Berita Bekasi Nomor Satu

Siswa SMPN 7 Diberikan Trauma Healing

Siswa SMPN 7 Diberikan Trauma Healing

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Siswa SMPN 7 Kota Bekasi masih trauma pasca insiden meninggalnya Muhammad Alfiansyah (13). Belakangan diketahui pada Jumat (17/11) Alfiansyah berangkat ke sekolah dalam keadaan tidak fit. Saat bermain Kuda Tomprok, siswa yang dikenal memiliki laku baik di sekolah ini tiba-tiba terjatuh, lemas, dan dinyatakan meninggal dunia setibanya di Rumah Sakit (RS) terdekat dari sekolah.

Pendampingan psikologis dalam waktu dekat akan diberikan untuk 11 siswa yang saat itu bermain bersama Alfiansyah. Pendampingan ini penting guna memastikan belasan siswa tersebut tidak mengalami trauma ataupun hal-hal yang lain.

Kemarin, Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) telah mendatangi SMPN 7 Kota Bekasi untuk memberi pendampingan kepada siswa. Dalam waktu dekat, rencananya akan dilaksanakan assessment kepada 11 siswa yang saat itu bermain Kuda Tomprok guna mengetahui kondisi psikologis anak pasca kejadian.

“Karena kita dapat informasi ada satu anak yang mungkin mengalami trauma ketika melihat kejadian tersebut, melihat temannya tergeletak, dan meninggal dunia,” kata Wakil Ketua KPAD Kota Bekasi, Novrian, Senin (20/11).

Pendampingan psikologis rencananya dilaksanakan oleh tim Psikologi KPAD bersama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bekasi. Dikhawatirkan ada trauma pada anak.

Pendampingan akan dilaksanakan anak per anak, serta melalui pendekatan kelompok. Novrian menyebut tujuan dari pendampingan psikologis tersebut adalah membangun rasa empati serta memberikan pembelajaran terhadap permainan yang berisiko.

“Jangan sampai justru malah pasca kejadian menjadi suatu kebanggaan. Nah itu yang kita khawatirkan, justru nanti kita ingin membangun empati dari teman-temannya,” tambahnya.

Bukan hanya siswa, proses assessment juga akan melibatkan masing-masing orang tua. Diharapkan keterlibatan orang tua bisa memberikan pemahaman kepada masing-masing anak.

Sementara itu Kepala Sekolah SMPN 7 Kota Bekasi, Sukamto menceritakan bahwa sebelum kejadian, guru-guru telah mengajak siswa untuk segera menujh masjid melaksanakan shalat Jumat. Musibah terjadi saat jeda waktu istirahat dan salat Jumat.

Berdasarkan informasi dari belasan siswa yang saat itu sama-sama bermain, Alfiansyah tiba-tiba terjatuh, dalam keadaan lemas dan tak sadarkan diri. Tidak terjadi benturan, tidak dalam posisi tertindih oleh temannya yang lain, bahkan tidak ada bercak darah.

“(Anak-anak) menyampaikan kepada bapak ibu gurunya, langsung kita lakukan tindakan. Ketik sudah sampai di RS, di UGD dinyatakan oleh dokter anak sudah meninggal dunia,” ungkapnya.

Sukamto juga menyampaikan hari itu kondisi siswanya yang diceritakan berbadan kecil itu dalam keadaan tidak fit. Saat itu, orang tua tetap mengajak anaknya untuk mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah.

“Sebagai informasi anak tersebut hari itu sebenarnya tidak mau sekolah karena badannya tidak begitu fit,” ucapnya.

Guna mencegah siswanya bermain permainan beresiko, pihaknya telah membentuk satgas disiplin, serta menekankan pemantauan oleh guru piket.

Pasca kejadian, pihak sekolah disebut telah membantu di RS, berlanjut di rumah duka, hingga pemakaman. Sukamto membenarkan bahwa peristiwa ini tidak berlanjut ke ranah hukum, orangtua telah mengikhlaskan kepergian Alfiansyah.

Menurutnya, trauma pasti membekas pada belasan siswanya yang ikut bermain siang itu. Selanjutnya sekolah bekerjasama dengan Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) untuk melakukan pembinaan.

“Kemudian nanti juga ada trauma healing untuk pemulihan psikologis anak,” tambahnya.

Sekertaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi, Warsim Suryana yang saat itu juga berada di sekolah menekankan kepada seluruh kepala sekolah dan guru di tingkat SD maupun SMP untuk mengawasi dan memilah permainan yang beresiko bagi anak. Selain pihak sekolah, ia juga mengajak semua pihak untuk bijak menyikapi permainan yang beresiko bagi anak.

Dalam waktu dekat pihaknya berencana untuk membuat surat edaran terkait dengan peningkatan pengawasan di sekolah.

“Pasti ada, InsyaAllah karena ini merupakan kejadian yang menjadi bahan evaluasi kita,” ungkapnya. (sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin