Berita Bekasi Nomor Satu

Warga Tabur Bunga di Sungai Cilemahabang

TABUR BUNGA: Sejumlah warga yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli Alam dan Lingkungan Hidup (Gempal), melakukan aksi tabur bunga di Bendungan Lemahabang, Desa Waluya, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Kamis (24/8). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Bertahun-tahun sudah warga Desa Waluya, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, menggunakan air Sungai Cilemahabang yang berwarna hitam untuk mencuci hingga mandi.

Salah satu warga yang tinggal di bantaran Sungai Cilemahabang, Yati (26) mengungkapkan, bahwa kondisi sungai itu awalnya jernih, tapi setelah beberapa tahun kemudian, warnanya berubah menjadi hitam pekat dan menimbulkan aroma busuk.

“Terkadang bau bangat, tapi mau gimana lagi, seperti menyengat gitu,” beber Yati, saat ditemui di Desa Waluya, Cikarang Utara, Kamis (24/8).

Kata dia, meskipun berwarna hitam pekat dan bau busuk, Yati terpaksa memanfaatkan air Sungai Cilemahabang itu untuk mencuci pakaian, mandi dan peralatan masak, lantaran jika harus ke sumur, jaraknya cukup jauh.

Menurutnya, jika mandi menggunakan air sungai itu, akan timbul efek gatal-gatal dan bercak merah, sehingga Yati pun berinisiatif untuk berjalan kaki menuju sumur.

“Air sumur buat nyuci piring, mandi dan kebutuhan di rumah. Kalau buat air minum, terpaksa harus beli,” tuturnya.

Saat ini Yati hanya bisa berharap, agar Sungai Cilemahabang itu kembali seperti semula, yakni berwarna jernih dan tidak bau.

“Saya ingin bening dan bersih lagi sungai ini, biar bisa buat mandi. Sehingga warga pada senang, jangan hitam seperti sekarang,” saran Yati.

Sementara itu, puluhan warga yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli Alam dan Lingkungan Hidup (Gempal), menggelar aksi tabur bunga dan mengambil sampel air Sungai Cilemahabang, di Bendung Lemahabang, Kamis (25/8).

Aksi itu didasari oleh keprihatinan mereka terhadap pencemaran lingkungan di Kabupaten Bekasi, yang semakin akut.

Ketua Umum Gempal, Ribah Setiawan Rusban menjelaskan, bahwa kondisi pencemaran di Sungai Cilemabang ini sudah berpuluh tahun. Ia menilai, hingga saat ini belum ada perusahaan yang ditutup oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, lantaran mencemari lingkungan, khususnya Sungai Cilemahabang.

“Pencemaran ini sudah berpuluh tahun terjadi, tapi sekarang masih seperti ini. Kami menyampaikan aspirasi, bahwa lingkungan hidup di Kabupaten Bekasi. Belum ada perhatian yang serius dari Pemkab Bekasi. Belum ada kami dengar ada perusahaan ditutup karena mencemari lingkungan. Sementara patut diduga kuat, banyak perusahaan bahkan secara terang-terangan membuang limbah ke sungai dan lain sebagainya,” ucap Ribah.

Dalam aksinya, puluhan massa itu menabur bunga dan mengambil sampel air Cilemahabang, menggunakan tiga jerigen dan dibawa menggunakan keranda. Dikatakan Ribah, sampel air dari Sungai Cilemahabang itu akan dibawa ke kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi di Desa Sukamahi, Cikarang Pusat.

Tujuannya, agar Pemkab Bekasi sadar, bahwa kondisi pencemaran di sungai ini harus segera diperbaiki, guna kebutuhan air warga di bantaran Sungai Cilemahabang.

“Kami akan segera antarkan bukti sampel air ini ke DLH Kabupaten Bekasi, agar mata mereka melek dan sebagai simbolis untuk mengingatkan mereka. Menurut kami, Pemkab Bekasi sudah buta matanya, karena kejadian ini sudah bertahun-tahun, dan mereka sudah sering ambil sampel, namun tidak ada kejelasannya,” pungkas Ribah. (ris)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin