RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sejumlah dokter spesialis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibitung turut menunjukan kemampuannya memainkan angklung pada peringatan Hari Ibu ke- 95 di Gedung Wibawa Mukti yang berlokasi di Komplek Pemerintahan Kabupaten Bekasi, Desa Sukamahi, belum lama ini.
Para tenaga kesehatan (nakes) yang bermain alat musik tradisional itu memainkan tiga lagu. Di antaranya, Bunda, Neng Geulis, dan I can’t helf fallinh in love with you.
Ketua Tim Kreatif Angklung RSUD Cibitung, dr Lilah Muflihah, menuturkan kegiatan yang dilakukan sejumlah kaum hawa ini merupakan apresiasi diri untuk melestarikan kebudayaan dan musik tradisional di samping kesibukan ketika memberikan pelayanan kepada kesehatan masyarakat.
Menurut perempuan berhijab ini, tim kreatif angklung terdiri dari dokter umum dan direksi RSUD, dokter spesialis kulit, jantung, penyakit dalam, gizi, forensik, dokter subspecialis orthopedi Hip&Knee.
“Jadi kami bertujuan sebagai kaum hawa. Selain berjuang untuk memberikan pelayanan kesehatan. Di sisi lain itu juga turut melestarikan kebudayaan melalui angklung. Dan menjadi kebanggaan tersendiri karena bisa tampil dalam kegiatan peringatan Hari Ibu ke-95,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Bekasi, Ria Sabaria Dani Ramdan, mengapresiasi para dokter yang turut tampil dalam memeriahkan peringatan Hari Ibu ke-95.
”Hal yang positif ya. Para dokter selain memberikan pelayanan kesehatan juga ada keahlian dalam memainkan musik tradisional. Jadi bukan hanya memiliki keahlian di bidang kesehatan saja,” ungkap Ria.
Di tempat sama, Penjabat Bupati Bekasi, Dani Ramdan, mengingatkan kembali pentingnya peran kaum wanita se-Indonesia yang mengoptimalkan perannya sebagai ibu yang melahirkan generasi baru, pendidik utama, dan terus membimbing anaknya tanpa kenal lelah.
“Pesan utama meskipun sejarah berangkat dari pergerakan kaum wanita tetapi selalu kita kembali ke fitrah, dimana kaum wanita Indonesia mengoptimalkan perannya sebagai ibu, sebagai sosok yang melahirkan generasi baru, pendidik utama yang terus membimbing anaknya,” ucapnya.
Disampaikan Dani bahwa sosok ibu harus selalu dimuliakan karena memiliki tantangan paling berat, mulai dari mengandung selama sembilan bulan, melahirkan, menyusui, hingga membesarkan dan mendidik dengan penuh keikhlasan. Sebagai orang tua, peran tersebut bukan merupakan hal yang mudah, tetapi tetap dijalankan dengan sepenuh hati oleh seorang ibu.
“Ibu paling kita muliakan karena paling berat tantangannya mulai dari mengandung 9 bulan, melahirkan, menyusui, membesarkan, dan mendidik dari tahun ke tahun dengan penuh keikhlasan, itu bukan hal mudah mendidik anak-anak kita, bersusah payah tanpa mengharapkan imbalan,” lanjutnya.(and/adv)