Berita Bekasi Nomor Satu

Baru Terhubung Dua Stasiun, Dukungan Armada Transpatriot Jelang Operasional LRT

Illustrasi : Gerbong Kereta Light Rail Transit (LRT) terlihat di Kawasan Bekasi Timur, Kota Bekasi, beberapa waktu lalu. Jelang operasional LRT Pemkot Bekasi berupaya merampungkan konektivitas transportasi umum menuju stasiun LRT. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Operasional Lintas Rel Terpadu (LRT) makin dekat. Pertengahan April kemarin, progres proyek ini sudah mencapai 91,53 persen. Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi harus merampungkan konektivitas angkutan umum untuk mendukung operasional LRT.

Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi masih berupaya menyelesaikan konektivitas transportasi umum, untuk mengangkut penumpang menuju lima stasiun yang ada di Kota Bekasi. Sampai kemarin, baru dua stasiun yang koneksi transportasi sudah bisa dipastikan siap, yakni Bekasi Selatan dan Bekasi Timur.

“Yang pasti kalau yang dua koridor, (stasiun) Grandhika dan Revo itu sudah siap sama transpatriot. Mobilnya juga sudah ada,” kata Kabid Angkutan dan Terminal Dishub Kota Bekasi, Ade Rahmat, Rabu (3/5).

Setidaknya, ada 21 unit bus yang akan melayani penumpang menuju kedua stasiun tersebut. Dua stasiun di dekat pusat kota ini diprediksi lebih ramai jumlah penumpangnya dibandingkan tiga stasiun yang lain.

Rute bus Transpatriot yang akan melayani penumpang di stasiun Bekasi Timur cukup pendek, melintasi jalan Chairil Anwar menuju ke Jalan HM Joyomartono. Sementara rute bus yang akan melayani penumpang di Stasiun Bekasi Barat mulai dari kawasan Perumahan Kemang Pratama sampai ke stasiun LRT, diperkirakan panjang rute 2,3 km. Sementara untuk tarif bus Transpatriot, masih dalam pembahasan.

“Ini saya hitung barusan dari Kemang ke Revo 2,3 kilo meter, mungkin nanti ditetapkan tarifnya berapa,” ungkapnya.

Tiga stasiun yang lain, yakni Cikunir Satu, Cikunir Dua, dan Jatibening masih terus melakukan koordinasi dengan Organda Kota Bekasi. Ade menyampaikan bahwa Organda telah menyatakan kesiapannya, angkutan di sekitar stasiun akan terkoneksi dengan stasiun LRT.

Salah satu aspek yang masih dibahas adalah peremajaan angkutan umum yang akan melayani penumpang LRT. Ditarget konektivitas angkutan umum ini sudah selesai pada saat LRT aktif beroperasi.

“Mereka sedang mencari solusi peremajaan atau apa, itu yang sedang didiskusikan (untuk angkutan) khusus yang ke LRT,” tambahnya.

Sosialisasi konektivitas angkutan kepada masyarakat rencananya akan dimulai akhir bulan Mei ini. Sosialisasi dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari pemasangan spanduk, hingga mengundang masyarakat seperti forum RT/RW serta kelompok masyarakat yang lain.

Sebelumnya, Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno mengatakan bahwa pembenahan transportasi umum di Jabodetabek adalah hal penting untuk dilakukan. Ia melihat masih ada ketimpangan kondisi transportasi umum antara satu kota dengan kota lain.

Kendaraan pribadi masih digunakan menjadi moda transportasi utama oleh warga Jabodetabek untuk beraktivitas. Dibuktikan dengan kemacetan yang masih terus mendera Jakarta meskipun sudah ada moda transportasi umum massal yang telah beroperasi, yakni KRL.

“Sebagai sebuah angkutan publik massal, pelayanan LRT Jabodetabek tidak bisa bersifat tunggal, tapi harus terintegrasi, dari hulu hingga hilir, pra perjalanan, selama perjalanan, dan pasca perjalanan,” katanya kepada Radar Bekasi.

Lancarnya perpindahan moda oleh pengguna LRT akan disebut akan mereduksi waktu perjalanan, serta memberi kenyamanan. Saat ini, layanan transportasi yang dinilai baik dan sejajar dengan banyak kita metropolitan di dunia adalah Jakarta, diluar itu pembenahan transportasi baru dilakukan di dua kota, Bogor dan Tangerang.

Integrasi tarif yang sudah dilakukan di Jakarta seyogyanya juga dapat dilakukan dengan KRL dan LRT guna memudahkan pengguna transportasi. Untuk mewujudkan pembenahan transportasi ini dibutuhkan peran pemerintah pusat dan daerah.

“Sinergi pemerintah pusat dan daerah dapat dilakukan untuk mempercepat penerapan pembenahan transportasi umum di wilayah Jabodetabek,” tambahnya.

Diketahui, LRT dikabarkan akan efektif beroperasi pada 12 Juli mendatang. Sebelum efektif beroperasi dan bertarif, bakal ada uji coba gratis pada bulan Juni, dipersiapkan kuota penuh 200 penumpang.

Terkait dengan tarif, KAI mengusulkan tarif LRT jarak pendek Rp5 ribu per orang, serta jarak terjauh mencapai Rp 24 ribu. Tarif rata-rata LRT berada di angka Rp15 ribu per orang. (sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin