Berita Bekasi Nomor Satu

Tekan Pengangguran Lulusan SMA lewat Sister School

ILUSTRASI: Guru memberi arahan kepada sejumlah siswa SMAN 1 Sukakarya saat berkumpul di halaman sekolah. ISTIMEWA/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah III berupaya menekan pengangguran lulusan SMA lewat program Sister School.  Program ini bertujuan memberikan keterampilan kepada siswa sekolah di Kabupaten Bekasi.

Dengan demikian setelah lulus, peserta didik SMA yang tidak melanjutkan kuliah dapat terjun ke dunia kerja atau berwirausaha. Sebab, banyak siswa terutama di wilayah ujung Kabupaten Bekasi yang tidak melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah.

Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah III, I Made Supriatna, mengungkapkan bahwa lulusan sekolah di wilayah ujung Bekasi sangat sedikit yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Hal itu berdasarkan laporan yang diterimanya.

Wilayah ujung itu seperti Sukakarya, Muaragembong, Sukatani, Cikarang Timur, Cabang Bungin, Bojongmangu, dan Tambelang.

“Memang siswa yang melanjutkan perguruan tinggi, terutama sekolah di wilayah-wilayah ujung. Masing-masing itu hanya 30 persen yang memang melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Selasa (7/11/2023).

Menurut I Made, faktor utama rendahnya minat siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi negeri adalah masalah ekonomi. Pasalnya, para orangtua siswa mayoritas bekerja sebagai petani, nelayan, bahkan ada yang tidak memiliki pekerjaan.

BACA JUGA: Guru BK Buka Layanan Konsultasi untuk Siswa yang Ingin Lanjut Kuliah

“Faktor utamanya adalah ekonomi. Orangtua mereka hanya seorang nelayan, petani, bahkan ada yang tidak bekerja,” ucap I Made.

 

Dengan adanya program Sister School yang mencakup kurikulum muatan lokal, beberapa sekolah telah menjadi pilot projek untuk implementasi ini.

 

“Kami tahun ini sudah memiliki pilot projek yaitu SMAN Bojongmangu bekerja sama dengan SMKN 1 Cikarang Pusat, kemudian SMAN 4 Babelan dengan SMKN 5 Kota Bekasi,” tuturnya.

 

Ia menjelaskan bahwa program Sister School adalah kemitraan yang dikembangkan oleh sekolah untuk berkolaborasi dengan industri, SMK atau Balai Latihan Kerja (BLK). Tujuannya adalah memberikan life skill kepada siswa SMA yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Kurikulum program  ini difokuskan pada muatan lokal berbasis vokasi, diberikan selama enam bulan hingga satu tahun.

 

“Untuk SMK kan tiga tahun ya, kalo SMA itu cukup enam atau satu tahun disesuaikan dengan life skill yang akan diberikan. Masuknya dalam kurikulum muatan lokal berbasis vokasi,” terangnya.

 

Dia menilai bahwa semua siswa memiliki hak yang sama. Bahkan siswa yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi akan terus didorong melalui pendalaman materi yang disediakan oleh sekolah.

 

“Semua siswa memiliki hak yang sama yang ingin melanjutkan kita dorong dengan sistem pendalam materi, yang tidak ingin melanjutkan kami dorong dengan program ini. Bahkan saya sudah mengusulkan bahwa program kunjungan kampus saat ini bisa dikombinasikan dengan kunjungan industri dan UMKM yang ada di wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi, maupun di luar kota,” jelasnya.

Pihaknya berharap bahwa langkah ini dapat menekan angka pengangguran di kalangan lulusan SMA. Dengan demikian, fokus pada bekerja dan berwirausaha tidak hanya menjadi perhatian siswa tingkat SMK.

“Kami harap ini bisa menekan angka pengangguran dari lulusan SMA. Karena jika tidak ada langkah seperti ini, siswa lulusan SMA yang tidak melanjutkan kuliah akan cukup sulit mencari pekerjaan, sesuai dengan kemauan perusahaan maupun industri,” pungkasnya. (dew)

 

 

 


Solverwp- WordPress Theme and Plugin