atau kota masih mengejar capaian imunisasi.

Kota Bekasi termasuk dalam sebelas kabupaten atau kota dengan capaian imunisasi rendah di Provinsi Jawa Barat.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, Tanti Rohilawati mengatakan bahwa sampai dengan saat ini pihaknya masih mengejar capaian imunisasi. Untuk mengoptimalisasi capaian imunisasi, Dinkes Kota Bekasi disebut telah menambah layanan, termasuk melaksanakan door to door.

“Kita mengejar, kemarin kan kita sempat terakhir tuh minggu-minggu pertama kita terakhir di provinsi. Ternyata kita buat tambahan-tambahan layanan Alhamdulillah sekarang sudah diatas 80 persen,” katanya.

Pihaknya menargetkan capaian imunisasi sampai 90 persen. Ada beberapa kendala dalam pelaksanaan BIAN tahun ini, diantaranya ketakutan masyarakat datang ke layanan kesehatan saat pandemi Covid-19.

“Ya pastilah (ada kendala), akhirnya kita harus door to door, apakah karena masyarakat ini karena pernah ada pandemi jadi ada rasa ketakutan atau apa,” ungkapnya.

Namun kata Tanti, orang tua perlu harus mempertimbangkan resiko terpapar penyakit seperti difteri, campak, hingga hepatitis.

Untuk mengantisipasi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), Dinkes telah menyiapkan tim dokter, sehingga orang tua tidak perlu khawatir jika terjadi reaksi luar biasa.

“Maka berharap saya kepada masyarakat yang mempunyai putra-putri untuk dapat dilakukan imunisasi ya,” tambahnya.

Dua tahun pandemi kemarin, cakupan imunisasi anak memang mengalami penurunan. Tahun 2019, capaian imunisasi tercatat 93,34 persen, sementara di tahun 2020 dan 2021 tidak mencapai 90 persen, yakni 83,31 persen di tahun 2020, dan 80,8 persen di tahun 2021.

Tahun ini, sasaran imunisasi anak di Kota Bekasi sebanyak 200 ribu anak. Sementara, masih ada 5.713 anak yang tercatat belum mendapat imunisasi dasar di tahun 2021.

Awal bulan Oktober kemarin, ada sebelas kota dan kabupaten yang rendah capaian imunisasinya. Kesebelas kota dan kabupaten tersebut yakni Kota Cirebon 85 persen, Kabupaten Tasikmalaya 82,8 persen, Kota Bogor 81,6 persen, Kota Bekasi 78,9 persen, Kabupaten Bandung 75,2 persen, Kabupaten Bogor 73,2 persen, Indramayu 72,7 persen, Kota Bandung 67,7 persen, Kota Cimahi 66,9 persen, Kota Depok 63,0 persen, dan Kabupaten Bekasi 59,8 persen.

Terpisah, praktisi dan peneliti Global Health Security dan Pandemi pada Center For Environment and Population Health Griffith University, Dicky Budiman mengatakan bahwa program imunisasi anak harus kembali digiatkan. Pasalnya, ada beberapa penyakit misterius yang belum diketahui penyebabnya, dimana penyakit tersebut cenderung menyerang anak-anak.

Sehingga, harus dilakukan mitigasi di lingkungan anak-anak beraktivitas. Mulai dari memastikan orang dewasa dalam keadaan baik dan telah mendapatkan perlindungan lewat vaksinasi, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), hingga memastikan asupan gizi yang baik.

“Orang-orang dewasa disitu di booster, penguatan ventilasi sirkulasi, sanitasi hygiene, dan juga upaya PHBS lainnya. Selain tentu gizi dan penguatan, atau revitalisasi dari program imunisasi pada anak yang harus kembali digiatkan,” ungkapnya. (sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin