Berita Bekasi Nomor Satu

Larang Penjualan Jamur Enoki Korsel

MONITOR: Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan pada Distapangtanikan Kota Bekasi, Santi Sukiarti saat melakukan monitor Jamur Enoki di salah satu pasar modern di Kota Bekasi. AHMAD PAIRUDZ/RADAR BEKASI
MONITOR: Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan pada Distapangtanikan Kota Bekasi, Santi Sukiarti saat melakukan monitor Jamur Enoki di salah satu pasar modern di Kota Bekasi. AHMAD PAIRUDZ/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Peredaran jamur enoki asal Korea Selatan (Korsel) di Kota Bekasi turut dipantau menyusul adanya temuan kontaminasi bakteri listeria monocytogenes oleh Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan). Pasalnya, bakteri tersebut berbahaya bagi kesehatan. Gejala yang timbul akibat terinfeksinya bakteri ini dapat bermacam-macam, dari yang ringan hingga berat. Umumnya gejala yang muncul mirip dengan gejala influenza seperti demam, menggigil, nyeri punggung, sakit kepala terkadang disertai mual muntah dan diare.

Adanya temuan tersebut, BKP Kementerian Pertanian meminta pelaku usaha (importir) untuk menarik dan memusnahkan jamur enoki yang beredar di pasar modern maupun pasar tradisional.

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Provinsi Jawa Barat, juga menyurati Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Perikanan (Distapangtanikan) Kota Bekasi untuk melakukan pemantauan ke sejumlah pasar modern dan tradisional serta penarikan jamur impor asal Negeri Ginseng tersebut.

“Ya dengan adanya surat itu kita langsung melakukan pemantauan terhadap sejumlah pasar modern dan tradisional,” ujar Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan pada Distapangtanikan Kota Bekasi, Santi Sukiarti, disela pemantauan pasar modern Summarecon Bekasi, Rabu (1/7).

Dari pemantauan tersebut pihaknya menemukan jamur enoki, namun bukan berasal dari Korea Selatan melainkan dari Negara China. Pihaknya mengaku tak ada penarikan produk untuk jamur enoki asal China karena diklaim tak ditemukan kandungan bakteri. “Kita menemukan jamur enoki tapi bukan dari Korea Selatan, tapi dari China yang di nilai tidak ada bakterinya. Maka tidak kita minta untuk menariknya dan itu masih tetap diperjualbelikan,” ucapanya.

Dari pemantauan dan monitoring di pasar modern Summarecon Bekasi, pihaknya melanjutkan ke sejumlah pasar modern dan tradisional di Kota Bekasi.

“Ini baru monitor yang pertama ya, kita rencanakan monitor ke ritel dan pasar modern serta tradisional. Jamur enoki ini kebanyakan di jual di pasar modern,” jelas dia.

“Dari monitor kita ini, kita tidak bisa memberikan sanksi atau semacamnya. Kita hanya memberikan saran dan himbauan agar tidak diperjualbelikan. Kedepan kita juga akan menunggu interaksi dari pusat terkait jamur enoki ini,” tukasnya.

Di tempat yang sama, Supervisor Fresh, Summarecon Bekasi, Edi Susilo mengatakan, sudah menerima kabar larangan edar jamur enoki asal Korea Selatan. Pihaknya langsung melakukan penarikan supaya tidak dijual kepada konsumen.

“Ya kita langsung tarik setelah dapat kabar itu. Kita juga meminta kepada vendornya agar segera menarik jamur enoki dari area penjualan,” katanya.

Namun ia menjelaskan jamur enoki asal China tetap dijual karena tidak ada temuan kontaminasi bakteri.

“Saya kira dengan adanya kejadian ini penjualan jamur yang ada di kita menurun. Karena konsumen takut jamur enoki yang lain terpapar bakteri, tetapi yang saya tau jamur yang lain aman untuk dikonsumsi,” ujarnya.

Dengan adanya kejadian ini, vendor terkait siap bertanggungjawab apabila terjadi sesuatu.”Kita juga akan bertanggungjawab, sementara kita hanya menyiapkan jamur dari negara lain, kecuali Korea Selatan,” ungkapnya. (pay).


Solverwp- WordPress Theme and Plugin