Berita Bekasi Nomor Satu

Durasi Belajar Belum Normal

BERMAIN SEPAKBOLA: Sejumlah siswa SDN Kota Baru II dan SDN Kota Baru III Kota Bekasi bermain sepakbola di halaman sekolah saat waktu istirahat, Selasa (13/9). Durasi belajar di kedua SDN ini belum sepenuhnya normal pascakecelakaan maut yang terjadi akhir Agustus lalu. DEWI WARDAH/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Durasi belajar di SDN Kota Baru II dan SDN Kota Baru III Kota Bekasi belum sepenuhnya normal pascakecelakaan maut yang terjadi akhir Agustus lalu. Siswa termasuk guru masih butuh penyesuaian untuk bangkit dari trauma.

Kemarin, sejumlah siswa kedua SDN itu asik bermain sepakbola di halaman sekolah saat waktu istirahat. Beberapa orangtua menjemput dan mengantar anaknya.

Gerbang sekolah yang mengarah tepat ke Jalan Raya Sultan Agung sudah tidak difungsikan setelah musibah itu terjadi. Kini, akses keluar maupun masuk warga sekolah melalui sisi barat gedung sekolah.

Kepala SDN Kota Baru III Kota Bekasi Yeti Taryati mengungkapkan, kegiatan pembelajaran siswa sudah mulai dilaksanakan sejak Senin (12/9). Menurut Yeti, semua pihak harus move on dari tragedi kecelakaan maut di depan sekolah pada Rabu (31/8).

“Kegiatan pembelajaran siswa sudah kami gelar kembali sejak Senin kemarin. Menurut saya kami semua harus sudah move on dan kembali memulai aktivitas sekolah, karena pembelajaran siswa sangat penting untuk tetap dilaksanakan,” ungkapnya saat ditemui Radar Bekasi, Selasa (13/9).

Kendati demikian kegiatan pembelajaran selama satu minggu kedepan belum dilaksanakan secara normal. Waktu belajar dikurangi untuk penyesuaian siswa di lingkungan sekolah.

“Untuk jam belajarnya kami belum normal, siswa akan pulang lebih cepat mungkin dalam kurun waktu satu minggu ini,” ucapnya.

Dalam waktu normal, siswa kelas 1, 2, 5, dan 6 masuk pada pukul 07.00 WIB dan pulang pada pukul 12.00 WIB. Sementara kini, siswa akan masuk pada waktu yang sama namun pulang lebih cepat pukul 10.00 WIB.

Sementara, siswa kelas 3 dan 4 secara normal mereka masuk pada pukul 13.00 dan pulang 17.00 WIB, di masa penyesuaian siswa masuk pada pukul 10.00 WIB dan pulang pada pukul 13.00 WIB.

“Kami tahu bahwa untuk menghilangkan trauma itu sulit, jadi kami akan mulai membiasakan siswa dengan kegiatan-kegiatan sekolah. Sehingga secara otomatis mereka akan lupa kejadian tersebut dan akan kembali ceria ketika mengikuti KBM secara normal,” tuturnya.

Yeti berharap dengan penyesuaian ini siswa akan lebih siap dalam melakukan aktivitas secara normal kembali di lingkungan sekolah. “Kita berharap waktu satu minggu ini bisa benar-benar efektif, karena kami juga sebentar lagi akan menghadapi kegiatan Penilaian Tengah Semester (PTS) dan itu semua membutuhkan persiapan yang matang, baik dari siswa ataupun gurunya itu sendiri,” ungkapnya.

Guru, siswa, dan orangtua peserta didik telah mendapatkan trauma healing pada Kamis dan Jumat pekan lalu. Trauma healing dilakukan di sekolah dan rumah orangtua siswa.

Trauma healing juga diterima dari Ketua Komisi Perlindungan Anak (KPA) Aris Merdeka Sirait dan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TPPKK) Kota Bekasi Wiwiek Hargono Tri Adhianto.

“Kegiatan trauma healing ini sangat membantu kami dan sangat bermanfaat sekali. Kegiatannya dilakukan di sekolah dan rumah-rumah orangtua siswa,” ucapnya.

Salah satu orangtua siswa SDN III Kota Baru Kota Bekasi Lili mengungkapkan, saat ini dirinya secara rutin mengantar dan menjemput anaknya ke sekolah. Menurutnya, hal itu akan membuatnya tenang.

“Anak saya itu salah satu korban dengan luka ringan, jadi biasanya anak saya berangkat dan pulang sekolah sendiri. Sekarang saya lebih tenang ikut nganter dan jemput, karena memang trauma itu benar-benar saya rasakan sebagai orangtua,” ungkapnya.

Lili mengaku, merasakan kekhawatiran yang berlebih dari anaknya ketika ingin berangkat ke sekolah. “Dahulu anak saya itu paling rajin berangkat pagi, sekarang dia takut penginnya siang-siangan aja nunggu teman dan nunggu saya kalau mau berangkat sekolah,” ucapnya.

Ia berharap, trauma yang dialami oleh anaknya dan bisa berangsur hilang sehingga bisa kembali menjalani aktivitas secara normal tanpa memiliki rasa takut yang berlebih.

“Kita harus move on walaupun kalau inget suka nangis sendiri, tapi kalo begitu-begitu aja kasian anak saya juga. Lagian sekarang pintu depan juga sudah ditutup, jadi mudah-mudahan bisa lebih aman untuk anak-anak,” tukasnya.

Sementara, Kepala SDN Kota Baru II Bekasi Euis Hayati menyampaikan, kegiatan pembelajaran tatap muka yang kembali digelar belum dilaksanakan secara normal.

“Kami terapkan sama dengan SDN Kota Baru III, karena kami berdekatan dan juga siswa masih membutuhkan penyesuaian jam belajar yang diterapkan dilakukan sama persis dengan SDN Kota Baru III,” ujar Euis.

Penyesuaian pembelajaran dilakukan berdasarkan komunikasi antar SDN Kota Baru II dengan Kota Baru III. “Saya sebagai kepala sekolah selalu berkomunikasi terkait kebijakan dan pelaksanaan proses pembelajaran, tidak ada yang berbeda,” jelasnya.

“Penyesuaiannya juga akan kami lakukan selama satu minggu, semoga saja bisa berjalan dengan efektif,” pungkasnya. (dew)

 

 


Solverwp- WordPress Theme and Plugin