Berita Bekasi Nomor Satu

Jalin Kerjasama Daerah Lain untuk Kendalikan Inflasi Pangan

Illustrasi : Pedagang menunggu pembeli di lapaknya Pasar Baru Bekasi, Kamis (10/6). Pedagang menolak rencana pemerintah menjadikan bahan pokok atau sembako sebagai obyek pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 12 persen. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Kabupaten Bekasi menjalin kerjasama dengan daerah lain sebagai bentuk kolaborasi untuk mengendalikan inflasi pangan demi memenuhi kebutuhan bahan pokok di wilayah setempat. Komitmen itu sebagai bentuk inovasi dalam pencanangan Gerakan Pengendalian Inflasi dan Ketahanan Pangan (GNPIP) se-Pulau Jawa secara serentak.

Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan mengatakan, Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi menjamin ketersediaan kebutuhan bahan pokok penting dengan menjalin kerja sama dengan daerah produsen lainnya.

“Kerja samanya dalam bentuk pemenuhan kebutuhan bahan pokok penting yang kita jalin bersama dengan Kabupaten Subang dan Kabupaten Garut. Jadi ketika Kabupaten Bekasi mengalami kelangkaan bahan pokok penting, maka pihak produsen akan memenuhi dan tidak menjual ke daerah lainnya” ucap Dani Ramdan, Rabu (5/4).

Dirinya menjelaskan, kebutuhan bahan pokok penting yang dapat disuplai dari daerah produsen tersebut biasanya sayur mayur seperti, cabai, tomat, bawang dan lain-lain.

Teknis kerjasama itu nantinya kedua daerah akan saling memfasilitasi kebutuhan pokok (sayuran) karena Kabupaten Bekasi sebagai wilayah produsen bahan pokok sehingga jika ada kelangkaan bisa dicegah dan kenaikan harga bisa dicegah hingga pengendalian inflasi.

“Kita (Kabupaten Bekasi,Red) memang produsen pokok untuk beras sehingga stoknya masih memadai, jadi kerjasama kita meliputi untuk suplai komoditas sayuran. Meskipun di beberapa daerah sendiri ada yang memproduksi sayuran tetapi mungkin masih kurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” tambahnya.

Dani juga mengantisipasi menjelang Hari Raya Idulfitri 1444 Hijriah, dimana biasanya terjadi kenaikan harga kebutuhan pokok seperti cabai, bawang merah dan putih, telur ayam, daging ayam dan daging sapi.

“Jadi strategi pertamanya adalah kerjasama dengan daerah produsen, strategi kedua adalah dengan menyalurkan sebagian stok pangan kita ke orang-orang kurang mampu dengan operasi pasar pangan murah,” ucapnya.

Operasi pasar pangan murah itu bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang kurang mampu untuk mendapatkan kebutuhan pokok penting dan langka dengan harga terjangkau.

“Kalau sudah seperti itu, biasanya pembayar yang tertinggi saja (orang mampu) yang akan mendapatkan kebutuhan pokok itu atau siapa yang punya uang itu yang bisa beli. Nah ini yang kita hindari dengan pasar pangan murah, jadi orang yang kurang mampu juga dapat mengakses kebutuhan mereka,” tutupnya. (ris)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin