Berita Bekasi Nomor Satu

Imbas Refocusing, Tim Biawak Gagal Naik Gaji

BERSIHKAN KALI: Sejumlah tim biawak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi, membersihkan kali dari sampah rumah tangga, di sungai Kali Busa, Tambun Utara, Minggu (12/9). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, CIKARANG PUSAT – Akibat adanya refocusing anggaran, honor para Pegawai Harian Lepas (PHL) Dinas Lingkungan Hidup )DLH) Kabupaten Bekasi, harus sabar menerima honor Rp 70 ribu per hari.

“Awalnya memang ada rencana untuk kenaikan honor. Tapi karena ada refocusing anggaran untuk penanganan masalah Covid-19, sehingga honor untuk para PHL dipangkas,” kata Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup, Eman Sulaiman.

Meski demikian, rencana yang awalnya honor per hari dari Rp 70 ribu pada anggaran perubahan, kenaikan tersebut akan diajukan lagi pada tahun anggaran 2022.

“Memang pada tahun 2021 ini, ada rencana kenaikan, tapi kalau 12 bulan, kemampuan keuangan tidak sanggup. Dan direncanakan, pada anggaran perubahan, tapi ada refocusing, sehingga tidak jadi lagi,” ujar Eman.

Sementara itu, salah satu pegawai PHL DLH Kabupaten Bekasi, AR (48), berharap nasibnya lebih diperhatikan oleh Pemkab Bekasi.

Pasalnya, saat ini ia beserta rekan-rekan-nya yang berada di satuan Tim Biawak, hanya menerima upah sebesar Rp 70 ribu per hari.

“Kalau masuk kerja full, sebulan 26 hari, ya total dapatnya Rp 1,8 juta. Tapi kalau libur, ya nggak dihitung harian-nya,” tutur pria yang minta nama sebenarnya tidak publikasikan.

Padahal, para personel Tim Biawak, memiliki risiko kerja yang cukup berat, saat terjun ke kali, untuk mengangkut sampah secara manual. Mulai dari bahaya terinjak paku, hingga terserang penyakit kulit atau binatang ular.

“Yang namanya kali penuh sampah, kami tidak tahu di bawahnya ada apa. Kandang nemu besi, paku, gelondongan kayu. Sering kawan-kawan saya menginjak paku,” bebernya.

Terlebih lagi, kulit para personel Tim Biawak juga sering mengalami gatal-gatal, akibat pencemaran limbah di kali tersebut.

“Itu air kalau kecipratan terus kena mata, perih banget. Sering juga mulut kemasukan air. Mau bagaimana lagi, yang namanya kerja begini (bersihin sampah),” ucap AR.

Dirinya meminta, agar Pemkab Bekasi lebih memperhatikan nasib para PHL yang memiliki risiko kerja tinggi, seperti personel Tima Biawak.

“Kalau bisa sih, tolong upahnya dinaikkan jadi Rp 100 ribu per hari,” harapnya. (and)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin