Berita Bekasi Nomor Satu

Plt Bupati: Festival Koi Tumbuhkan Ekonomi Baru

HADIRI FESTIVAL: Plt Bupati Bekasi, Akhmad Marjuki, membuka Festival Young Koi Show, di Maxxbox Orange County, Lippo Cikarang, baru-baru ini. DOK.HUMAS/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pelaksana tugas (Plt) Bupati Bekasi, Akhmad Marjuki, didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bekasi, Dedy Supriyadi, membuka Festival Young Koi Show, yang merupakan festival ikan koi pertama di Kabupaten Bekasi.

Festival yang diselenggarakan oleh Komunitas Sultan Koi Cikarang ini, berlangsung selama tiga hari, di Maxxbox Orange County, Lippo Cikarang.

Marjuki menyampaikan dukungan dan apresiasinya terhadap penyelenggaraan kegiatan Young Koi Show ini, karena menurutnya, kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang positif, dan menjadi suatu wadah bagi para pecinta dan penggemar ikan koi, untuk dapat berkompetisi secara fair dan profesional.

“Jadi, kegiatan yang positif dan memotivasi ini, dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus menumbuhkan rasa keinginan masyarakat untuk beternak ikan koi, yang dapat menjadi sumber penghasilan,” ujarnya.

Lanjut Marjuki, pihaknya atas nama Pemerintah Daerah (Pemda), akan membantu memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang memiliki dampak positif, seperti kegiatan festival ikan koi, yang baru pertama kali di Kabupaten Bekasi ini.

LIHAT IKAN: Plt. Bupati Bekasi, Akhmad Marjuki bersama Ketua Panitia, Nyumarno, melihat ikan koi. DOK.HUMAS/RADAR BEKASI

Ia juga berharap, kegiatan tersebut dapat terus dilaksanakan setiap tahun, agar masyarakat Kabupaten Bekasi, bisa semakin mengenal dan mendapatkan edukasi terkait budidaya ikan koi, serta dapat membantu Pemda dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di Kabupaten Bekasi.

“Saya melihat pesertanya dari berbagai daerah. Ada yang dari Banyuwangi, bahkan dari luar pulau juga. Untuk itu, saya harapkan selain dapat mengenalkan ikan koi ke masyarakat luas, kegiatan seperti ini juga dapat membangkitkan perekonomian,” terangnya.

Sementara itu, Sultan Koi Cikarang sekaligus ketua panitia kegiatan ini, Nyumarno menjelaskan, sedikitnya 3.397 ekor ikan koi dari berbagai daerah di Indonesia, hadir di ajang 1st Bupati Bekasi Young Koi Show 2022. Ikan dari 1.068 peserta yang beradu kecantikan dan kemolekan pada ajang paling bergengsi ini.

Selain kompetisi, kegiatan ini menjadi momen berkumpulnya ribuan koi terbaik di tanah air. Soalnya, koi yang dipertandingkan memiliki taksiran harga dari puluhan hingga lebih dari Rp 300 juta per ekor. Harga tersebut bisa melonjak, tatkala sang ikan dinobatkan sebagai pemenang.

“Boleh dikatakan sebagai ajang berkumpulnya teman-teman pecinta koi dari berbagai daerah di Indonesia. Namun kami juga memiliki semangat untuk turut dalam upaya peningkatan pemulihan ekonomi,” ucap Nyumarno.

Ratusan pecinta koi turut serta dalam ajang ini. Mereka berasal dari berbagai daerah, mulai dari Palembang, Lampung, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Balikpapan hingga Nusa Tenggara Timur.

“Kalau untuk dari Jakarta, Jawa Barat dan daerah pulau Jawa lainnya, itu full team, rata-rata mereka ikut serta,” bebernya.

Menurut Nyumarno, Young Koi Show ini menjadi yang pertama di Kabupaten Bekasi. Bahkan, boleh jadi menjadi awal kebangkitan koi di Jabodetabek. Dengan adanya kegiatan ini, dia berharap Kabupaten Bekasi menjadi pusat koi di wilayah Jabodetabek, dan Jawa Barat.

“Karena di Cikarang saja ada sembilan komunitas besar koi. Potensinya besar. Maka dari itu kenapa kami ingin mendongkrak koi di Cikarang. Bahwa jika bicara koi, berarti adanya di Kabupaten Bekasi,” tuturnya.

Kata Nyumarno, kegiatan ini merupakan bagian dari dorongan para komunitas koi kepada Pemda untuk melirik budidaya ikan hias. Sebab saat ini, bentuk pemberdayaan hanya fokus pada ikan konsumsi. Padahal ikan hias memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.

“Saat ini misalnya, ikan patin atau ikan lele itu sudah banyak dibudidayakan. Sedangkan koi dan ikan hias lain, justru belum dilirik. Padahal kalau dihitung, misalnya lele, kan hitungannya per kilogram sekitar Rp 10 ribu, Sedangkan koi ini, hitungannya per ekor, yang harganya bisa ratusan ribu rupiah. Secara budi daya tidak jauh beda, tapi secara ekonomi, jauh lebih tinggi. Ini yang coba kami sampaikan melalui kegiatan,” tandasnya.

Pria yang juga anggota DPRD Kabupaten Bekasi ini menambahkan, ribuan koi itu terdiri dari 45 varietas yang dipertandingkan, diantaranya Kinginrin, Sanke hingga Tancho. Puluhan varietas itu dipertandingkan lima kelas, yang dilihat dari ukuran ikan, mulai dari 10 sentimeter hingga terbesar 65 centimeter.

Untuk meraih poin tertinggi, ikan yang dipertandingkan itu harus memenuhi berbagai keunggulan, seperti body pattern (corak), bulky (proporsi tubuh ikan) dan skin (kehalusan kulit ikan). Penilaian keunggulan ikan, dilakukan oleh 15 juri profesional, termasuk juri asal Jepang.

“Kekuatan warna, sangat mempengaruhi, terutama warna yang sudah full. Tetapi tentu saja poin utamanya ikan tidak boleh cacat dan ukuran panjang sesuai. Dan penilaian ini sepenuhnya ada pada para juri,” pungkas Nyumarno.

Hasilnya, Leony Harijanto keluar sebagai juara umum, dengan 37.400 poin dari 38 ikan. Juara kedua, Dede Dermawan, dengan 34.350 poin (62 ikan), dan juara ketiga, Yopie Jktm, dengan 21.400 poin (39 ikan). Sedangkan peserta dengan ikan terbanyak, yakni Dede Dermawan, dengan total 320 ekor. Mereka mendapatkan trofi, hadiah total sebesar Rp 97 juta, dan dua unit sepeda motor. (and/adv)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin