Berita Bekasi Nomor Satu

Kurikulum Merdeka Belum di Semua Sekolah

Pltg Wali Kota Bekasi Tri Adhianto

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi tengah melakukan persiapan penerapan kurikulum merdeka di sekolah. Sebelum benar-benar diterapkan, Pemkot diminta untuk lebih matang lagi dalam mempersiapkan infrastruktur hingga Sumber Daya Manusia (SDM).

Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi, Daradjat Kardono mengatakan bahwa tahapan penerapan kurikulum merdeka sudah dilaksanakan. Masih dibutuhkan penyempurnaan oleh seluruh stakeholder pendidikan di Kota Bekasi sebelum benar-benar diterapkan.

“Tinggal mungkin penyempurnaan dan implementasi kurikulum merdeka ini bagaimana supaya para Stakeholder pendidikan ini juga mulai Move On dari kurikulum yang lama ke kurikulum yang baru, ini yang penting,” katanya, Selasa (2/5).

Sebagai program nasional, semua pihak termasuk Kota Bekasi harus mendukung. Pada pelaksanaannya kata Daradjat, dunia pendidikan akan banyak memanfaatkan sarana tehnologi informasi. Hal ini mesti menjadi perhatian, berkaitan dengan kesiapan SDM dunia pendidikan mengelola pendidikan berbasis tehnologi.

“Dan ini menjadi catatan tersendiri, karena saat ini Kota Bekasi kan juga perlu mempersiapkan lebih matang lagi dari infrastrukturnya,” tambahnya.

Ia menilai konsep pembelajaran dalam kurikulum merdeka ini bagus untuk diimplementasikan di dunia pendidikan. Konsep yang ia sebut bagus tersebut perlu dipastikan semua tahapan pelaksanaannya berjalan sesuai rencana.

Belum seluruhnya sekolah di Kota Bekasi menerapkan kurikulum merdeka. Berbagai persiapan masih dilakukan. “Kan kita sedang menuju ke arah sana, tapi proses untuk ke arah sana saya kira silabusnya, kemudian bahan ajarnya, kemudian metodenya terus disosialisasikan, dan Kota Bekasi siap untuk mensukseskan kurikulum merdeka,” ungkap Plt Walikota Bekasi, Tri Adhianto.

Penerapan kurikulum merdeka ini diharapkan dapat memacu tenaga pengajar di Kota Bekasi lebih inovatif dan kreatif. Dengan cara ini, interaksi antara guru dan siswa bisa terbuka lebih lebar, sekaligus memberi ruang bagi siswa untuk menumbuhkan kreativitas.

Lewat metode dalam kurikulum merdeka ini, Tri berharap siswa dapat menjawab tantangan yang terus berkembang di kemudian hari.

“Pada akhirnya nanti sekolah, guru, hanya sebagai fasilitator. Tetapi bagaimana menggerakkan anak-anak ini untuk mereka bisa mengeksplore kemampuan daya pikir, kreativitas, ide,” terangnya.

Salah satu guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Bekasi, Azzar (34) mengaku baru saja menyelesaikan pelatihan. Selama tiga hari kemarin, ia dilatih memahami metode pengajaran dalam kurikulum merdeka.

Metode dan cara mengajar disebut tidak jauh berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Setiap tenaga pengajar hanya perlu melakukan beberapa penyesuaian.

“Jadi sebenarnya mau kurikulum merdeka, mau kurikulum 2013 sama saja cara pengajarannya, hanya perlu penyesuaian,” katanya.

Beberapa perbedaan dalam kurikulum merdeka ini kata dia, memfokuskan pengajaran pada minat yang paling digemari oleh siswa. Beberapa mata pelajaran dapat saling berhubungan, disesuaikan dengan minat siswa, contohnya pada pelajaran olahraga dengan seni budaya.

“Seperti seni musik, itu ada pelajaran olahraganya, jadi seperti tema kalau di SD,” tandasnya.

Terpisah, Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengajak masyarakat untuk bersama-sama menyemarakkan Merdeka Belajar.

Nadiem menuturkan, banyak program Merdeka Belajar yang sudah diluncurkan. Total ada 24 episode. ’’Kepala sekolah dan kepala daerah yang dulu sulit memonitor kualitas pendidikannya kini bisa menggunakan data asesmen nasional,’’ katanya saat memimpin peringatan Hardiknas, kemarin.

Data itu bisa dimonitor melalui platform Rapor Pendidikan. Data tersebut dapat menjadi rujukan untuk perbaikan kualitas layanan pendidikan. Salah satu program Merdeka Belajar adalah peluncuran Kurikulum Merdeka. Dengan kurikulum baru itu, masuk perguruan tinggi negeri (PTN) saat ini fokus pada mengukur kemampuan literasi dan bernalar peserta didik.

Peringatan Hardiknas 2023 juga mendapat atensi khusus dari Kementerian Agama (Kemenag). Menag Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan, madrasah ikut menerapkan program besar Merdeka Belajar. ’’Ini sejalan dengan tema Hardiknas 2023, yaitu Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar,’’ ujarnya.

Yaqut menuturkan, implementasi Kurikulum Merdeka di madrasah seluruhnya mengikuti kebijakan Kemendikbudristek. Kemenag hanya melakukan adaptasi sesuai kebutuhan pembelajaran di madrasah. Adaptasi itu penting untuk penguatan pendidikan agama Islam dan bahasa Arab yang jadi ciri khas madrasah.

Pada 2022 sudah ditetapkan 2.471 madrasah yang menerapkan Kurikulum Merdeka. Tahun ini, ada 26.169 lembaga madrasah dari semua jenjang yang menerapkan Kurikulum Merdeka. Peningkatan jumlah itu menunjukkan antusiasme warga madrasah dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Sekaligus menjadi penanda bahwa madrasah kini berani berubah.

Koordinator Nasional P2G (Perhimpunan Pendidikan dan Guru) Satriawan Salim mengatakan, Hardiknas harus menjadi momentum evaluasi program Merdeka Belajar yang sudah berjalan 24 episode. Sampai saat ini masih berlaku anggapan ganti menteri pendidikan, ganti kebijakan. Termasuk pergantian Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka. Dia berharap kebijakan dunia pendidikan ke depan harus berkesinambungan.

Satriawan juga menyampaikan wejangan Hardiknas tahun ini yang bersamaan dengan hajatan pemilu. Dia mengingatkan para guru agar tidak terjebak politik praktis di tahun politik. ’’Kami mengimbau siapa pun tidak boleh membawa atau mengklaim bahwa guru memilih calon presiden tertentu,’’ jelasnya. (sur/wan/c18/hud)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin