Berita Bekasi Nomor Satu

Bangun Embung di Wilayah Rawan Kekeringan

KERUK LUMPUR: Sebuah alat berat mengeruk lumpur dari saluran sekunder irigasi Sukatani untuk normalisasi, di Karangbahagia, Kabupaten Bekasi, Rabu (7/6). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, sedang melakukan normalisasi Saluran Sekunder (SS) irigasi Sukatani, mulai dari wilayah Cikarang Utara hingga Karangbahagia, Kabupaten Bekasi, sepanjang 20 kilometer.

Pasalnya, banyak warga yang bergantung pada SS irigasi Sukatani tersebut, untuk memenuhi kebutuhan air para petani di wilayah Kecamatan Karangbahagia dan sekitarnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bekasi, Dedy Supriyadi mengatakan, pihaknya telah melakukan rehabilitasi dan normalisasi SS irigasi Sukatani sejak dua minggu lalu, dengan menurunkan satu unit alat berat untuk mengangkut lumpur dan sampah sepanjang 20 kilometer, serta dua unit pompa penyedot air mobile, guna membantu para petani yang lahan pertaniannya jauh dari saluran irigasi sekunder tersebut.

“Jadi, sejak dua atau tiga minggu lalu, kami sudah antisipasi kekeringan ini, dan masih berproses. Sehingga SS irigasi Sukatani kami normalisasi, dan targetnya hampir 20 kilometer, dari Cikarang Utara sampai Karangrahayu,” ucap Dedy, Rabu (7/6).

Menurutnya, pasokan air dari SS irigasi Sukatani ini sangat penting, agar lahan pertanian warga tidak kekeringan, karena sedimentasi lumpur maupun sampah juga memenuhi saluran irigasi tersebut.

Pemkab Bekasi tidak bisa meminta Perum Jasa Tirta (PJT) II untuk menambah debit air, karena dikhawatirkan berdampak ke pemukiman penduduk.

“Saat ini PJT II baru bisa mengaliri 50 persen area persawahan, karena jika air dibuka full sampai 100 persen, pasti akan banjir hingga pemukiman warga. Makanya, kami mendorong agar dari pintu air Cilemah Abang hingga lahan pertanian warga di Karangbahagia, aliran air lancar. Tidak ada sedimentasi akibat lumpur ataupun sampah,” tegas Dedy.

Ia menambahkan, jika normalisasi sungai ini akan rutin dilakukan, bukan hanya di wilayah yang terdampak kekeringan saja, maupun di wilayah lain yang memang kondisi sedimentasi sungainya sungai sangat mengkhawatirkan. Sedangkan untuk jangka panjang, lanjut Dedy, Pemkab Bekasi akan membangun embung guna memenuhi kebutuhan air di berbagai wilayah yang kerap terdampak kekeringan setiap tahunnya.

“Normalisasi sungai ini akan rutin dilakukan. Nanti tiap desa atau dusun, harus ada penjaga di hulunya. Termasuk pembuatan embung bagi wilayah yang nggak dialiri sungai atau jauh. Saya sudah dapat titiknya mana saja yang akan dilakukan rehabilitasi atau pembangunan pintu air atau embung di wilayah tertentu,” kata Dedy.

Dirinya berharap, para petani dapat melakukan pengelolaan secara konvensional dan menggunakan mesin, sehingga hasil padinya maksimal serta bermutu tinggi.

“Ke depan, petani tidak hanya mengelola area persawahan secara konvensional, melainkan bisa pakai mesin dengan sistem modern, dan kami akan merencanakan secara mekanik juga. Agar produktivitas pertanian bisa berlipat-lipat,” harap Dedy. (ris)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin