Berita Bekasi Nomor Satu

Askab terus Lakukan Sosialisasi AKB

KONGRES BIASA: Pengurus Askab PSSI Bekasi melakukan kongres biasa dengan tetap menjalankan protokol kesehatan menuju Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di Sekretariat Askab PSSI, Komplek Wibawa Mukti, Kecamatan Cikarang Timur, Senin (29/6). DAN/RADAR BEKASI
KONGRES BIASA: Pengurus Askab PSSI Bekasi melakukan kongres biasa dengan tetap menjalankan protokol kesehatan menuju Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di Sekretariat Askab PSSI, Komplek Wibawa Mukti, Kecamatan Cikarang Timur, Senin (29/6). DAN/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Jawa Barat mengakhiri Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada 26 Juni 2020 lalu. Sejalan dengan itu, sejumlah Sekolah Sepak Bola (SSB) dan Klub di Kabupaten Bekasi, mulai kembali menjalankan persiapan pembinaan pesepakbola usia dini.

Selama PSBB berlangsung, seluruh fasilitas olahraga tak boleh digunakan, termasuk lokasi lapangan SSB dan tempat uji kemampuan sentral, yakni Stadion Wibawa Mukti, Kecamatan Cikarng Timur.

Menggeliatnya sepak bola di Kabupaten Bekasi, Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Bekasi melakukan pemanggilan kepada 33 SSB dan klub yang ada di Kabupaten Bekasi, untuk diberikan pengarahan protokoler kesehatan. Askab pun menggandeng Pelatih Nasional (Timnas) Indonesia U-16, Firmansyah untuk memberikan arahan menuju new normal sepak bola di Kabupaten Bekasi.

“Memang betul, di Kabupaten Bekasi geliat sepak bola memang luar biasa. Tetapi, yang saya tangkap dari Asprov PSSI Jawa Barat, saat ini, kebanyakan protokoler kesehatan baru diterapkan untuk tingkat klub professional. Mungkin belum secara spesifikasi hingga penerapan ke tingkat SSB di Askab PSSI atau Askot PSSI Bekasi,” ujarnya saat ditemui Radar Bekasi usai bertemu pelatih dan SSB di Kantor Askab PSSI Bekasi, Komplek Wibawa Mukti, Kecamatan Cikarang Timur, Senin (29/6).

Dijelaskan Firmansyah, sejauh ini, standarisasinya yang harus dipegang. Dan untuk SSB yang sudah melaksanakan kegiatan olahraga mesti menjaga kebersihan, juga personil di lapangan saat proses pembinaan yang mesti diperhatikan.

“Jangan sampai ada kerumunan yang melebihi batas yang ditentukan, sekitar 20-30 orang. Bagaimanapun, saya juga menyampaikan untuk ke tingkat SSB di Kabupaten Bekasi agar dirumuskan lagi terkait protokoler kesehatan,” tuturnya.

Firmansyah berharap, agar ada langkah yang konkrit dari Askab atau Askot PSSI Bekasi terkait, karena banyak SSB yang masih bingung penerapan protokoler kesehatan. Yang terpenting, kata dia, untuk protokol kesehatan seperti pemakaian Hand Sanitizer dan dilakukan penyemprotan disinfektan pada pemain dan crew.

“Ini yang harus dipahami juga, mungkin mesti ditempatkan dengan jarak yang jauh dari anak- anak. Orang tua, mesti ikut memantau juga. Jadi untuk saat ini, perlu ada rumusan untuk penerapan new normal bagi SSB, namun saya tegaskan agar pihak Askab segera memutuskan dan bagaimana menyampaikan pada SSB yang ada di Kabupaten Bekasi,” ucapnya.

Bila merujuk pada nasional atau protokoler kesehatan, untuk tim profesional, penerapannya memiliki level.

“Dalam segi bertanding sendiri, bila melihat nasional dengan SSB sangat berbeda. Profesional, ada rapid tes tau tes sweb sebanyak tiga kali dalam sebulan selama menjalani latihan rutin. Lalu, banyak metode latihan yang tidak banyak dirubah, namun ada pembatasan jarak. Bila sudah berjalan dengan baik, dan ini menjadi tantangan menuju new normal dalam sepak bola,” ujar Alamsyah.

Semantar Ketua Askab PSSI Bekasi, Hamun Sutisna menambahkan, penerapan protokoler kesehatan memang perlu disampaikan secara langsung pada tiap pelatih di masing- masing klub.

Untuk pemberitahuan langsung, kata dia, berdasarkan surat nomor 306/jbr/ud/138/VI/2020 tentang sosialisasi kegiatan klub, SSB, akademi dan Persatuan Sepak Bola. Didalamnya, lanjut Hamun, berisikan mengenai pedoman protokoler kesiapan AKB olahraga sepak bola pada masa pandemi Covid-19.

“Asprov juga sudah menyelenggarakan Web Seminar (Webinar)) mengenai protokoler kesehatan. Lalu Askab menindaklanjutinya dengan melaksanakan sosialisasi pada tiap pelatih SSB di Kabupaten Bekasi. Protokoler kesehatan sendiri terus kami matangkan dan terus dipantau dalam aplikasinya ke tiap SSB dan Klub. Kami akan ingatkan betul, agar kedepan-nya, dari sepak bola kesadaran akan kesehatan bisa disampaikan ke masyarakat,” ucap Hamun.

Ia mengaku, semua pelatih dan penggiat SSB dan Klub, siap diberikan pemahaman.

“Untuk saat ini, baru sampai pada tahapan menjalankan latihan. Kalau untuk pertandingan memang belum ada pemberitahuan, dan belum ada protokoler untuk jalan-nya satu pertandingan,” terang Hamun.

Dalam proses pembinaan yang dijalankan, kata Hamun, pihaknya sudah memfokuskan pada persiapan tim bola untuk Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jawa barat 2022. Karena diketahui, untuk tahun 2021 Askab akan menghadapi babak kualifikasi Porda.

“Kami juga sedang mempersiapkan tim Porda. Selebihnya, untuk pembinaan usia dini di masing- masing SSB dan Klub, akan terus dipantau dalam proses penerapan protokoler kesehatan menuju new normal,” pungkasnya. (dan/pms)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin