RADARBEKASI.ID, BEKASI – Real Count Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk Pileg Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi mencatat suara yang masuk belum menyentuh angka 50 persen. Selisih perhitungan suara tiap caleg masih sangat ketat, mayoritas anggota DPRD Kota dan Kabupaten Bekasi yang ingin naik kelas pun masih berjuang menembus papan atas.
Perhitungan suara di website resmi KPU untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Kota Bekasi dan Kota Depok masih berada di angka 38,80 persen. Baru 4.908 yang masuk ke sistem dari total 12.648 Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Sementara di Dapil Kabupaten Bekasi, suara yang masuk baru 28 persen, 2.375 dari total 8.417 TPS. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memimpin perolehan suara sementara di kedua Dapil tersebut.
Sementara ini terpantau ada beberapa anggota DPRD Kota dan Kabupaten Bekasi yang bercokol di urutan 15 besar di Dapil Jawa Barat VIII, dan urutan 12 besar di Dapil Jawa Barat IX. Mereka pada Pemilu 2024 ini mencalonkan diri sebagai anggota legislatif di Pileg DPRD tingkat 1 Jawa Barat.
Setidaknya ada lima anggota DPRD Kota Bekasi, dan empat anggota DPRD Kabupaten Bekasi yang mencalonkan diri menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Barat periode 2024-2029. Mayoritas masih berjuang untuk menembus 11 dan 7 besar perolehan suara terbanyak hingga akhir perhitungan suara untuk mendapatkan kursi DPRD Provinsi Jawa Barat.
Perolehan suara Dapil Jawa Barat VIII dipimpin oleh Farabi El Fouza Arafiq dari Partai Golkar dengan perolehan suara 22.637, jauh meninggalkan Caleg lain. Nampak nama politisi PDI Perjuangan Ahmad Faisyal Hermawan yang saat ini duduk sebagai anggota DPRD Kota Bekasi dengan perolehan 4.983 suara.
BACA JUGA: Caleg Baru Geser Petahana
Ada ribuan suara yang masih bisa diperebutkan di Kota Bekasi, Pemilihan Suara Lanjutan (PSL) rencananya dijadwalkan oleh KPU Kota Bekasi pada Sabtu (24/2). Sesuai rekomendasi Bawaslu, ada 26 TPS yang diusulkan menggelar PSL, kekurangan surat suara provinsi tercatat sebanyak 1.316 surat suara.
Bergeser ke Dapil Jawa Barat IX, perolehan suara sementara dipimpin oleh Cucu Sugiarti dari PKS dengan perolehan 3.528 suara. Semetara Caleg yang saat ini duduk sebagai anggota DPRD Kabupaten Bekasi terpantau BN Holik Qodratullah dari Partai Gerindra dan Ayub Rohadi dari PKS, dengan perolehan masing-masing 2.329 dan 1.679 suara.
Caleg dari partai PDI Perjuangan, Ahmad Faisyal Hermawan menyampaikan bahwa dirinya optimis grafik perolehan suaranya akan terus naik hingga akhir perhitungan. Perhitungan internal partai pun saat ini menunjukkan perolehan suaranya mengungguli Caleg lain.
“Cuma kan semuanya masih proses perhitungan, kita tunggu proses perhitungan selesai yang ada di kecamatan-kecamatan. Tetapkan yang memutuskan KPU nanti,” katanya.
Mengawali karir sebagai legislator di DPRD Kota Bekasi serta mendapat kepercayaan dari masyarakat di Kota Depok, Faisal mengklaim dirinya akan berkomitmen mengawal Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat untuk kepentingan warga di Dapil Jawa Barat VIII.
Disinggung terkait dengan PSL, Faisal menyayangkan kelalaian KPU sehingga ada masyarakat yang belum memberikan hak pilihnya pada 14 Februari lalu. Menurutnya, PSL harus tetap dilaksanakan terlepas apapun hasilnya.
“Yang pasti harus dilakukan pengawalan yang baik dan tepat di tempat-tempat TPS yang melaksanakan PSL. Supaya tidak terjadi hal-hal yang dimanfaatkan oleh sekelompok orang,” tambahnya.
BACA JUGA: KPU Bekasi Mulai Lagi Rekapitulasi Suara Pemilu 2024 di 23 Kecamatan
Hal serupa disampaikan oleh dari Caleg Partai Golkar, Komarudin. Selain mendukung rekomendasi yang disampaikan oleh Bawaslu, dirinya juga mendukung KPU untuk melaksanakan PSL sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Dirinya berharap masyarakat antusias untuk datang dan memberikan hak suaranya akhir pekan nanti.”Sehingga nanti hasil akhirnya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat,” ucapnya.
Komarudin juga merupakan anggota DPRD Kota Bekasi yang saat ini mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Provinsi Jawa Barat. Namanya memang belum terlihat di 15 besar berdasarkan hasil Real Count kemarin, yang terpenting dirinya telah terlibat dalam kontestasi untuk memenangkan partai, terlepas siapapun yang akan duduk di kursi DPRD Provinsi Jawa Barat nanti.
Dinamika yang terjadi selama kontestasi Pemilu menurutnya, membuat Partai Golkar memperoleh suara yang relatif tinggi. Bahkan di tingkat nasional, hasil perhitungan cepat membawa menempatkan Golkar di jajaran partai dengan perolehan suara tertinggi.
Ia mengaku optimis di Provinsi Jawa Barat Golkar mendapat dua sampai tiga kursi DPRD.”Saya sudah melaksanakan tugas partai untuk memenangkan Golkar di Dapil Kota Bekasi Kota Depok. Persoalan angka-angka, suara kemenangan buat saya sudah bukan lagi menjadi orientasi dalam berpolitik saya,” ungkapnya.
Sementara Caleg dari Partai Demokrat, Ronny Hermawan menyebut hasil perhitungan suara internal saat ini menunjukkan tren positif. Ketua DPC Partai Demokrat yang pernah duduk sebagai anggota DPRD Kota Bekasi dua periode ini berkomitmen untuk memperjuangkan memperjuangkan kepentingan masyarakat Kota Bekasi dan Kota Depok mulai dari aspek Pendidikan, Kesehatan, hingga Infrastruktur.
“Optimis, dan sekarang kita sedang input C1 secara manual di kantor DPC, baik DPC Kota Bekasi maupun DPC Demokrat Kota Depok. Trennya positif, bagus,” ungkapnya.
Bagi politisi yang telah memenangkan Pileg di tingkat kota atau kabupaten, bertarung di tingkat Provinsi terlebih yang Dapilnya melibatkan lebih dari satu daerah bulan hal yang mudah. Apalagi pada Pemilu 2024 ini, euforia Pileg dinilai kalah saing dengan Pilpres, ini menjadi salah satu faktor capaian suara Caleg tidak maksimal.
“Kemungkinan kemarin itu tertutup oleh kampanye Pilpres ya, jadi kampanye Pilegnya ini kurang greget,” kata Pengamat Politik Universitas Islam 45 (Unisma) Bekasi, Adi Susila.
Tidak banyak Caleg yang memiliki target mendatangi konstituen menurutnya. Sebagian besar mengandalkan berbagai jenis Alat Peraga Kampanye (APK) yang dipasang di sudut-sudut kota dan permukiman warga.
Belum lagi, ia mengaku banyak mendapatkan masukan tentang kesulitan yang dihadapi oleh pemilih usia lanjut. Tentang kesulitan menemukan Caleg pilihan mereka lantaran surat suara Pileg ini tidak dilengkapi dengan foto Caleg, nyaris hanya logo partai yang dapat dengan mudah dikenali.
Bagi satu kota, memiliki perwakilan di tingkat provinsi tentu kata Adi mendapat beberapa keuntungan. Masyarakat sudah tentu memiliki jalur untuk menyampaikan aspirasinya, memperjuangkan kebutuhan di daerah seperti infrastruktur, hingga layanan sosial.
Masih ada kesempatan untuk pada Caleg di Dapil Jawa Barat VIII memperoleh tambahan suara pada PSL di puluhan TPS nanti. Syaratnya, Caleg harus agresif mendorong pemilih untuk datang dan memberikan hak suaranya.
“Yang berpengaruh (mendorong partisipasi masyarakat) itu Caleg-calegnya. Caleg-calegnya harus agresif ke konstituen supaya datang nyoblos saya, gitu kan,” tambahnya. (sur)