Berita Bekasi Nomor Satu

Kisah Nelayan Kerang di Desa Pantai Makmur Bekasi: Musim Kemarau Tantangannya Cuaca, Hujan Khawatir Limbah

TURUNKAN KERANG: Nelayan menurunkan kerang dari perahunya di Desa Pantai Makmur Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi, Minggu (5/11). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Desa Pantai Makmur Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi, menjadi saksi kehidupan para nelayan kerang yang penuh semangat. Mereka tidak hanya merasakan kegembiraan dari hasil melimpah, tetapi juga menghadapi berbagai tantangan.

Pada Minggu (5/11) sekitar pukul 11.00 WIB, senyum merekah terpancar dari wajah puluhan nelayan kerang ketika menepikan perahunya setelah kembali melaut membawa kerang hijau untuk dijual.

Salahsatu nelayan, Samsur, pulang membawa kurang lebih 50 hingga 60 ember kerang. Dengan mengenakan kupluk hijau, Samsur terlihat bersantai sembari memainkan telepon selulernya.

“Satu ember kurang lebih isinya (kerang) lima sampai enam kilogram. Harganya sekarang satu ember Rp 18 ribu,” ucap Samsur sembari meminum kopi hitamnya di sebuah warung.

Kerang hasil melaut tersebut langsung dikirim ke pelanggannya. Meski musim kemarau meningkatkan hasil melaut, Samsur harus menghadapi tantangan panas cuaca hingga mencapai 35 derajat. Topi dan penutup wajah menjadi perlengkapan wajib saat berada di perahu.

“Kalau musim kemarau ini tantangannya cuaca aja,” tambahnya.

Namun, kehidupan Samsur dan nelayan lain tidak hanya diwarnai oleh senyum dan hasil melaut yang melimpah. Sebab, Desa Pantai Makmur berdekatan dengan kawasan industri dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTGU), seringkali terkena dampak limbah.

Nelayana berharap agar perusahaan tidak lagi membuang limbahnya ke laut, baik saat musim penghujan maupun kemarau. Keberlanjutan lingkungan laut sangat penting karena sebagian besar masyarakat nelayan kerang bergantung pada laut sebagai sumber kehidupan.

Musim hujan dengan air laut yang kerap bercampur limbah, menjadi waktu yang sulit bagi nelayan. Pengalaman bertahun-tahun Samsur sebagai nelayan kerang menunjukkan bahwa air limbah dapat mencemari laut, menghambat perkembangbiakan kerang, dan menurunkan kualitasnya.

“Di awalan musim penghujan, ada rasa kekhawatiran kalau akan turunnya limbah,” keluhnya.

Hasil melaut kerang Samsul dan nelayanan lain ditunggu oleh para pedagang kerang menggunakan sepeda motor rakitan yang diberi dua hingga tiga jerigen sebagai tempat menaruh kerang. Para pedagang kerang matang dan mentah itu berasal dari berbagai wilayah seperti Jagawana di Sukatani, Tambelang, dan Cibitung. Mereka rela menempuh perjalanan selama satu jam untuk mendapatkan kerang.

“Rata-rata di sini udah punya pelanggan tetap. Ada yang jual mateng keliling perumahan. Saya dari Cibitung, kalau aslinya mah Tambelang, kesini satu jam ada kali ya lewat jalan CBL (Cikarang Bekasi Laut). Alhamdulillah sekarang mah jalannya udah bagus,” kata Zay saat menunggu nelayan kerang di warung sekitar. (ris)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin