Berita Bekasi Nomor Satu

Dalam Sebulan, 200 Kasus Kebakaran Terjadi

ILUSTRASI: Petugas pemadam kebakaran ketika melakukan pemadaman saat kebakaran di lapak pemulung TPST Bantargebang Sabtu (19/8) akhir pekan kemarin. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Musim kemarau yang berkepanjangan, berdampak terhadap kebakaran hampir setiap hari terjadi, khususnya di Kabupaten Bekasi.

Berdasarkan data yang ada di Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Kabupaten Bekasi, dari bulan Agustus sampai September 2023 ini, sudah ratusan kejadian kebakaran. Dengan perhitungan setiap hari, ini hampir ada tiga sampai empat kejadian kebakaran yang melanda kebun kosong.

“Untuk bulan Agustus sampai September ini, sudah ada sekitar 200 kejadian kebakaran lahan kosong. Rata-rata kebakaran dalam satu hari bisa tiga sampai empat titik, dan kebanyakan lahan kosong,” ujar Komandan Pleton 1 Disdamkar Kabupaten Bekasi, Gunardi, kepada Radar Bekasi.

Oleh karena itu, Gunardi menghimbau, pada musim kemarau ini masyarakat yang tempat tinggalnya dekat lahan kosong, agar lebih berhati-hati, terutama saat membakar sampah.

“Kebetulan di Kabupaten Bekasi akhir-akhir ini yang sering terjadi kebakaran lahan kosong, jadi mohon masyarakat tidak membakar sampah, dan jangan membuang puntung rokok sembarangan, apalagi di tempat-tempat lahan kosong atau alang-alang,” imbuhnya.

Berdasarkan keterangan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), diperkirakan musim kemarau tahun 2023 ini, berpotensi lebih kering dari tahun lalu, akibat dampak dari fenomena El Nino. Puncak kemarau diprediksi akan berlangsung pada Agustus- September 2023.

Kepala Disdamkar Kabupaten Bekasi, Hasan Basri menambahkan, saat ini dampak musim kemarau sudah mulai dirasakan, khususnya di Kabupaten Bekasi.

Hal itu ditandai dengan meningkatnya laporan yang masuk ke Disdamkar mengenai adanya lahan kosong yang terbakar, dalam beberapa hari terakhir. Bahkan, dalam satu hari, laporan yang masuk lebih dari satu.

“Pernah dalam satu hari, itu ada lima titik kebakaran yang ditangani. Dua titik di pemukiman, dan tiga titik lahan ilalang,” beber Hasan.

Kebakaran lahan ilalang bisa dipicu karena ada yang membuang puntung rokok, hingga melakukan pembakaran sampah yang ditinggalkan.

“Kami sudah sering menghimbau melalui pemerintah desa, kelurahan dan kecamatan, untuk mengingatkan warga. Kalau ada ilalang kering, segera dirapikan dan dibersihkan. Warga juga jangan asal membuang puntung rokok dan membakar sampah sembarangan, karena di musim kemarau seperti ini, itu bisa menjadi pemicu kebakaran,” tandas Hasan. (pra)

 


Solverwp- WordPress Theme and Plugin