Berita Bekasi Nomor Satu

Risiko Penularan DBD Meningkat: Ada 412 Kasus, Empat Kematian di Kabupaten Bekasi

ILUSTRASI: Perawat mengecek kesehatan pasien di RSUD Kabupaten Bekasi, Rabu (24/4). Risiko penularan DBD semakin meningkat sejak awal 2024 akibat perubahan iklim. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Risiko penularan demam berdarah dengue (DBD) semakin meningkat sejak awal 2024 akibat perubahan iklim. Oleh sebab itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bekasi mengimbau kepada masyarakat untuk memperhatikan kebersihan rumah guna mengantisipasi penyebaran kasus DBD.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Alamsyah, menyampaikan bahwa sejak Januari 2024 sampai saat ini tercatat 412 kasus DBD dengan empat kematian akibat DBD. Angka kematian akibat DBD pada tahun ini sudah melebihi dibandingkan selama 2023.

“Kasus 2024 412, memasuki April empat kematian. Kalau tahun lalu hanya satu kasus kematian dengan total kasus 726,” ucap Alamsyah.

Menurut Alamsyah, penderita DBD didominasi oleh kelompok usia sekolah dan pekerja produktif. Sedangkan angka kematian terbanyak dari kelompok usia sekolah.

“Sementara kematian terbanyak pada usia anak sekolah 5-14 tahun,” ucapnya.

Alamsyah menyampaikan, adanya peningkatan risiko penularan DBD sejak awal 2024. Hal itu dipengaruhi oleh fenomena El Nino di 2023 dan perubahan iklim menuju fenomena La Nina yang diperkirakan muncul September tahun ini.

“Oleh sebab itu perlu diperhatikan pada kebersihan rumah dengan kesadaran di setiap tempat tinggal. Dengan kondisi ini diprediksi kasus ini masih terjadi sampai pancaroba selesai di pertengahan 2024,” katanya.

 

Untuk mencegah penyebaran kasus DBD, pemerintah mengalakkan Gerakan Satu Rumah Satu Juru Pemantau Jentik (Jumantik) atau G1R1J. Gerakan ini melibatkan anggota keluarga di rumah untuk mengawasi jentik dan menggunakan media sosial guna melaporkan secara berkala.

Di samping itu, pemerintah juga melakukan berbagai upaya preventif, seperti bimtek, monitoring evaluasi secara online dan offline, webinar DBD, pembuatan surat pemberitahuan terkait kewaspadaan DBD, dan alokasi logistik DBD ke seluruh wilayah kecamatan.

BACA JUGA: Ribuan Warga di-KO si Belang

“Kami berharap adanya peran serta dan pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan setiap keluarga dalam pemeriksaan, pemantauan dan pemberantasan jentik nyamuk untuk pengendalian penyakit tular vektor (infeksi dengue, chikungunya) melalui pembudayaan,” tuturnya.

Selain itu, berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan DBD. Antara lain, bimtek dan monitoring evaluasi secara online dan offline pihak puskesmas, pemerintah desa, bersama kader.

Selanjutnya, mengadakan webinar DBD bekerjasama dengan Promkes dengan sasaran kader posyandu. Kemudian, membuat surat pemberitahuan terkait kewaspadaan dengue, serta mengalokasikan logistik DBD ke seluruh wilayah kecamatan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi, Imam Faturohman, menyampaikan bahwa pihaknya selalu mengajarkan kepada para siswa untuk membersihkan ruang kelas sebelum masuk ke dalamnya atau memulai proses belajar mengajar. Anak-anak diatur untuk melakukan pembersihan ruang kelas setiap hari dengan metode pengaturan jadwal piket bagi para siswa.

“Memang sudah ada laporan siswa yang terkena kasus DBD. Mungkin kami melakukan edukasi kepada para siswa dengan menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan di lingkungan sekolah,” ucapnya. (and)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin