Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

108 Tahun, Jemaah Tertua Bekasi

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Jarum jam menunjukkan pukul 16:00 WIB, dari kejauhan terlihat barisan Jamaah Calon Haji (JCH) Kota Bekasi berjalan menuju Asrama Haji Bekasi. Diantara ratusan jemaah yang tiba di asrama haji kemarin, satu diantaranya adalah jemaah haji tertua, berusia 108 tahun. Tahun ini adalah kali ketiga jemaah tersebut menunaikan rukun Islam ke lima.

Rombongan jemaah berjalan kaki dari area Islamic Center diantar oleh sanak keluarga, sekira 50 meter dari asrama haji. Jemaah berpisah dengan keluarga tepat di gerbang Asrama Haji, sanak keluarga melepas jemaah dengan salam hangat, pelukan, tak lupa mengabadikan momen penting tersebut.

Tidak hanya koper kecil yang ditenteng, beberapa jemaah juga membawa kursi roda. Satu per satu jemaah melambaikan tangan kepada sanak keluarga yang mengantar sampai asrama, kemudian masuk ruangan aula asrama.

Sebagian besar jemaah, termasuk Lansia dilaporkan kondisi kesehatannya dalam keadaan baik. Beberapa jemaah di barisan belakang membawa tongkat sebagai alat bantu jalan. Salah satu jemaah tertua asal Kota Bekasi berusia 108 tahun, asal kelurahan Bintara yang tergabung dalam kelompok terbang (Kloter) 5.

Musim haji tahun ini adalah kali ketiga jemaah tersebut menjalankan ibadah haji.

“Dia kebetulan sama istrinya, dan ini merupakan haji yang ketiga buat yang bersangkutan,” kata Plt Wali Kota Bekasi Tri Adhianto, saat melepas 405 Jemaah asal Kota Bekasi di Asrama Haji Embarkasi Jakarta Bekasi, kemarin.

Meskipun usianya sudah lebih dari satu abad, Tri memastikan bahwa kondisi kesehatan jemaah tertua ini dalam kondisi baik. Diantara jemaah yang duduk di kursi roda, jemaah dengan usia tertua ini tidak termasuk satu diantaranya.

Ratusan jemaah diingatkan untuk mensyukuri kesempatan yang dimiliki. Jemaah juga diminta untuk tidak mengabaikan kondisi kesehatan selama menjalankan ibadah di tanah suci, serta mendoakan Indonesia dan Kota Bekasi.

“Karena tidak semua orang mendapatkan kesempatan. Orang yang punya uang pun belum tentu, orang yang punya waktu juga belum tentu bisa hadir. Jadi ini adalah sesuatu karunia yang sangat besar,” ungkapnya.

Secara umum, kondisi kesehatan ratusan jemaah dalam kondisi baik setelah berkeliling menyapa jemaah. Tri optimis 2.568 jemaah haji Kota Bekasi kembali dari tanah suci dalam keadaan sehat.

Jemaah tertua dengan usia 108 tahun ini dibenarkan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bekasi, Shobirin. Dari total jumlah JCH yang berangkat tahun ini, sebagian besar berusia 50 tahun atau lebih.

“Kalau bicara prosentase, 50 sampai 65 (tahun) itu sekitar 45 persen, diatas 65 persen itu 34 persen,” ungkapnya.

Ia meminta kepada jemaah haji untuk menjaga kesehatan, menyesuaikan aktivitas ibadah dengan kondisi kesehatan selama berada di tanah suci.

Sementara itu, salah satu jemaah Lansia yang ditemui di gerbang Asrama Haji bernama Painem (90), mengaku di siapkan kursi roda oleh keluarganya. Kursi roda ini disiapkan berjaga-jaga meskipun ia nampak masih bisa berjalan normal saat datang ke asrama. Dia melaksanakan ibadah haji bersama anaknya Fadholi (66).

“Usia ayah saya 66, Mbah saya sudah 90. Kursi roda itu buat Mbah, karena kalau nanti tawaf dia nggak kuat pasti, jadi nanti disana bayar orang buat dorong karena kan dua-duanya sudah Manula,” kata putra Fadholi, Fajar Rahmatullah Akbar, Kamis (25/5).

