Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Rekayasa Lalin Mulai Hari Ini, Jalur Mudik Bekasi Mulai Padat

Illustrasi : Sejumlah pengendara melintas di atas tol layang MBZ di kawasan Bekasi Selatan, Kota Bekasi. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Rekayasa lalu lintas arus mudik di sejumlah ruas Tol akan diberlakukan mulai hari ini (18/4). Rencana, tiga rekayasa lalu lintas diterapkan serempak pada pukul 14.00 WIB, mulai dari One Way, Contra Flow hingga Ganjil Genap. Polda Metro Jaya memprediksi peningkatan arus lalu lintas pemudik di sepanjang jalan Kalimalang terjadi mulai hari ini.

Rekayasa lalu lintas sebagai alternatif strategi menjaga kelancaran arus lalu lintas akan dilaksanakan, dengan memperhatikan kondisi lalu lintas setiap waktu. Dipastikan tidak ada buka tutup jalan di wilayah jalur mudik Bekasi, hanya dilakukan dengan pengaturan lalu lintas sesuai kebutuhan.

Sebanyak 832 personil gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, serta unsur lain telah dipersiapkan mengawal arus mudik. Setelah apel gelar pasukan petang kemarin, petugas langsung ditempatkan di berbagai titik, termasuk di tujuh pos pengamanan dan pelayanan mudik yang telah berdiri di Kota Bekasi.

“Jadi mulai selesai kegiatan apel nanti, anggota langsung diposisikan di masing-masing pos untuk melakukan monitoring dan pengamanan pada saat pemudik melewati jalur-jalur tersebut,” ungkap Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Pol Dani Hamdani, Senin (17/4).

Lebih lanjut kata Dani, prioritas kondisi arus lalu lintas yang menjadi perhatian pada masa mudik di Kota Bekasi adalah situasi lalu lintas di ruas tol. Pihaknya berharap ada indikator yang disiapkan untuk mengukur kepadatan lalu lintas di jalan tol.

Contohnya, saat indikator sudah menunjukkan warna kuning, rekayasa Contra Flow di ruas jalan tol akan dijalankan. Jika indikator sudah menunjukkan warna merah, maka arus lalin akan diprioritaskan untuk kendaraan dengan tujuan mudik.

Jika solusi kedua sudah tidak lagi bisa mengurai kepadatan di jalan tol, maka jalur arteri di dalam kota bisa menjadi alternatif solusi, kendaraan akan diarahkan keluar dari ruas jalan tol.

“Kalau merah otomatis akan dialirkan semua prioritas yang akan mudik, termasuk kalau misalkan nanti masih padat juga akan dialirkan keluar dari Bekasi ini untuk mengisi ke jalur-jalur yang ada di arteri,” tambahnya.

Puncak arus mudik diperkirakan terjadi mulai tanggal 19 dan 20 April mendatang. Titik-titik rawan kemacetan di dalam kota menjadi perhatian petugas, mayoritas terletak di area perbatasan antara Kota dan Kabupaten Bekasi.

Sedangkan di pusat kota, titik kemacetan yang menjadi perhatian petugas adalah simpang pintu tol Barat, di Jalan Ahmad Yani.

Persiapan untuk menjaga kelancaran arus mudik juga dilakukan oleh Pemkot Bekasi. Sampai kemarin, ruas-ruas jalan arteri di dalam kota dilaporkan sudah dalam keadaan siap untuk dilalui oleh para pemudik, baik jalan KH Noer Alie sampai dengan Jalan Chairil Anwar, maupun Jalan Sultan Agung sampai dengan Jalan Ir H Juanda Bulak Kapal.

Total, ada 250 personil Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi yang disiagakan, rambu penunjuk arah menuju Pantura, hingga dua unit mobil derek telah dipersiapkan. Ratusan petugas tersebut akan berjaga 24 jam di posko mudik, persimpangan vital, hingga mobile ke sejumlah titik sepanjang jalur mudik.

“Di Posko sudah pasti 24 jam, untuk mobilitas bergabung dengan mobil Polisi, TNI, dan Pramuka. Untuk yang lainnya di titik krusial di persimpangan-persimpangan,” terang Kabid Dalops Dishub Kota Bekasi, Ikhwanudin Rahmat.

Pada arus mudik ini, diperkirakan minim pemudik yang akan beristirahat dalam waktu lama, lantaran perjalanan yang ditempuh relatif masih singkat dari arah Jakarta menuju ke Bekasi, kondisi pemudik masih relatif stabil, belum dihantui rasa lelah berlebih. Situasi akan sedikit berbeda pada periode arus balik lepas lebaran.

Selain bertugas di sepanjang jalur mudik, sebagian petugas Dishub Kota Bekasi juga memantau langsung kondisi arus lalu lintas lewat sistem pengendalian lalu lintas berbasis teknologi atau Area Traffic Control System (ATCS). Petugas akan berjaga memantau 12 titik simpang guna mengendalikan kepadatan arus lalu lintas yang mungkin terjadi selama periode mudik nanti.

“Petugas kami dari Dalops dan Lalin standby di ATCS, dia memantau di satu ruangan, ada 12 simpang langsung disampaikan ke petugas lapangan,” tambahnya.

Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno menyebut kemacetan menjadi bagian dari mudik lebaran yang tidak bisa dihindari. Tahun ke tahun selalu ada perbaikan, namun kecelakaan lalu lintas juga tidak bisa dihindari, upaya untuk mengelola kemacetan dan mengurangi fatalitas kecelakaan sangat diperlukan.

“Seperti halnya di musim lebaran sebelumnya, setidaknya ada lima hal yang perlu dapat diperhatikan sungguh-sungguh dari pemerintah. Pertama pengaturan rest area di jalan tol, kedua pengelolaan atau manajemen pelabuhan penyeberangan Merak-Bakauheni, ketiga keselamatan pemudik yang menggunakan sepeda motor sangat rentan kecelakaan lalu lintas, keempat program mudik gratis, dan kelima manajemen jalur atau jaringan jalan yang akan digunakan untuk mudik,” paparnya.

Penanganan lalu lintas kendaraan jangan hanya fokus di jalan tol, jalan-jalan arteri juga harus dirawat dan diawasi pada saat mudik.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memberikan beberapa tips selamat berkendara pada saat puasa, diantaranya istirahat cukup, hindari makan makanan yang dapat menyebabkan kantuk, mematuhi batas kecepatan kendaraan, jaga jarak aman, memperhatikan tekanan angin pada ban, mematuhi aturan lalu lintas, memahami rute perjalanan, menghindari jalur alternatif berbahaya, hingga tidak membawa penumpang dan barang secara berlebihan.

Pada malam hari, pengendara mesti memastikan tubuh dalam kondisi fit, tidak membawa penumpang dan barang berlebihan, menghindari penggunaan kecepatan berlebihan, menggunakan safety gear berwarna cerah dan reflektor, memastikan penerangan dan pengereman berfungsi dengan baik, menjaga jarak aman, menghindari jalur sepi dan minim marka jalan, hingga beristirahat di tempat yang aman setiap dua jam perjalanan.

“Pemerintah sudah menyiapkan dengan segala kemampuannya, sedangkan pemudik juga harus benar-benar menyiapkan diri untuk mudik dengan persiapan yang matang. Jangan sampai fasilitas yang sudah disiapkan tidak dimanfaatkan dengan baik,” tambahnya. (Sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin