Penulis: Aisyah Maryam Namirah, Benni James Stepen Silaban, Fathin Hana Rahmawati, Hanum Listyarani, Mutiara Siska Putri Utami, Yeni Katon R. Sujarnoko
(Mahasiswa Magister Teknologi Pangan, IPB University)
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Teknologi Augmented Reality (AR) merupakan teknologi inovatif yang semakin merambah berbagai sektor dengan cara yang spektakuler menghadirkan beragam peluang di industri pangan. Dengan memanfaatkan perangkat digital, AR memberikan lapisan informasi tambahan pada dunia fisik kita.
Hal ini mengubah cara kita berinteraksi dengan pangan, mulai dari produksi hingga konsumsi. Dalam artikel ini, kita akan membahas mekanisme kerja, manfaat, tantangan dan perspektif masa depan teknologi AR dalam industri pangan.
Mengintip Bagian dalam AR
Teknologi AR menggabungkan dunia fisik dengan elemen-elemen digital. Cara kerjanya dengan memperkaya dunia fisik dengan informasi digital yang dapat dicapai dengan perangkat seperti kacamata AR, ponsel pintar, atau tablet.
Mekanisme kerja teknologi AR melibatkan proses di mana elemen-elemen digital, seperti gambar, video, suara, atau teks, ditambahkan ke dunia nyata untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Berikut merupakan langkah-langkah umum dalam mekanisme kerja teknologi AR:
1. Pengenalan Lingkungan Fisik: Langkah pertama dalam AR adalah pengenalan lingkungan fisik di sekitar pengguna. Hal ini dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis sensor, seperti kamera, sensor gerak, GPS, dan sensor lainnya pada perangkat AR, ponsel pintar, kacamata AR, atau tablet kemudian dilakukan pemrosesan data dengan cara, data yang dikumpulkan oleh sensor yang digunakan untuk memproyeksikan dan memetakan lingkungan fisik. Mencakup identifikasi objek, permukaan, atau lokasi dalam tampilan kamera.
2. Penyusunan Informasi Digital dan Penyajian Informasi: Setelah lingkungan fisik dikenalkan, informasi digital ditambahkan ke pandangan pengguna dapat berupa objek 3D, teks, animasi, atau elemen lain yang dimaksudkan untuk meningkatkan pengalaman.
Langkah berikutnya berupa penyajian Informasi digital yang disajikan kepada pengguna melalui perangkat AR, seperti menampilkan gambar atau teks di layar perangkat AR atau kamera perangkat tersebut.
Pengguna melihat informasi ini seolah-olah mereka berada dalam lingkungan fisik mereka selanjutnya pengguna dapat berinteraksi dengan informasi digital ini, biasanya dengan menggunakan gerakan fisik, suara, atau perintah lain, tergantung pada perangkat AR yang digunakan.
3. Reaksi Real-Time: AR memungkinkan perangkat untuk merespons perubahan dalam lingkungan fisik dan interaksi pengguna secara real-time. Artinya jika pengguna bergerak atau berinteraksi dengan objek AR, perangkat akan segera menyesuaikan tampilan dan responnya.
4. Rendering dan Visualisasi: Untuk memastikan bahwa elemen-elemen digital terintegrasi dengan baik dalam lingkungan fisik, perangkat AR melakukan rendering dan visualisasi yang kompleks. Ini mencakup penyesuaian pencahayaan, warna, dan perspektif agar objek AR tampak seolah-olah mereka berada di dunia nyata.
5. Multi Sensorial dan Interaksi dengan Pengguna: AR dapat menggabungkan berbagai jenis keluaran, termasuk visual, audio, dan taktile. Artinya pengguna dapat mendengar suara, melihat gambar, dan bahkan merasakan getaran sesuai dengan interaksi mereka dengan elemen AR.
Perangkat AR cenderung memahami interaksi pengguna dengan lingkungan mereka yang memungkinkan penyajian informasi yang relevan dengan situasi saat itu.
Berikut beberapa manfaat dari implementasi teknologi AR di industri pangan diantaranya:
Transformasi Produksi Pangan
AR memberikan manfaat signifikan di bidang produksi pangan. Produsen dapat menggunakannya untuk pelatihan karyawan, memantau mesin, dan memperbaiki proses produksi secara real-time. Sebagai contoh, operator mesin pengemas dapat melihat panduan langkah demi langkah langsung di depan mata guna meningkatkan efisiensi dan mengurangi kesalahan kerja (Jagtap et al. 2021).
Peningkatan Kualitas Produk
Teknologi AR berperan besar dalam menjaga kualitas produk. Penggunaan AR dalam memantau kualitas memungkinkan operator pabrik untuk mendeteksi adanya cacat pada produk dengan lebih cepat dan akurat. Guna meningkatkan kualitas dan keamanan produk, serta mengurangi pemborosan.
Pengalaman Konsumen yang Lebih Menarik
Ketika makanan sampai di tangan konsumen, AR berperan penting pada kemasan produk yang memungkinkan konsumen untuk mengakses informasi tambahan tentang makanan mereka. Dengan mengarahkan kamera ponsel pintar ke kemasan, konsumen dapat melihat detail nilai gizi, informasi asal-usul produk, dan bahkan resep masakan yang relevan.
Pemberdayaan Konsumen
Beberapa perusahaan pangan telah menciptakan aplikasi AR dalam upaya untuk menjaga hubungan dengan konsumen, dengan mengajak konsumen ikut serta berpartisipasi.
Melalui teknologi AR, konsumen dapat memahami lebih dalam tentang produk yang ingin dibeli. Hal Ini akan menciptakan loyalitas terhadap brand yang lebih kuat. Industri pangan terus mencari cara untuk meningkatkan efisiensi produksi, meningkatkan transparansi rantai pasokan, dan memberikan pengalaman konsumen yang lebih kaya melalui AR.
Berikut beberapa perusahaan besar di industri pangan (F&B) yang mulai menerapkan teknologi AR dalam bidang operasional.
• Nestle: Menggunakan AR dalam bidang marketing dengan meluncurkan kampanye pada kemasan produk. Disini konsumen dapat melihat rantai pasok dari susu untuk produk tertentu.
• Heinz: Konsumen dapat memindai kemasan produk Heinz dengan aplikasi AR untuk mendapatkan ide dan resep memasak.
• Quaker Oats (PepsiCo): Menggunakan AR dalam pemasaran dengan memberikan kesempatan kepada konsumen untuk memindai kemasan produk, menawarkan ide dan resep makanan sehat.
• Kellogg’s: Berbagi pengalaman interaktif dengan konsumen dengan menggunakan kemasan yang terintegrasi dengan AR.
• KFC: Meluncurkan kampanye dengan mengajak konsumen untuk berfoto bersama ikon Kolonel Sanders.
Tantangan dan Masa Depan AR
Teknologi AR dengan potensi besar dalam industri pangan memiliki beberapa tantangan yang harus diatasi diantaranya: Perlu biaya yang tinggi untuk produksi dan aplikasi perangkat keras AR untuk pengembangan aplikasi. Selain itu, ada kekhawatiran privasi data yang perlu diperhatikan, terutama ketika mengumpulkan dan menyimpan data pengguna.
Potensi masa depan dari penggunaan AR akan terus berkembang. Dengan teknologi yang semakin maju, kita dapat mengharapkan lebih banyak inovasi dan manfaat dalam produksi yang lebih efisien, kualitas produk yang lebih baik, dan pengalaman pengguna yang semakin tinggi.
Kesimpulan
Augmented Reality telah mengubah cara industri pangan dalam beroperasi dan berinteraksi dengan pengguna. Dari produksi hingga konsumsi, AR telah membantu meningkatkan efisiensi, kualitas produk, dan interaksi dengan makanan.
Dengan terus berkembangnya teknologi, kita dapat mengharapkan terobosan lebih lanjut yang akan membawa manfaat besar bagi industri pangan. Tidak hanya memberikan keuntungan bisnis, tetapi juga memberikan pengalaman yang lebih baik bagi konsumen. (*)
Referensi
Jagtap S, Saxena P, Salonitis K. 2021. Food 4.0: Implementation of the Augmented Reality Systems in
The Food Industry. Procedia CIRP, 104 (March), 1137–1142 DOI.org/10.1016/j.procir.2021.11191
Xie J, Chai JJK, Sullivan OC, Xu JL. 2022. Trends of Augmented Reality for Agri-Food Applications.
Sensors, 22(21). DOI.org/10.3390/s22218333.
Zhou L, Zhang C, Liu F, Qiu Z, He Y. 2019. Application of deep learning in food: A review.
Comprehensive. Reviews in Food Science and Food Safety, 18(6), 1793–1811. DOI.org/10.1111 /1541.