Warga Rawalumbu ini tergabung dalam kloter lima, rombongan jemaah pertama dari Kota Bekasi yang terbang ke tanah suci. Sedianya kata Fajar, ayahnya bisa menunaikan ibadah haji tahun lalu, dimana saat itu usia ayahnya tepat 65 tahun, batas kebijakan usia jemaah tertua tahun 2022.

Nampaknya keputusan Fadholi untuk menunda keberangkatan haji tepat, tahun ini ia bisa menemani Painem saat maksimal usia jemaah tidak lagi dibatasi.

Kehadiran Fadholi sangat penting bagi Painem. Pasalnya, ia tidak bisa berbahasa Indonesia, juga baca tulis.”Jadi ayah saya seharusnya berangkat tahun kemarin, berangkat sekarang karena harus menemani ibunya. Karena kan Mbah nggak bisa bahasa Indonesia, nggak bisa baca tulis, jadi harus ada orang yang jagain terus,” tambahnya.

Sementara itu, Kasus perdana jemaah wafat pada ibadah haji 1444 H/2023 muncul di hari kedua kedatangan jemaah di Arab Saudi. Jemaah asal Demak, Jawa Tengah, bernama Suprapto Tarlim Kertowijoyo meninggal dunia di Madinah kemarin (25/5).

Kepala Bidang Bimbingan Ibadah Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Suratman menjelaskan, jemaah yang wafat itu tergabung dalam kloter 3 embarkasi Solo (SOC 03). Jemaah berusia 52 tahun tersebut meninggal di Hotel Abraj Taba karena mengalami serangan jantung. Pemakaman dilaksanakan di Baqi. ”Almarhum akan dibadalhajikan,” katanya.

Suratman menjelaskan, pemerintah menyiapkan program badal haji di setiap operasional penyelenggaraan ibadah haji. Layanan itu disiapkan bagi jemaah yang memenuhi kriteria. Dia mengungkapkan, regulasi badal haji ada tiga kelompok.

Pertama, jemaah yang meninggal dunia di asrama haji embarkasi atau embarkasi antara, saat dalam perjalanan keberangkatan ke Saudi, atau meninggal dunia di Saudi sebelum pelaksanaan wukuf di Arafah. Kriteria kedua, jemaah yang sakit dan tidak dapat disafariwukufkan. Lalu, kriteria ketiga adalah jemaah yang mengalami gangguan jiwa.

Kemenag mengimbau jemaah tidak melakukan transaksi badal haji dengan pihak yang tidak bertanggung jawab. Sebab, badal haji tersebut tidak dipungut biaya atau gratis. ”Ketua kloter wajib melapor kepada PPIH sektor mengenai jemaah haji yang wafat dan memastikan pelaksanaan badal haji,” tutur Suratman.

Terpisah, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Marheandro Susilo mengatakan, pemerintah terus mengimbau para jemaah, khususnya para lansia, untuk tetap disiplin menjaga kesehatan. ”Termasuk menghindari aktivitas di luar ruang,” ucapnya.

Upaya tersebut penting karena saat ini cuaca di Madinah sedang dalam kondisi terik panas dengan suhu mencapai 41 derajat Celsius. Marheandro berpesan bagi jemaah lansia agar tidak memaksakan diri untuk melaksanakan ibadah sunah. Misalnya, jemaah tidak memaksakan diri jika kondisi fisiknya tidak memungkinkan ikut salat berjemaah di Masjid Nabawi. Jemaah bisa menunaikan salat di pemondokan untuk menghindari kelelahan.

Terkait pemberangkatan, hingga kemarin siang sudah 8.446 jemaah diterbangkan ke Saudi. Mereka tergabung dalam 22 kloter.

Di bagian lain, Kemenag sampai saat ini belum membuka masa pelunasan biaya perjalanan ibadah haji (bipih) untuk kuota tambahan. Direktur Pelayanan Dalam Negeri Kemenag Saiful Mujab menyatakan, pihaknya masih menunggu penerbitan keppres biaya haji yang baru.

Seperti diketahui, Indonesia mendapatkan 8.000 tambahan kuota haji. Dari jumlah tersebut, sebagian besar diisi kuota cadangan yang melunasi bipih. Sisanya, sekitar seribu lebih kursi bakal disebar ke seluruh provinsi secara proporsional. (sur/wan/c9/fal)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin