Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Investasi Naik, Pengangguran Nambah

PUSAT PERBELANJAAN : Sejumlah warga sedang bersantai di sebuah pusat perbelanjaan, di Desa Cibatu, Cikarang Selatan, Rabu (19/5). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI SELATAN – Angka pengangguran di Kota Bekasi tahun ini melonjak tajam, padahal sederet penghargaan terkait dengan penanaman modal atau investasi tahun ini diraih. Belum sampai akhir tahun realisasi investasi sudah melebihi target yakni sebesar Rp6,9 triliun. Sayangnya, penanaman modal tersebut tidak  mampu mengatasi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), Kota Bekasi menjadi satu diantara lima kabupaten atau kota di Provinsi Jawa Barat (Jabar) yang persentase TPTnya naik.

 

Ya, pengangguran Kota Bekasi tercatat naik bersama dengan Kabupaten Kuningan, Subang, Karawang, dan Kota Bandung. Kenaikan TPT dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 0,20 persen, atau 2,9 ribu orang dari jumlah angkatan kerja sebanyak 1,5 juta orang.

 

Catatan pada pertengahan tahun 2020, TPT Kota Bekasi 10,68 persen atau 161.311 jiwa. Sedangkan pertengahan tahun ini 10,88 persen atau 164.271 jiwa dari jumlah angkatan kerja Kota Bekasi yang tercatat di Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker).

 

Data ini hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat awal bulan lalu, sedangkan untuk Provinsi Jawa Barat TPT turun 0,10 juta orang dari total angkatan kerja 24,74 juta orang. Sederet faktor melatarbelakangi masih adanya pengangguran terbuka di Jawa Barat, salah satunya penyerapan tenaga kerja rendah di sektor pertanian lantaran pertengahan bulan kemarin merupakan masa tumbuh panen tanaman pangan.

 

“Lulusan SMA dan SMK tahun 2021 belum sepenuhnya terserap dalam dunia kerja, ini tentunya berdampak pada meningkatnya angka pengangguran,” terang Kepala BPS Provinsi Jawa Barat, Dyah Anugrah Kuswardani.

 

Sementara turunnya TPT di wilayah Provinsi Jawa Barat disebabkan oleh mulai terkendalinya situasi pandemi Covid-19, cakupan vaksinasi, adanya pembangunan proyek strategis nasional, hingga sarapan tenaga kerja di sektor makanan dan minuman.

 

Realisasi investasi yang sedianya berjalan beriringan dengan munculnya lapangan pekerjaan nyatanya belum bisa mengatasi angka pengangguran terbuka di Kota Bekasi. Selama tahun 2021 ini total 4.413 tenaga kerja diserap hasil dari realisasi investasi Rp7,4 triliun sampai dengan saat ini.

 

Realisasi investasi ditekankan oleh Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) akan terus dikejar sampai akhir tahun meskipun sudah diatas 100 persen. Akhir triwulan tiga, total realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp4,2 triliun, dan Penanaman Modal Asing (PMA) Rp2,7 triliun.

 

Tahun ini realisasi investasi lebih besar dibandingkan tahun 2020 lalu sebesar Rp5,6 triliun dari total Rp7 triliun.”Waktu itu jamannya masih PSBB, semua sektor perekonomian masih meraba-raba, menyeimbangkan antara menanggulangi Covid-19 dan menstabilkan ekonomi. Tahun kemarin tidak tercapai,” terang Kepala DPMPTSP Kota Bekasi, Lintong Dianto Putra.

 

Tahun depan, realisasi investasi di target melebihi tahun ini, termasuk penyerapan tenaga kerjanya. Target ini berusaha dicapai saat kondisi kesehatan masyarakat dan ekonomi semakin membaik.

 

Pada masa pandemi, kendala investasi disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19. Selain itu, kepatuhan perusahaan PMA dan PMDN menyerahkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM). Setiap perusahaan yang tidak melaporkan LKPM secara rutin setiap tiga bulan dikenakan sanksi sesuai Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

 

“Target itu (penyerapan tenaga kerja) tentunya nanti kita akan berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), saat ini 4.400, target kami lebih dari itu,” tukasnya.

 

Naiknya angka pengangguran terbuka di Kota Bekasi ini terjadi ditengah beberapa penghargaan terkait penanaman modal diterima oleh Kota Bekasi tahun ini. Dari total 19 perhargaan yang diterima oleh Kota Bekasi, dua diantaranya diterima dari capaian prestasi penanaman modal, yakni penghargaan terbaik satu sebagai kota dengan nilai investasi tertinggi tingkat Provinsi Jawa Barat, dan penghargaan terbaik 1 tingkat Jawa Barat dalam pertumbuhan PMA.

 

Penyerapan tenaga kerja disebut berbanding lurus dengan realisasi investasi, sama-sama naik, atau sama-sama turun. Diakui ada sejumlah perusahaan yang masih dalam pemilihan aktivitas bisnis setelah terdampak pandemi.

 

“Kalau dilihat dari tenaga kerja kita pasti meningkat, angkanya 4.413 tenaga kerja yang dilaporkan bertambah,” ungkap Kepala Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal DPMPTSP Kota Bekasi, Andi Afriandy Raumanen. (Sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin