Berita Bekasi Nomor Satu

Jasa Penukaran Uang Baru Mulai Menjamur di Bekasi

JASA PENUKARAN UANG: Sejumlah jasa penukaran uang di Jalan Urip Sumoharjo Cikarang Utara Kabupaten Bekasi, Selasa (2/4). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Menjelang Lebaran 2024, di Jalan Inspeksi Kalimalang dan Jalur Pantura Kabupaten Bekasi yang menjadi lintasan pemudik terlihat puluhan jasa penukaran uang baru mulai menjamur. Rata-rata, mereka merupakan pekerja yang memiliki bos yang sama.

Karmanto (45), salahsatu jasa penukar uang baru mengungkapkan setiap tahun ia selalu melakoni pekerjaannya tersebut. Dengan modal seadanya, seperti meja kayu, bangku plastik, dan payung, ia menjajakan kotak yang ditempeli pecahan uang Rp2 ribu, Rp5 ribu, dan Rp10 ribu.

Meskipun keuntungannya tidak besar, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama istrinya. “Dari bosnya uang barunya udah mahal,” ucap Karmanto di Jalan Urip Sumoharjo Cikarang Utara, Selasa (2/3).

Menurutnya, penukar uang didominasi oleh pengendara yang melintas seperti pekerja atau pemudik dibandingkan dengan warga sekitar. Pecahan Rp5 ribu sampai Rp10 ribu menjadi yang paling dicari warga.

“Di atas itu jarang yang nukar,” tambahnya.

Karmanto mengambil keuntungan sebesar Rp15 ribu setiap penukaran uang kelipatan Rp100 ribu. Ia membatasi hanya melayani penukaran uang paling sedikit 10 lembar per pecahan. Berbeda dengan tahun sebelumnya, ia hanya mengambil keuntungan sebesar Rp10 ribu.

BACA JUGA: Sembilan Pos Pelayanan Mudik Disiapkan di Kabupaten Bekasi

“Saya ambil (untung,red) cuma Rp15 ribu per Rp100 ribu. Kadang ada yang nukar sampai Rp1 juta, ya keuntungan saya Rp150 ribu,” tutur Karmanto.

Pada Lebaran 2024 ini, keuntungan dari penukaran uang baru menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun sebelumnya, ia membuka lapaknya hingga menjelang malam takbir dan dapat meraup keuntungan hingga Rp3 juta.

“Tahun ini penukaran uang menurun dibanding tahun lalu,” katanya.

Sementara itu, Dita (24) mengaku sengaja menukar uang baru tidak melalui bank karena tidak perlu antre.
“Itung-itung berbagi. Kalau di bank kan ngantre,” ujar Dita.

Libur lebaran ini, Dita akan mudik ke Jawa Tengah untuk menjumpai orangtuanya. Uang itu akan ia berikan ke anak-anak saudaranya di Gunung Kidul.

“Tadi nukar Rp650 ribu. Buat dibagiin ke anak-anak di kampung,” tandasnya. (ris)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin