Berita Bekasi Nomor Satu

Minta Warga Bercocok Tanam di Pekarangan Rumah

Illustrasi : Pedagang membenahi telur ayam di Pasar Sukabungah Kabupaten Bekasi, Minggu (27/3). Jelang bulan ramadhan, beberapa bahan kebutuhan pokok seperti, telur ayam, cabai, bawang putih dan lainnya mengalami kenaikan harga.ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Ancaman krisis pangan belakangan menjadi isu nasional, bahkan juga dialami oleh berbagai negara. Salah satu dampaknya adalah kenaikan harga bahan pangan, untuk mengatasi ini Rumah Tangga (RT) di Kota Bekasi diminta memanfaatkan pekarangan rumah untuk bercocok tanam.

Hal ini disampaikan pada saat menghadiri Gerakan Pasar Murah (GPM) di Kecamatan Rawalumbu, kegiatan ini juga dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota di Indonesia bertepatan dengan hari pangan sedunia. Pasar murah kemarin menyediakan berbagai kebutuhan pangan bagi masyarakat, seperti beras, gula, daging, tepung terigu, buah, sayur, serta produk UMKM, Senin (16/10).

Hadir bersama dengan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Pj Wali Kota Bekasi, Raden Gani Muhammad meminta masyarakat untuk tidak khawatir dengan ketersediaan pangan di Kota Bekasi. Berbagai upaya disebut telah dilakukan oleh pemerintah Kota Bekasi guna mengatasi kenaikan harga pangan.

Kenaikan harga ini akan berdampak pada meningkatnya pengeluaran, berpotensi menurunkan kesejahteraan masyarakat jika tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan. Langkah solutif pemerintah kata dia, meningkatkan produksi dan memperkuat cadangan pangan.

“Pemerintah Kota Bekasi telah menyiapkan cadangan pangan sebanyak 23 ton beras, serta akan terus berupaya meningkatkan produksi pertanian, perikanan, dan juga menjamin kebutuhan bahan pangan bagi masyarakat tetap tersedia,” katanya.

Masyarakat diajak ikut serta menjaga ketahanan pangan lewat berbagai cara yang dapat dilakukan di rumah masing-masing. Diantaranya dengan mengganti konsumsi beras dengan bahan pangan lain seperti ubi dan singkong, hemat dan tidak boros pangan, tidak membuang-buang makanan, hingga memanfaatkan lahan atau pekarangan untuk menanam.

“Pemerintah kota siap memberikan pendampingan dan menyediakan tempat konsultasi di pusat edukasi tani, serta menyediakan bibit di bibit center Kota Bekasi,” tambahnya.

Selain itu, masyarakat diminta untuk bijak dalam berbelanja, serta tidak Panic Buying ketika terjadi kenaikan harga dan kelangkaan bahan pangan.

Ketersediaan bahan pangan di Kota Bekasi juga dipastikan aman oleh Kapala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Kota Bekasi, Herbert Panjaitan. Meskipun Kota Bekasi bukan daerah produksi bahan pangan kata dia, kelangkaan bahan pangan selama ini tidak pernah terjadi.

Beberapa hal yang melatarbelakangi ketersediaan pangan di Kota Bekasi selalu Surplus diantaranya adalah akses transportasi yang memadai, secara geografis letak daerah produksi relatif dekat, hingga komunikasi yang terbangun dengan baik antara Pemkot dengan Bulog selama ini.

“Memang kalau masalah harga ada fluktuasi, dengan adanya gerakan pangan murah tadi pemerintah membuktikan stabilisasi pasokan dan stabilisasi harga,” ungkapnya.

Seperti apa yang disampaikan oleh Pj Wali Kota Bekasi, Herbert meminta masyarakat Kota Bekasi tidak khawatir dengan ketersediaan bahan pangan. Ia memastikan sejauh ini pemenuhan pasokan pangan di Kota Bekasi tidak terkendala.

“Jangan ada kekhawatiran akhirnya muncul Panic Buying, secukupnya saja. Tidak boros pangan, diversifikasi pangan, pemanfaatan pekarangan rumah tangga ataupun sarana umum untuk berbudidaya menghasilkan bahan pangan untuk rumah tangga sendiri,” tambahnya.

Ancaman krisis pangan beberapa kali disampaikan oleh Presiden Joko Widodo. Terakhir, disampaikan pada akhir pekan kemarin sebagai salah satu dampak dari perubahan iklim.

Persoalan pangan ini disebut semakin rumit lantaran belasan negara memilih untuk menahan ekspor, khususnya beras. (sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin