Berita Bekasi Nomor Satu

Mahasiswa Bantu Tingkatkan Literasi Siswa

POJOK BACA: Mahasiswa Untirta bersama siswa beraktivitas di ruang Pojok Baca SDN Sukawijaya 02 Tambelang. ISTIMEWA

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) membantu meningkatkan literasi siswa SDN Sukawijaya 02 Tambelang. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Kampus Mengajar angkatan 5 2023.

Dalam kegiatan itu, mahasiswa mengajak seluruh siswa membaca buku 15 menit sebelum jam pembelajaran. Selain menggalakan membaca selama 15 menit, dalam program ini para mahasiswa juga membuat program Pojok Baca.

Menurut Guru SDN Sukawijaya 02 Tambelang, Siti Daiyah, menyampaikan, gerakan literasi membaca buku selama 15 menit sebelum belajar sudah pernah diterapkan di sekolahnya.

Dirinya pun memberikan dukungan penuh dengan adanya kembali  gerakan literasi ini. “Gerakan literasi di SDN Sukawijaya sebetulnya sudah pernah dilakukan yaitu membaca buku 15 menit sebelum jam pembelajaran dimulai. Namun memang sekarang sudah tidak dijalankan lagi. Sehingga pihak sekolah sangat mendukung penuh jika kegiatan ini kembali dihidupkan lagi,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Selasa (20/6).

Salah satu mahasiswa program Kampus Mengajar, Alief Rizki Alfitrah, menyampaikan, dengan kemampuan membaca yang baik, maka tingkat keberhasilan pendidikan di sekolah akan lebih berdampak signifikan bagi kompetensi setiap peserta didik.

Namun sayangnya, fakta membuktikan bahwa Indonesia merupakan negara yang ada di urutan ke-60 dari 64 negara dalam hal rendahnya tingkat literasi.

Rendahnya tingkat literasi akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia yang tidak kompetitif karena kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai akibat lemahnya kemampuan membaca dan menulis.

Gerakan literasi yang dilakukan oleh mahasiswa merupakan Upaya meningkatkan literasi. Selama menjalankan program tersebut, Alief merasakan bahwa tingkat minat baca siswa memang masih sangat rendah.

“Yang saya ketahui selama mengajar adalah kebanyakan para siswa memang tidak tertarik untuk membaca. Contohnya saat saya mengajar dan menanyakan seputar hobi mereka, tidak ada yang menjawab hobi membaca,” ujarnya.

BACA JUGA: Ngaji Literasi Hadir di Pondok Pesantren Nurul Huda

“Kebanyakan dari mereka lebih suka bermain gim dan lebih memilih menghabiskan uangnya untuk membeli fitur gim terbaru daripada membeli buku,” imbuhnya.

Selain karena gim, ia juga menjelaskan bahwa ada faktor lainnya yang menyebabkan rendahnya minat baca para siswa di SDN Sukawijaya 02 Kabupaten Bekasi.

“Selain itu (gim,Red), karena di sekolah ini belum ada perpustakaan atau pun Pojok Baca yang dapat memfasilitasi kegiatan para siswa untuk membaca buku. Lalu mungkin akses buku yang sulit. Jika memberi buku konvensional tempatnya cukup jauh dari daerah ini. Memang sudah banyak buku digital namun tidak semua orang tua siswa memahami cara pembelian buku-buku tersebut” jelasnya.

Dikatakan bahwa dengan keterbatasan sarana dan prasarana, Pojok Baca tetap dapat dibuat dengan memanfaatkan apa yang ada di sekolah. Pembuatan Pojok Baca ini dimulai sejak Rabu (17/5).

“Karena keterbatasan fasilitas, mau tidak mau kami harus berpikir lebih kreatif lagi. Dengan memanfaatkan kayu-kayu bekas meja yang sudah rusak, kami bekerja sama untuk membuatnya menjadi rak buku yang nampak seperti baru,” terangnya.

Pojok Baca ini cukup menarik minat siswa. Banyak siswa yang mulai menghabiskan waktu istirahatnya untuk hadir ke ruang Pojok Baca yang telah dibuat.

“Para siswa semakin tertarik untuk mengunjungi Pojok Baca karena rasa penasaran. Mereka bahkan menghabiskan waktu istirahatnya dengan membaca. Ketertarikan ini dilatarbelakangi oleh tidak adanya perpustakaan di SDN Sukawijaya 02 sehingga Pojok Baca ini merupakan hal baru bagi mereka. Pojok Baca ini sebagai langkah awal untuk menciptakan budaya literasi di sekolah” pungkasnya. (dew)

 

 


Solverwp- WordPress Theme and Plugin