Berita Bekasi Nomor Satu

Komisi IV Desak Disdik Transparan

TIDAK MEMADAI: Guru menunjukkan perpustakaan yang tidak memadai di SDN Jatiasih IV Kota Bekasi. DEWI WARDAH/RADAR BEKASI
TIDAK MEMADAI: Guru menunjukkan perpustakaan yang tidak memadai di SDN Jatiasih IV Kota Bekasi. DEWI WARDAH/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI- Komisi IV DPRD Kota Bekasi mendesak Dinas Pendidikan (Disdik) setempat agar transparan soal data perpustakaan di satuan pendidikan yang tidak memadai.

“Seharusnya kasih saja data berapa banyak sekolah, sehingga masyarakat tahu bahwa masih banyak sekolah yang memang belum memiliki perpustakaan memadai,” ujar Anggota Komisi IV DPRD Kota Bekasi Fraksi PDI Perjuangan Heri Purnomo, Minggu, (21/11).

Hal itu dikatakan Heri menanggapi terkaitnya berbelitnya Disdik Kota Bekasi saat dimintai data jumlah perpustakaan yang tidak memadai oleh Radar Bekasi. Menurutnya, transparansi sangat penting di era keterbukaan informasi.

“Transparan aja sih seharusnya, siapa tahu melalui data ini masyarakat banyak yang tergerak untuk sama-sama memperbaiki atau memberikan ruang perpustakaan yang memadai kepada sekolah,” tuturnya.

Dikatakan, bahwa pemerintah daerah harus memberikan perhatian khusus terhadap perpustakaan yang memadai di satuan pendidikan. Pasalnya, perpustakaan sekolah memegang peranan penting dalam upaya menambah wawasan siswa maupun guru.

“Ini (harus) menjadi perhatian khusus, karena perpustakaan adalah salah satu ruangan literasi yang sangat dibutuhkan oleh guru dan siswa,” ucapnya.

Apalagi, menurutnya, di masa pandemi ini ruangan literasi sangat dibutuhkan. Sehingga siswa dapat diarahkan untuk lebih sering membaca dibandingkan bermain gim melalui gadgetnya.

“Di masa pandemi ini merupakan salah satu momen penting di mana literasi membaca pasti sedikit berkurang. Maka dengan adanya perpustakaan yang memadai pastinya siswa akan lebih betah untuk membaca,” terangnya.

Pengurus Komunitas Pendidik Penulis Bekasi Raya Maulana Malik Ibrahim mengatakan, dalam arus modernisasi yang sangat pesat maka transparansi publik dalam dunia pendidikan sangatlah diharapkan.

“Transparan itu dibutuhkan sampaikan saja yang ada agar masyarakat bisa mengetahui sekolah mana yang sudah memiliki standar akreditasi yang sangat baik. Sebab perpustakaan juga merupakan bagian penunjang dari dunia pendidikan,” terangnya.

Terkait masih banyaknya perpustakan yang tidak memadai, kata dia, Disdik harus memberikan arahan kepada satuan pendidikan yang bersangkutan.

“Dalam hal ini pihak sekolah pun juga pasti pernah dilakukan supervisi oleh Dinas Pendidikan Kota, pihak Disdik diharapkan dapat memberikan arahan kepada sekolah yang memang belum memiliki ruangan perpustakaan memadai,” ucapnya.

Menurutnya, standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekspresi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang mutu pendidikan.

“Perpustakaan merupakan salah satu standar sarana dan prasarana nasional pendidikan” pungkasnya.

Kepala Sekolah Mengeluh

Kondisi perpustakaan yang tidak memadai dikeluhkan oleh sejumlah kepala sekolah. Kepala SDN Jatisari 3 Kota Bekasi Nurwanto menyinggung bahwa perpustakaan yang memadai memiliki ruangan layak, petugas, dan buku bacaan yang lengkap. “Gimana bisa dibilang memadai, kalau hanya mengandalkan sudut kelas. Kan kelas itu untuk belajar dan semestinya untuk perpustakaan ada ruangan sendiri minimal ada rak buku, meja baca dan kursi baca,” ucapnya.

Lebih lanjut dikatakan, jika memanfaatkan sudut ruang kelas sebagai tempat literasi, maka tidak cukup kondusif bagi siswa yang akan melakukan kegiatan membaca.

“Ruangan perpustakaan itu kan harus nya tenang, bukan sudut ruangan yang dipakai dan bising dengan teman-teman yang lain,” ucapnya.

Hal senada dikatakan Kepala SDN Jatiasih IV Kota Bekasi Kasmiro. Ia mengungkapkan, kondisi perpustakaan yang tidak memadai membuat buku hanya disimpan di rak kelas.

“Kami pernah punya sudut baca di kelas, tapi karena pandemi sudah tidak aktif dan tidak ada lagi. Jadi buku-buku dipindahkan ke rak yang ada di masing-masing kelas,” katanya.

Menurutnya, perpustakan menjadi salah satu ruangan cukup penting untuk menambah semangat literasi membaca siswa di sekolah. Ketidakadaan ruang literasi membuat siswa tidak cukup bersemangat untuk membaca.

”Mungkin kalo ada ruangan, siswa akan lebih sering mampir dan membaca. Itu tentu bisa meningkatkan kemampuan literasi membaca siswa,” pungkasnya. (dew)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin