Berita Bekasi Nomor Satu

Guru di Bekasi Mesti Didorong Memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar

ILUSTRASI: Sejumlah guru SMK Citra Mutiara Kabupaten Bekasi sedang mengikuti In House Training (IHT). ISTIMEWA/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Para guru di satuan pendidikan mesti didorong untuk memanfaatkan Platform Merdeka Melajar dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Bekasi, Prawiro Sudirjo, mengatakan bahwa awalnya para guru menganggap Platform Merdeka Mengajar belum begitu penting. Namun setelah Platform Merdeka Mengajar dijadikan syarat pencairan tunjangan sertifikasi, guru sibuk mengakses platform teknologi tersebut.

“Saat itu belum begitu penting, karena tidak ada kaitannya dengan gaji atau tunjangan, tapi setelah aturan penggunaan PMM diwajibkan terkait syarat pencairan tunjangan sertifikasi oleh dinas terkait, barulah para guru mulai sibuk mengakses PMM,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Kamis (2/11/2023).

Menurutnya, ketidakaktifan guru dalam menggunakan Platform Merdeka Mengajar disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya kesibukan dalam mengajar.

“Ada yang belum punya akun belajar.id dan walaupun sudah ada, para guru juga sibuk. Jadi belum sempat untuk mengaksesnya,” kata Prawiro.

BACA JUGA: Hasil Penilaian Kerja Guru jadi ‘Pintu Masuk’ Kenaikan Pangkat

Dikatakannya, jika guru aktif dalam Platform Merdeka Mengajar tersebut, mereka dapat memecahkan suatu persoalan dari proses pembelajaran siswa,. Sebab di dalam platform banyak tools terkait proses pembelajaran yang efektif.

“Jika guru aktif di PMM ini, maka bisa tau bagaimana cara memecahkan persoalan siswa dalam proses pembelajaran. Contoh dalam kegiatan Penilaian Tengah Semester (PTS), masih ada beberapa hal yang kurang,” ucapnya.

Dalam Platform Merdeka Mengajar ini, guru dapat mengakses modul ajar, video praktik baik pembelajaran, mengunggah karya, baik berupa video, pembelajaran webinar, atau bisa mengikuti webinar melalui komunitas, jadi narasumber berbagai praktik.

“Banyak hal yang bisa diakses guru melalui PPM, tapi harus didorong atau diberi pemahaman dulu baru mau bergerak,” tuturnya.

“Dengan adanya dorongan ini, memang terkesan kurang dewasa. Seharusnya muncul kesadaran dan motivasi internal dari dalam guru itu sendiri untuk mau maju,” imbuh Prawiro. (dew)

 


Solverwp- WordPress Theme and Plugin