Berita Bekasi Nomor Satu

Harga Beras Melangit

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Harga Beras di sejumlah pasar di Kota Bekasi terus mengalami kenaikan. Kondisi itu membuat omset pedagang beras menurun hingga 50 persen akibat pelanggannya mengurangi pembelian. Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi berupaya untuk menstabilkan harga dengan Operasi Pasar.

Kekhawatiran Presiden Joko Widodo nampaknya makin terasa. Kepada ratusan Panjang Kepala Daerah di istana kemarin, ia menyebut harga beras sudah naik 19,8 persen year to date (ytd), atau 2,5 persen month to date (mtd).

Loly (42) dan satu karyawannya siang kemarin nampak tidak sibuk melayani pembeli, keduanya nampak duduk santai di tokonya, di kawasan Pasar Baru Bekasi Timur. Diakui bahwa akhir-akhir ini sepi pembeli, langganan toko beras ini pun mengurangi volume pembelian.

“Pembeli pasti ada, kan beras itu kebutuhan pokok. Cuma yang menurun itu saya belinya (pelanggan mengurangi jumlah beras yang dibeli),” katanya, Selasa (31/10).

Sebagian besar pelanggan Loly adalah pedagang, mulai dari pedagang warteg sampai pedagang nasi goreng. Lemahnya daya beli masyarakat membuat dagangan para pelanggannya sepi pembeli, itu juga berdampak pada tokonya. Belum lagi, ditambah dengan kenaikan harga kebutuhan pokok lainnya.

Dalam situasi normal, Ia bisa menjual satu ton beras atau 20 karung beras berukuran 50 kg. Sedangkan akhir-akhir ini, untuk menjual 10 karung beras pun disebut sulit.

“Sekarang 10 karung aja sudah susah. Sekarang kebanyakan belinya ngeteng, yang biasa beli 50 kg sekarang 25 kg atau 20kg. Pokoknya dikurangin separuh lah,” ungkapnya.

Harga beras bergerak naik perlahan sejak bulan September lalu, saat ini harga per kg beras tercatat naik Rp2 ribu dibandingkan harga normal. Persediaan beras memang tidak sulit didapat pada pedagang, namun harganya menyulitkan pedagang beras untuk menjualnya kepada konsumen.

Tidak heran, kondisi ini membuat omsetnya turun hingga 50 persen.

“(Turun) Lebih dari 50 persen, bertahan saja sudah bersyukur,” tambahnya.

Nampak ada beberapa jenis beras yang dijual Loly, yakni beras ketan dan beras merah. Keduanya diakui relatif lebih stabil, tidak mengalami kenaikan harga yang signifikan.

Loly berharap pemerintah bisa segera menstabilkan harga beras. Opsi yang bisa diambil oleh pemerintah saat harga beras melonjak kata dia, yakni dengan cara mengimpor beras dari luar negeri.

Pemerintah memang telah memprediksi situasi ini sejak jauh hari. Sederet upaya belakangan telah disampaikan, beberapa diantaranya telah dilaksanakan diantaranya dengan menggelar operasi pasar murah.

Hasil pemantauan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kota Bekasi menyebut harga beras di pasar memang telah mengalami kenaikan sejak September lalu. Harga beras medium naik menjadi Rp14 ribu dari harga normal Rp11 ribu, sedangkan harga beras premium naik menjadi Rp15 dari harga normal Rp13 ribu.

Analis Perdagangan pada Disdagperin Kota Bekasi, Eko Wijatmiko mengatakan bahwa Pemkot Bekasi pada bulan Oktober ini telah melakukan operasi pasar di 12 kecamatan. Saat ini, pemerintah tengah menggencarkan penggunaan beras jenis Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

“Sekarang ini kita lagi gencarin pakai beras SPHP. Itu bekerjasama juga dengan pedagang yang ada di pasar,” katanya.

Setelah operasi pasar di tiap kecamatan, hal serupa rencananya akan kembali dilakukan Disdagperin di 24 kelurahan, tersebar di 12 kecamatan. Rencananya pasar mura ini dilaksanakan pada bulan November dan Desember, dimulai pada 6 November mendatang.

Pihaknya menggandeng retail untuk menyediakan paket sembako dengan harga murah. Paket tersebut diantaranya berisi beras 5 kg, minyak, dan gula, disamping ada berbagai jenis kebutuhan pokok lainnya.

“Kita minta dukungan juga kepada retail. Kan mereka adanya beras premium, itu kita diskon, mereka bisa bantu dalam upaya ini,” tambahnya. (sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin