Berita Bekasi Nomor Satu

Perlu Upaya Konkret Pulihkan Kepercayaan

ILUSTRASI: Sejumlah pengemudi ojek daring mencoblos surat suara saat simulasi Pemilu 2024 di Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi, Selasa (12/12). Diperlukan upaya konkret untuk memulihkan kepercayaan masyarakat agar tidak apatis terhadap Pemilu. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sebagian warga Kabupaten Bekasi cenderung apatis terhadap Pemilihan Umum (Pemilu) tahun depan. Mereka merasa bahwa calon legislatif (caleg) maupun calon presiden sering kali tidak memenuhi janji-janjinya setelah terpilih.

Oleh karena itu, diperlukan upaya konkret untuk memulihkan kepercayaan masyarakat. Salah satu warga yang menyikapi apatis Pemilu yakni Abdu (47), warga Cibitung Kabupaten Bekasi.

“Males ah, nanti kalau udah jadi bakalan lupa. Sama aja dari dulu saya tetap aja ngojek, mau presidennya siapa mau dewannya siapa. Bahkan makin ke sinian nyari duit makin susah,” ungkapnya kepada Radar Bekasi, saat ditemui dalam sosialisasi dan simulasi Pemilu 2024 di Kelurahan Wanasari Cibitung Kabupaten Bekasi, Selasa (12/12).

Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Halifah (32), seorang pedagang warung kelontong di Pasar Pamor Cibitung. Ia menyatakan, Pemilu seringkali dianggap sebagai penyebaran janji-janji palsu tanpa memperhitungkan akibat dosa.

Sementara itu, Ketua LSM Sniper, Gunawan, mengungkapkan bahwa masyarakat Kabupaten Bekasi dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu apatis, pragmatis, dan kritis.

Menurut Gunawan, yang juga aktif sebagai pengelola tempat wisata, kondisi ini dapat disebabkan oleh ulah oknum politisi yang berhasil menduduki kursi di DPRD Kabupaten Bekasi sebagai wakil rakyat.

“Pertama apatis bisa kita lihat apatis ini sudah masa bodo (cuek). Karena mereka bisa hidup karena kemandirian tanpa ada kebijakan nyata dari pemerintah. Terutama adanya perjuangan aspirasi kerakyatan secara nyata. Dan kalau pragmatis yang penting masyarakat ini mendapatkan keuntungan demi kebutuhan hidup,” ujar Gunawan.

Gunawan mengakui kondisi masyarakat saat ini membutuhkan komitmen dari para ketua partai, terutama di Kabupaten Bekasi. Ia menyarankan agar janji politik diikat menjadi kontrak politik.

“Tapi memang tidak semua dewan kurang peduli dengan masyarakatnya. Masih ada anggota yang berdedikasi, visioner. Karena minoritas jadi kurang berpengaruh untuk menghasilkan kebijakan yang benar benar untuk kepentingan masyarakat,” jelasnya.

Gunawan menjelaskan beberapa masalah yang belum tuntas, seperti perbaikan dan peningkatan Jalan Kalimalang yang dapat menjadi ikon Kabupaten Bekasi, masalah pengangguran yang masih berlanjut, dan kondisi fasilitas pendidikan.

Sebagai warga yang memiliki kritis tinggi, Gunawan berharap agar para politisi di masa depan yang terlibat dalam pesta demokrasi dapat menyajikan gagasan konkret untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari berbagai aspek.

Dalam konteks masyarakat yang kritis, Gunawan menegaskan bahwa tujuannya bukan untuk mencemarkan nama seseorang, melainkan memberikan pencerahan dan solusi terhadap berbagai masalah yang ada. Daya kritis ini diharapkan dapat memberikan semangat untuk kepentingan masyarakat secara keseluruhan. (and)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin